Bazar Amal Tzu Chi, Sukacita dalam Kebajikan

Jurnalis : Stefan Weenardi, Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Relawan Tzu Chi Pekanbaru

Salah satu relawan Tzu Chi (Kui Lan shijie) tengah menyuapi pengunjung yang ingin mencicipi makanan.

Malam Pergantian Tahun atau dikenal dengan "Old & New" selalu identik sebagai perayaan dan ajang kumpul bersama sambil barbeque. Untuk sebagian kalangan usia perayaan tersebut dijadikan pesta hura-hura dan pesta kembang api guna menghiasi langir di tengah kegelapan malam menjelang detik-detik pergantian tahun.  Bila ditelaah lebih jauh, berapa banyak biaya-biaya yang mesti dihamburkan dan berapa nyawa hewan seperti ayam, kambing, udang, kodok yang menjadi korban demi memenuhi nafsu keinginan untuk melalukan pesta barbeque, kemudian menikmati tusukan demi tusuk sate sambil menunggu waktu pergantian tahun tiba. Kalaulah langit dan bulan bisa ngomong, tentulah sudah terbatuk-batuk dengan kepulan-kepulan asap dari kembang api  dan pembakaran dari pesta barbeque yang diadakan.

Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Pekanbaru mencoba mengubah konsep di atas menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan dengan mengisi pergantian tahun dengan kegiatan Bazar Vegetarian. Ide jitu itu digagas oleh Tzu Ching Pekanbaru, acara yang diadakan di halaman Kantor Tzu Chi pada tanggal 31 Desember 2014, dimulai pukul 4 sore hingga pukul 9 malam. Hidup bervegetaris dapat mengembangkan cintakasih kepada semua makhluk dan menyelamatkan mereka dari pembantaian massal untuk memenuhi nafsu keinginan manusia sesaat. Prayogo, sebagai salah satu mahasiswa kedokteran di Universitas Riau (UNRI) juga menerangkan sisi positif dari bervegetaris. “Dengan mengkonsumsi makanan vegetarian maka tubuh memiliki serat yang bisa membantu dalam proses pembuangan, begitu juga mengurangi kadar kolesterol yang ada di dalam tubuh” terang Prayogo.

Pengunjung memadati bazar, Tzu Chi Pekanbaru untuk pertama kalinya mengadakan Bazar Amal Vegetarian di malam penggantian tahun.

Selain pesta kembang api dan mercon yang dilepaskan ke langit tidak ketinggalan untuk melepaskan lampion terbang. Melepaskan lampion dipercaya bahwa segala doa dan harapan di tahun baru dapat terwujud. Namun kerap kali kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya hal tersebut sangat berbahaya. Selain tidak ramah lingkungan, melepaskan lampion juga dapat membahayakan nyawa. Demi mengubah konsep pandangan yang benar dan bijaksana, di malam pergantian tahun 2014 ini relawan maupun pengunjung berkempatan melepaskan lampion elektrik yang disebut dengan e-wish. Aplikasi e-wish diinstal ke smartphone dan dikoneksikan ke komputer dan layar proyektor besar. Layar proyektor yang didesign seperti layar tancap, memberikan kesan nyata layaknya melepaskan lampion sungguhan ke langit. Electric Lantern Wish tidak membahayakan dan tidak mencemari lingkungan. Walaupun cuaca sempat sedikit kurang bersahabat, namun kegiatan ini dilakukan dengan penuh antusias dan saling bahu membahu. Relawan pun bersumbangsih dengan sukacita sehingga bazar yang baru pertama kali diadakan oleh Tzu Chi Pekanbaru ini berjalan dengan lancar.

Lampion e-wish telah diinstall dan siap untuk dilepaskan.


Artikel Terkait

Belajar Konsep Relawan Bagi Murid

Belajar Konsep Relawan Bagi Murid

18 Juli 2016

Pada tanggal 18 Juli 2016, sebanyak 175 pemimpin dan guru sekolah Al-Izhar Pondok Labu melakukan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Kunjungan ini terkait dengan salah satu program sekolah tersebut di setiap awal tahun ajaran baru sekolah.

DAAI NIGHT : GREAT LOVE IN HARMONY

DAAI NIGHT : GREAT LOVE IN HARMONY

25 November 2014 Biasanya acara DAAI Night hanya menyajikan pementasan musik dan isyarat tangan. DAAI Night kali ini turut menghadirkan Twilite Orchestra yang digawangi oleh Addie M.S., Twilite Chorus, dan Sastrani Titaranti Dewantara seorang spinto soprano serta Shih Yi Nan.
Memupuk Berkah Secara Bersama

Memupuk Berkah Secara Bersama

15 April 2016
Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan abu putih pertama yang bertempat di kantor Tzu Chi Medan, Komplek Cemara Asri, Medan pada tanggal 10 April 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 113 peserta.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -