Bantuan yang Berkelanjutan

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Barisan drumband yang berbaris memasuki arena lalu memainkan lagu Satu Keluarga diiringi isyarat tangan dari para relawan dan guru Tzu Chi memberikan suatu pemandangan yang langka.

Derap barisan dan pukulan drum menarik perhatian saya dan orang-orang yang berada di tengah halaman SMAN Jetis. Halaman itu rindang dengan pohon-pohon yang usianya sudah tahunan. Pagi itu, para tamu sudah duduk di kursi, menghadap panggung sederhana, tapi saya memilih untuk duduk di bangku batu di bawah pohon. Di antara para tamu tampak Drs. H. Idham Samawi, Bupati Bantul, DI Yogyakarta serta relawan dan guru-guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Empat puluh lima siswa memainkan beberapa lagu dalam harmoni alat-alat musik drumband dengan akurasi yang mengagumkan.

Ketika sampai pada lagu Satu Keluarga, para relawan dan guru Tzu Chi berbaris di panggung dan sekitar barisan drumband. Mereka mengiringi lagu itu dengan isyarat tangan. Baru pertama kali saya melihat yang seperti ini. Rupanya ini pula pertanda acara pagi itu dimulai.

Perangkat Lunak Pendidikan
Ketika Tzu Chi membantu pembangunan Sekolah Terpadu Cinta Kasih di Jetis, Bantul beberapa bantuan lanjutan disepakati pula. Pada tanggal 22 Maret 2008, bantuan yang secara simbolis diserahkan adalah komputer dan drumband. Bantuan berupa 1 set alat drumband dan 10 unit komputer diserahkan kepada siswa-siswi SDN Jetis, sementara SMPN Jetis dan SMAN Jetis masing-masing menerima 20 unit komputer. Penyerahan bantuan ini bersamaan dengan pembukaan Olimpiade Sains serta Olahraga Kabupaten Bantul yang memilih tempat di SMA Jetis ini.

Dalam kesempatan itu Tzu Chi juga memperkenalkan budaya celengan bambu. "Marilah kita bangun niat baik para siswa dengan menabungkan sedikit uang jajan mereka. Dengan cara ini, selain mengajarkan mereka untuk hidup lebih hemat dan sehat, juga mendidik mereka menggunakan uang jajan dengan cara yang lebih bermanfaat," ujar Agus Rijanto, relawan yang mewakili Tzu Chi memberikan sambutan. Ia memberikan celengan bambu kepada 6 orang siswa dari SD sampai SMA. Sewaktu saya bertanya pada Putri Ratri Nurpalupi, Kelas XI, IPS, salah satu penerima celengan, tampaknya ia tak memahami maksud pemberian celengan. "Yang saya pahami, pihak Tzu Chi mengajarkan pada kita agar rajin menabung untuk masa depan kita," begitu ia justru menjawab. Tapi setelah saya coba menjelaskan, ia pun merespon, "Dengan konsep ini maka ketika kita yang bisa merasakan (bantuan) ini, maka kita ingin orang lain juga dapat merasakan apa yang? kita dapatkan untuk saat ini."

foto   foto

Ket : - Agus Rijanto, relawan yang mewakili Tzu Chi menyampaikan bahwa Master Cheng Yen sangat
           memperhatikan pendidikan para siswa Yogyakarta pascagempa. Ia juga menggugah niat baik para siswa
           untuk membantu orang lain melalui celengan bambu. (kiri)
         - Pianika menjadi simbol bantuan drumband yang diberikan Tzu Chi kepada SDN Jetis. Hingga kini, Tzu Chi
           masih mendampingi para guru di Sekolah Terpadu Cinta Kasih, Jetis, Bantul. Sebagai sarana pembelajaran
           kepada para siswanya. (kanan)

