Bazar Amal Tzu Chi: Menggarap Ladang Berkah Bersama
Jurnalis : Riana Astuti, Fotografer : Agus D.S(He Qi Barat), Joe Suati(He Qi Utara), Rianto Budiman(He Qi Pusat), Riana AstutiPengunjung yang datang memadati lokasi bazaar Amal Tzu Chi. Pengunjung pun berburu barang keperluan mereka selain itu mereka mencicipi makanan vegetarian.
Bila sebagian orang menghabiskan akhir pekannya dengan berkumpul bersama keluarga ke tempat-tempat hiburan serta merogoh kocek yang dalam hanya untuk sekadar bersenang-senang sesaat, momen liburan semacam itu adalah lumrah dilaksanakan. Tapi, jika kita menggunakan waktu libur kita untuk aktivitas beramal sambil berkumpul bersama keluarga mencicipi aneka makanan vegetarian, tentu ini menjadi aktivitas yang jarang ditemui. Kesempatan ini bisa Anda temui di kegiatan Bazar Vegetarian yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang diadakan pada tanggal 25-26 Oktober 2014. Bazar ini dapat dijadikan momentum berkumpul bersama keluarga dan bisa mendidik buah hati untuk ikut belajar bersumbangsih, pasalnya hasil penjualan barang akan disalurkan untuk membangun Rumah Sakit Tzu Chi Indonesia.
Ada 208 stan yang dibuka. Bazar ini menjual aneka makanan khas daerah-daerah di Indonesia. Selain aneka makanan vegetarian, dalam bazar ini juga tersedia produk-produk lainnya, seperti pakaian, sembako, kerajinan tangan, perlengkapan kantor, peralatan rumah tangga, serta stan DAAI TV yang menawarkan untuk foto both (foto langsung jadi).
Rio dan Santi merupakan pengunjung yang membeli barang yang akan disumbangkan kembali untuk karyawan kantornya. Senyum bahagia tampak di wajah keluarga kecil ini.
Pengunjung yang datang memadati areal bazar. Rata-rata pengunjung membawa serta keluarga mereka. Tak tanggung-tanggung mereka pun membeli keperluan rumah tangga dan mencicipi makanan yang dijual. Pada bazar vegetarian yang digelar ini aksi untuk berbuat baik pada sesama ini mendapat sambutan hangat pengunjung, “Saya senang dengan diadakannya bazar ini, sebab rasa untuk berbuat kebaikan semakin meningkat. Dilihat dari dana hasil penjualan barang bazar ini yang akan digunakan untuk pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi,” ungkap Rio salah seorang pengunjung. Rio bersama istri dan anaknya datang dari rumahnya di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur untuk membeli sembako. Barang yang telah dibeli akan dibagikan ke para karyawan di kantornya yang membutuhkan. Hal senada dirasakan oleh Katon dan Atin. Pengunjung dari Kramat Jati, Jakarta Timur ini berangkat pukul 08.00 WIB dari rumahnya. Pasangan suami-istri ini memang kerap menyisihkan uang gaji mereka tiap bulan untuk membantu anak yatim dan warga sekitar rumah yang kurang mampu.
Awalnya Katon dan Atin mengetahui bazar vegetarian ini dari salah seorang teman mereka. Ketika mendengar perihal tersebut Katon langsung menukarkan uang dengan kupon bazar. Sambil menghabiskan waktu libur mereka dengan beramal. “Bazar ini sangat baik sekali, karena dengan adanya acara ini kebaikan dapat diperoleh. Kupon yang ditukarkan bisa membantu pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi. Barang telah kami beli untuk keperluan pribadi dan sebqagian besar seperti sembako akan disumbangkan untuk anak yatim piatu dan warga kurang mampu di sekitar rumah. Selagi kami masih dapat membantu sesama, kami tidak memperhitungkan apapun,” papar Katon. Katon dan Atin pun mencicipi beragam panganan vegetarian di bazar ini.
Mari Elka Pangestu sangat terkesan dengan acara bazar vegetarian Tzu Chi. Dalam acara ini dapat disaksikan bahwa integrasi antar elemen masyarakat terwujud untuk memberikan bantuan.
