Bara di Sabtu Siang

Jurnalis : Dewi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Anas (Tzu Chi Batam)
 

fotoPenerima bantuan adalah orang tempat menaruh rasa syukur. Maka setelah membagikan bantuan relawan Tzu Chi tak lupa berucap syukur.

“Habis, semua barang dagangan, tiga buah mesin jahit, uang tunai dan semua isi rumah. Harta yang tertinggal hanya baju yang melekat di badan ini, dan surat penting yang sempat diselamatkan oleh isteri saya. Rumah kami hanya berjarak tiga rumah dari sumber api, jadi hanya dalam 10 menit api sudah menghanguskan rumah kami,” kata Ismail salah satu korban kebakaran. Saat kejadian Ismail sedang bekerja. Di rumah yang juga berfungsi sebagai warung hanya ditunggui oleh isterinya, sedangkan dua orang anaknya sedang sekolah.

Hari itu, Sabtu 26 Februari sekitar pukul 11.00 WIB, terjadi kebakaran di Kampung Manado, Seraya Bawah. Kebakaran cepat meluas karena sebagian besar bangunan rumah warga terbuat dari triplek dan letak rumah saling berdempetan. Kebakaran hari Sabtu itu menghanguskan 73 rumah dan menyebabkan 336 orang kehilangan tempat tinggal. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.

Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Batam mengunjungi lokasi keesokan paginya. Api sudah padam. Yang tersisa adalah puing-puing yang menghitam. Posko sudah dibentuk dan tenda sudah dibangun oleh Dinas Sosial dan Palang Merah Indonesia. Sebagian warga yang tidak mempunyai sanak saudara atau tidak mempunyai tempat tinggal sementara, ditampung di tenda darurat. Sumbangan juga mulai berdatangan. Atas upaya warga setempat yang rumahnya selamat, mereka membuka dapur umum.

Setelah mengumpulkan data dari RT/RW, Tim Tanggap Darurat segera mengadakan rapat, dan memutuskan untuk memberikan dana santunan berupa uang tunai, dengan pertimbangan agar bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan, dan seragam SD, SMP, dan SMA bagi anak-anak yang baju seragamnya hangus dilalap api.

foto  foto

Keterangan :

  • Kebakaran yang menyisakan puing-puing membuat warga Kampung Manado Seraya Bawah kehilangan harta benda. (kiri)
  • Relawan Tzu Chi mempersiapkan dana santunan bagi para keluarga yang menjadi korban kebakaran. (kanan)

Senin, 28 Februari 2011, sekitar jam 15.30, sebanyak 25 relawan berkumpul di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Batam. Paket baju sekolah dengan sepatu dan kaos kaki sudah dibungkus rapi dan diberi nama sesuai dengan ukuran baju yang diberikan oleh orang tua masing-masing anak. Tepat pukul 16.00, rombongan berangkat ke lokasi kebakaran, dan di posko sudah menunggu aparat setempat, sedangkan di tengah lapangan sudah berkumpul para warga Kampung Manado Seraya Bawah.

Relawan segera berdiri membentuk jalur, supaya warga yang namanya dipanggil bisa leluasa berjalan ke meja tempat bantuan dibagikan.

Di sisi lapangan lainnya, terlihat beberapa orang relawan mengumpulkan anak-anak dan diminta untuk berbaris rapi. Kemudian namanya dipanggil satu persatu untuk menerima paket baju seragam sekolah. Sebanyak 84 stel pakaian dan 42 pasang sepatu lengkap dengan kaos kakinya dibagikan kepada 42 orang anak.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain membagikan bantuan relawan juga mengajak warga untuk mengumpulkan sampah daur ulang. (kiri)
  • Warga penuh antusias ikut mengumpulkan plastik bekas kemasan air minum mineral untuk didaur ulang. (kanan)

Di sekitar lapangan maupun di sekitar tenda, berserakan botol-botol bekas minuman yang dibuang. Relawan mengajak warga untuk mengumpulkannya sebagai barang-barang yang bisa didaur ulang. Relawan menceritakan manfaat dari kegiatan ini, yang mana selain bisa dijadikan uang, juga merupakan upaya turut menyelamatkan bumi ini. Warga terlihat antusias mengikuti ajakan itu. Setelah mengumpulkan botol-botol bekas, relawan mengajak mereka membersihkan tempelan kertas plastik yang masih melekat di botol botol tersebut. Kemudian relawan membawa pulang 4 kantong besar botol plastik yang siap didaur ulang.

Sebelum relawan berangkat pulang, terlebih dahulu mereka memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga, sambil mengajak warga untuk turut serta. Dengan wajah gembira, tangan warga mencoba mengikuti gerakan tangan relawan. Sambil melambai-lambaikan tangan untuk berpamitan, warga berkata, ”Kalian baik sekali, terima kasih banyak. Bantuan yang kami terima sangat bermanfaat.  Kalian juga sudah menghibur kami. Kami akan tabah menghadapi cobaan ini.”

  
 

Artikel Terkait

Ikhlas dari Hati

Ikhlas dari Hati

02 Agustus 2010
M Tobing dan keluarga tidak menaruh dendam ataupun menuntut lebih kepada si pelaku. Mereka bahkan memaafkan si pelaku dan berharap anak mereka Mayanti yang terbaring kritis di ruang gawat darurat dapat segera siuman.
Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali

Menyadari Berkah, Menghargai Berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali

15 September 2014 Tema pada kamp ini adalah menyadari berkah, menghargai berkah dan menciptakan berkah kembali, dimana kita selalu belajar bersyukur atas berkah yang telah kita miliki serta menciptakan berkah kembali untuk semua mahkluk.
Ratusan Anak Panti Berbuka Puasa Bersama di Kantor Tzu Chi Makassar

Ratusan Anak Panti Berbuka Puasa Bersama di Kantor Tzu Chi Makassar

28 Mei 2018
Tak terasa puasa sudah memasuki 10 hari yang kedua di bulan Ramadan. Momen ini dimanfaatkan para relawan Tzu Chi Makassar dengan menggelar acara buka puasa bersama anak-anak panti asuhan di sekitar Kota Makassar. Buka puasa ini digelar di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar, Jl Ahmad Yani, Sabtu (26/5).
Tak terasa puasa sudah memasuki 10 hari yang kedua di bulan Ramadan. Momen ini dimanfaatkan para relawan Tzu Chi Makassar dengan menggelar acara buka puasa bersama anak-anak panti asuhan di sekitar Kota Makassar. Buka puasa ini digelar di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar, Jl Ahmad Yani, Sabtu (26/5).
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -