Bawa Perahu Sampai ke Tujuan
Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
|
| ||
“Xing Yuan” adalah lagu tema Peresmian Aula Jing Si yang dinyanyikan dalam Bahasa Mandarin. Iramanya cepat, nadanya menghentak dinyanyikan kuat nan bersemangat, terkadang diselingi dengan alunan yang lembut. Syairnya mempunyai makna yang begitu mendalam, menceritakan tentang kegigihan Mahabhiksu Jian Zhen melewati berbagai rintangan untuk mencapai tujuannya mengarungi lautan ke negeri seberang. Lagu ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, terlebih bagi yang tidak menguasai Bahasa Mandarin. Namun, bagai Mahabhiksu Jian Zhen, para insan Tzu Chi pantang menyerah menghafal dan berlatih lagu ini untuk dikumandangkan pada tanggal 7 Oktober nanti. Di aula lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, para guru dari berbagai jenjang pendidikan berkumpul bersama untuk berlatih menyanyikan lagu ini. Dengan dibina oleh seorang relawan komite, Bao Ping Shijie, setiap orang tanpa terkecuali kelihatan bersemangat dalam berlatih, salah satunya adalah Indhiyah Purmanisari. Ketika guru lain masih berkutat dengan teks lagu, ia sudah hafal di luar kepala. Sambil bernyanyi, ia mengepalkan tangan di depan dada dan mengayun-ayunkannya dengan mantap seturut irama, menjiwai setiap kata yang dinyanyikan. “Guru-guru memang baru mulai latihan selama tiga hari ini, tapi sebelumnya saya sudah pernah belajar di gathering relawan He Qi Barat,” aku Indhiyah yang sehari-hari mengajar mata pelajaran Mandarin untuk siswa/i SD. “Guru-guru lain (yang tidak menguasai Bahasa Mandarin) awalnya merasa kesulitan karena tidak bisa pengucapan Mandarin. Sayapun merasa susah karena dinamis-nya (kencang-pelan) lagu ini. Meski susah, tapi harus sering latihan.”
Keterangan :
Lagu inipun membawa sebuah pencerahan tersendiri bagi Indhiyah, “Jadi lebih semangat. Lagu ini mengajarkan supaya tidak gampang menyerah dan keukeuh sama tujuan kita. Sebagai guru, kita jadi semangat untuk mengajar murid-murid kita. Murid-murid beda karakter, penanganannya pasti beda-beda. Kita ga boleh gampang menyerah, harus terus berjuang,” ujarnya. Meski baru beberapa bulan bergabung dalam jajaran guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Indhiyah merasa dirinya adalah bagian dari keluarga besar Tzu Chi dan merasa bertanggung jawab atas “rumah” sendiri yang akan diresmikan 7 Oktober nanti. “Merasa excited (sangat bersemangat), meski saya masih baru di sini. Saya bangga bisa menjadi tuan rumah, menyambut tamu-tamu dari luar negeri yang akan datang nantinya. Saya berusaha menjadi tuan rumah yang baik,” ucapnya mantap. Dyah Widayati, direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, mengungkapkan pentingnya bagi para guru untuk berlatih lagu ini sebaik-baiknya dan turut serta dalam rangkaian acara peresmian Aula Jing Si, “Ini tugas dan tanggung jawab kita semua. Kita harus bawa perahu ini sampai ke tujuan,” tegasnya. “Meski berulang kali mengalami rintangan dari masa ke masa, langkah kaki tak pernah terhenti.” Meneladani keteguhan Mahabhiksu Jian Zhen, meski jalan yang ditempuh tidaklah mudah, tapi setiap insan Tzu Chi yakin bahwa kerja keras dan kegigihan akan membuahkan hasil yang baik pada 7 Oktober nanti. | |||