Bantuan untuk Pengungsi Sinabung
Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)Relawan bekerja sama menyalurkan bantuan kepada pengungsi letusan Gunung Sinabung. Bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi berupa 3 ton beras, 200 karton mi instan vegetarian dan 200 kg kurma.
Setelah lima tahun Gunung Sinabung terbangun dari tidurnya, kali ini merupakan ketiga kalinya Gunung Sinabung erupsi dalam skala besar. Gunung Sinabung pertama kalinya aktif kembali pada tanggal 27 Agustus 2010, dan kedua kalinya di tanggal 13 September 2013, kemudian 25 Juni 2015 ini, merupakan erupsi besar yang ketiga kalinya.
Kamis, 25 Juni 2015, tengah malam terjadi guguran awan panas Gunung Sinabung dengan jarak luncur 3.000 meter - 3.500 meter ke arah timur tenggara dengan tinggi kolom awan mencapai 4.000 meter dan angin bertiup ke arah timur sehingga abu vulkanik turun dan mengguyur kawasan wisata Brastagi. Langit menghitam dan abu terus menerus turun sampai lebih dari 2 jam, sehingga status Gunung Sinabung yang sebelumnya telah diturunkan ke level siaga sekarang naik kembali ke level awas. Meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung menyebabkan banyak warga kembali mengungsi. Hingga 4 Juli 2015, jumlah pengungsi mencapai 10.644 jiwa atau 3.149 kepala keluarga yang terbagi di 10 posko pengungsian. Dari jumlah itu tercatat ada 779 lansia, 76 wanita hamil, 220 orang bayi dan 747 orang balita. Kesepuluh posko penampungan adalah: Posko Jambur Lau Buah Batu Karang, Paroki Gereja Katolik Kabanjahe, Gedung Serba Guna KNPI Kabanjahe, Gedung Serba Guna HKBP Kabanjahe, Jambur Sempajaya, Gudang Jeruk Surbakti, BPPT Jambur Tongkoh, Jambur Korpri, Jambur Tanjung Mbelang, dan GDPI Ndokum Siroga.
Relawan berkumpul di Pendopo Bupati (posko tanggap darurat) sambil memperhatikan maket Gunung Sinabung.
Penyerahan bantuan untuk pengungsi di posko gedung serba guna KNPI Kabanjahe.
Minggu, 5 Juli 2015 pukul 6 pagi, sebanyak 9 orang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Medan berangkat ke Kota Kabanjahe. “Ada pun bantuan yang dibawa adalah 3 ton beras, 200 karton mi instan vegetarian dan 200 kg kurma,” kata Sofjan Tjiawi Shixiong. Kesemua bantuan tersebut dibagikan ke posko Paroki Gereja Katolik dan posko gedung serba guna KNPI Kabanjahe.
Ketika para relawan sampai di Posko pengungsian Gedung serba guna KNPI Kabanjahe, para relawan bersama-sama memindahkan beras, mi instan dan kurma. Kepedulian para relawan ini membuat Nenek Sari Sitepu terharu. Nenek Sari sekarang membesarkan ketiga orang cucu perempuannya bersama anak laki-lakinya di pengungsian. Menantunya meninggal dunia 2 hari setelah melahirkan cucunya. Ia berharap semua warga di pengungsian selalu sehat.
Relawan menghibur para pengungsi dan menghibur Nenek Sari yang sedang memangku cucunya. Sudah lama sekali Nenek Sari meninggalkan rumah mereka di desa Pintu Besi yang berjarak 5 km dari Gunung Sinabung.
Relawan berbincang lansung dengan para pengungsi untuk memberikan semangat dan saling menguatkan.
Pemberian bantuan Tzu Chi kali itu juga bertepatan dengan kunjungan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi ke lokasi pengungsian. Dalam kunjungan tersebut, Wakil Gubernur mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan dalam 2 kategori: jangka panjang dan jangka pendek kepada para warga. “Bantuan jangka pendek meliputi: penyediaan pangan, pendidikan, dan posko kesehatan,” ucapnya. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa bantuan jangka panjang berupa penyediaan tempat tinggal akan diberikan bagi 3.130 kepala kekuarga yang tinggal di radius 7 km. “Apabila tempat tinggal relokasi dan sarana serta prasarananya telah selesai, maka diharapkan warga bisa menempatinya dan tidak lagi kembali ke tempat tinggalnya yang lama karena sangat berbahaya,” tambah Tengku Erry Nuradi.