Waktu yang berlalu berhasil menghanyutkan suasana riuh di bazar vegetarian, barang yang dijual laris dibeli. Diantara padatnya pengunjung, hadir pula Mari Elka Pangestu, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Dalam kunjungannya ke Tzu Chi Mari Elka Pangestu sangat senang bahwa kegiatan amal yang diadakan di Tzu Chi merupakan kegiatan mulia yang dapat memberikan dampak baik bagi orang banyak. “Kegiatan bazar ini sangat luar biasa, karena mulai dari pimpinannya semua turun tangan untuk menjadi relawan, itu sesuatu yang mengharukan. Belum lagi relawan yang hadir datang dari mana-mana, ada dari Biak, Sulawesi, dan mereka semua datang dengan biaya sendiri untuk juga menyumbang dan menjual apa yang mereka hasilkan, tapi hasilnya untuk amal, jadi ini luar biasa,” tukasnya.
Mari E. Pangestu pun berpendapat bahwa pembangunan rumah sakit yang ingin dibangun merupakan sebuah upaya yang dapat membantu masyarakat kurang mampu. Terlebih rumah sakit ini akan melayani beberapa penyakit seperti sumsum tulang. Mari E. Pangestu pun merasa bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi memiliki niat tulus yang diwujudkan dengan mengadakan bazar vegetarian yang di dalamnya terdapat tujuan mulia yakni beramal. Disamping itu lewat kegiatan ini dapat memperkenalkan khazanah budaya bangsa melalui pangan yang dijual dari beragam daerah.
Keluarga Tung membawa serta karyawannya untuk menggoreng dan mengadoni cakwe. Lebih dari 500 cakwe siap dijual di bazar vegetarian dan amal Tzu Chi.
Setelah dibantu, salah satu anak perempuan dari keluarga Tung (Bikim) mendonasikan uang per bulan melalui Tzu Chi. Tidak hanya itu, Widi adik dari Bikim yang membuka usaha cakwe di bilangan Jakarta Pusat pun ikut membantu dalam kegiatan baksos Tzu Chi. Pada saat bazar vegetarian diadakan relawan Tzu Chi dari He Qi pusat mengajak Keluarga Tung untuk ikut serta dalam kegiatan amal tersebut dengan menjual cakwenya. “Seminggu sebelumnya relawan mengajak Widi, untuk ikut dalam bazar ini. Tanpa pikir panjang ia pun langsung setuju,” imbuh Acan Shijie.
Pada hari pertama bazar Widi membawa 500 cakwe. Ia ditemani oleh Bikim, kakaknya, dan Kim Chu, adiknya. Cakwe dijual habis tak tersisa. Cakwe keluarga Tung ini memiliki tekstur lembut dan garing setelah digoreng. Rasanya pun berbeda dengan cakwe lainnya. Di hari berikutnya Widi membuat lebih dari 500 cakwe. “Pada hari ini kami membawa lebih dari 500 cakwe. Sekarang kami mengadoni dan menggoreng di sini. Kami pun membawa 5 orang karyawan untuk membantu,” ujar Bikim. Kim Chu yang menikah dengan Bok Cui yang merupakan keturunan Marga Tung memiliki 12 anak. Dari 12 anak tersebut 10 diantaranya berdagang cakwe dan lainnya membuka usaha lain. Kecintaannya terhadap cakwe membawa berkah sendiri. Mereka pun menjalankan pesan leluhur mereka dengan menjaga rasa dan resep yang sudah diramu sejak tahun 1951. Berkah lainnya didapat dengan berhasilnya keluarga mereka pada saat menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Mereka bahagia bisa berpartisipasi dalam kegiatan bazar ini karena berarti turut membantu pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi. “Ikut kegiatan ini merupakan upaya untuk beramal. Kami pun tidak memikirkan untung rugi. Biar kami membantu mereka yang kekurangan. Tzu Chi sudah banyak membantu sesama dan kami pun juga mau membantu untuk meringankan beban orang lain,” jelas Bikim.