Sambutan dari Idham Samawi cukup menarik. "Salah satu penyebab terpuruknya bangsa kita ini adalah karena kita lupa ngurus sumber daya manusia. Bangsa yang sedemikian kaya ini harus terpuruk pada hari ini karena tidak punya sumber daya manusia yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkarakter," tegas Idham dalam sambutannya. Ia menyatakan terima kasih dan sangat senang karena Tzu Chi memilih bantuan bidang pendidikan untuk wilayah Jetis, Bantul ini. Sambutan yang hampir sama, sudah pernah saya dengar dari Idham sewaktu peletakan batu pertama Sekolah Terpadu Jetis, sekitar satu setengah tahun lalu. Perhatiannya yang besar terhadap pendidikan cukup melegakan. Idham sendiri mengaku terkesan dengan Tzu Chi yang tidak menghentikan bantuan ketika sekolah sudah berdiri, tapi masih terus-menerus ada bantuan dan perhatian lanjutan. Menurut Idham, salah satu cara mendidik sumber daya yang berakhlak mulia adalah pelajaran budi pekerti. Sedangkan cara lainnya adalah pelajaran agama. Dalam hal ini, istilah "budi pekerti" menjadikan pelajaran nilai-nilai tidak terkotak-kotak seperti dalam pelajaran agama.

Keseimbangan Otak Kanan dan Kiri
Meski penyerahan secara simbolis baru pada tanggal 22 Maret 2008, bantuan yang diberikan Tzu Chi sesungguhnya sudah diterima sekolah-sekolah ini sejak bulan Februari 2008. Misalkan drumband yang sebelumnya sudah digunakan siswa-siswi SDN Jetis untuk melatih lagu-lagu yang mereka tampilkan hari ini. Defina Hatta, siswa kelas V yang memegang bass drum dengan malu-malu bercerita bahwa ia sudah hampir 2 bulan berlatih, namun tidak mengalami kesulitan, padahal ia baru saja belajar. Ia begitu senang bisa bergabung dalam tim sehingga rela pulang lebih sore dibanding teman-temannya yang lain untuk latihan.

foto   foto

Ket : - Para siswa siswi Sekolah Terpadu Cinta Kasih Jetis memiliki bakat seni yang tinggi. Selain bermain
           drumband, mereka juga pandai melukis. Sebuah sketsa di kanvas diserahkan siswa SMAN Jetis kepada
           Idham Samawi, Bupati Bantul dan Agus Rijanto, relawan Tzu Chi.(kiri)
         - Nelly Kosasih, seorang relawan tertarik untuk mengikuti latihan drumband yang dilakukan para siswa SDN
           Jetis untuk mempersiapkan penampilan pada acara penyerahan bantuan keesokan harinya. (kanan)

Cerita Saiful Basri, guru drumband ini cukup mengejutkan. "Kebetulan saya mengajar drumband di 9 sekolahan. Dari 9 sekolah ini, di sini yang terbaik alatnya. Maka dengan alat yang seperti ini akan saya gembleng lagi supaya kemampuan anak-anak menyesuaikan dengan alatnya," katanya pada saya seusai acara penyerahan bantuan. Belajar drumband ternyata dapat memberi banyak manfaat. Para siswa bisa belajar disiplin karena mereka harus bermain dalam satu tim yang mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, latihan drumband juga membuat badan sehat, perasaan senang serta dapat melatih keseimbangan otak kiri dan kanan. Tak heran, drumband menjadi ekstrakurikuler yang paling diminati siswa-siswi SDN Jetis. Saiful bersemangat dan ingin agar tim drumband dari SDN Jetis dapat juga tampil di sekolah-sekolah lainnya.

 

Artikel Terkait

Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua

Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua

29 April 2011 Minggu 10 April 2011, ada beberapa relawan yang baru pertama kali ikut kegiatan ini. Mereka begitu terharu melihat keadaan Gan En Hu (keluarga penerima bantuan) yang hidup di bawah garis kemiskinan, sekaligus juga merasa sangat bersyukur atas keadaan mereka sendiri saat ini.
Terima Kasih Mama

Terima Kasih Mama

29 Mei 2023

Relawan komunitas He Qi Utara 1 bersama relawan Pelestarian Lingkungan (Lao Pu sa) Grisenda berkunjung ke Senior Club Indonesia Pantai Indah Kapuk (PIK) Penjaringan, Jakarta Utara untuk menjalani perayaan Waisak 2023.

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -