Sekitar pukul 05.00 WIB, sebanyak 28 relawan Tzu Chi sudah tiba di Depo Daur Ulang untuk mulai memasak 100 Paket Bacang Vegetarian.
Pada tradisi Tionghoa, Zongzi (Bacang) dimakan selama Dragon Boat Festival (Duanwujie). Ini jatuh pada hari kelima bulan kelima penanggalan kalender lunar (sekitar akhir Mei hingga pertengahan Juni). Zongzi atau Bacang adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan dengan berbagai isian yang berbeda, dan dibungkus dengan daun bambu, atau daun datar besar lainnya. Pada dasarnya, setiap daun yang digunakan akan memberikan aroma dan rasa yang unik pada nasi.
Untuk memeriahkan perayaan ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Rabu, 1 Juni 2022, mengadakan Bazar Nyonya Bacang Vegetarian dengan sistem dengan Pre-Order (PO) dari jauh-jauh hari sebelumnya. Langit yang gelap, matahari belum terbit, sekitar pukul 05.00 WIB, sebanyak 28 relawan Tzu Chi sudah tiba di Depo Daur Ulang untuk mulai memasak 100 Paket Bacang Vegetarian.
Tampak Susanty sedang mempersiapkan bahan-bahan mentah Bacang Vegetarian.
Sukmawati (kanan) berharap kegiatan bazar Bacang Vegetarian ini bisa mengajak lebih banyak orang untuk bervegetaris.
Salah satunya Sukmawati (52) Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Ia berharap kegiatan ini bisa mengajak lebih banyak orang untuk bervegetaris.
“Kegiatan ini seperti tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan pandemi jadi kita tidak bisa diadakan, jadi tahun ini sudah mulai endemi. Ini Festival Bacang yang biasanya dirayakan pada lunar bulan 5. Jadi paket yang kita siapkan itu sebanyak 100 paket yang dalamnya berisi 6 biji Bacang Vegetarian,” ungkapnya.
Kegiatan ini, tambah Sukmawati, ia juga ingin mewariskan budaya Tionghoa, mengajak orang untuk bervegetaris seperti yang diajarkan Master Cheng Yen kepada murid-muridnya, dan keuntungan dana bacang ini untuk pembangunan kantor Tzu Chi Karimun nantinya.
Indra Wijaya yang ahli membungkus bacang, ia belajar hal ini dari sang nenek.
Sementara itu, Indra Wijaya (25) relawan asal Kelurahan Buru, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. Sejak kecil ia sudah diajarkan sang nenek membungkus bacang sehingga pada kegiatan ini keahlian tersebut dapat ia aplikasikan untuk membantu relawan dalam membungkus bacang. Untuk mengikuti kegiatan ini ia harus menyeberangi laut dari pulau tempat tinggalnya ke Karimun dengan menggunakan speedboat. Waktu tempuh dari Pulau Buru ke Karimun kurang lebih 30 menit.
“Pertama, bisa kumpul-kumpul bersama relawan. Kedua, kita juga bisa mejalin jodoh dengan orang yang beli. Kalau untuk buat bacang saya masih belum terlalu bisa, masih dalam tahapan belajar. Sejak kecil saya sudah ikut nenek bungkus bacang, jadi pada kegiatan ini saya bisa bantu-bantu relawan dalam membungkus bacang,” ucapnya.
Kho Ania sangat bersukacita pada kegiatan ini karena di usianya yang sudah 74 tahun masih bisa bersumbangsih.
Kho Ania (74) relawan komite yang mengikuti kegiatan Bazar Nyonya Bacang Vegetarian sangat berterima kasih kepada Master Cheng Yen yang mendirikan Tzu Chi sehingga di usia lanjutnya masih bisa bersumbangsih walaupun sudah susah dalam melakukan pergerakan yang masif.
“Saya paling senang bisa ikut kegiatan Bacang Vegetarian, saya sendiri suka bungkus bacang. Saya sangat terima kasih kepada Master Cheng Yen yang mendirikan Tzu Chi sehingga saya bisa menggarap ladang berkah disini,” tuturnya.
Kho Ania juga bercerita, jalinan jodohnya dengan Tzu Chi sudah terjalin selama 10 tahun lebih. Sekarang usianya sepuh, kaki juga susah bergerak. Untuk kegiatan ringan di Tzu Chi ia masih bisa mengikuti, apalagi dalam kegiatan ini, memasak adalah hobinya.
“Walaupun saya sudah berumur, saya akan selalu mengikuti jejak Master Cheng Yen hingga akhir nafas saya,” tambahnya.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “Bervegetarian dapat membina ketahanan fisik, kewelasasihan dan kebijaksanaan.”
Editor: Khusnul Khotimah