Bazar Nyonya Bacang Vegetarian

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Sejak pukul 08.30 WIB, sebanyak 23 relawan sudah tiba di Depo Daur Ulang Karimun untuk mempersiapkan bahan-bahan dalam membungkus dan memasak 92 paket Bacang Vegetarian dan 61 paket Kee Chang.

Pada tradisi Tionghoa, Zongzi (Bacang) dimakan selama Dragon Boat Festival (Duan Wu Jie). Ini jatuh pada hari kelima bulan kelima penanggalan kalender lunar (sekitar akhir Mei hingga pertengahan Juni). Zongzi atau Bacang adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan dengan berbagai isian yang berbeda, dan dibungkus dengan daun bambu, atau daun datar besar lainnya. Pada dasarnya, setiap daun yang digunakan akan memberikan aroma dan rasa yang unik pada nasi.

Untuk memeriahkan perayaan ini, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Selasa, 20 Juni 2023, mengadakan Bazar Nyonya Bacang Vegetarian dengan sistem dengan Pre-Order (PO) dari jauh-jauh hari sebelumnya. Harga paket Nyonya Bacang Vegetarian yang berisi 6 buah dibanderol dengan harga Rp 200.000, dan untuk harga paket Kee Chang yang berisi 10 buah dibanderol dengan harga Rp 50.000.

Sejak pagi mulai dari jam 08.30 WIB, sebanyak 23 relawan Tzu Chi sudah tiba di Depo Daur Ulang Karimun untuk mempersiapkan bahan-bahan dalam membungkus dan memasak 92 paket Bacang Vegetarian dan 61 paket Kee Chang. Dalam upaya melestarikan tradisi Festival Bacang yang telah diwariskan oleh leluhur secara turun-temurun, tiap tahunnya, Sukmawati (51) Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun selalu mengajak para relawan bersama-sama memeriahkannya dengan mengadakan Bazar Bacang Vegetarian.

“Ini kan Duan Wu Jie (Festival Bacang), kegiatan ini juga sebagai bentuk upaya melestarikan tradisi. Awal mula kegiatan Bazar Bacang Vegetarian itu sudah kita lakukan pada tahun 2011, sebelum meresmikan kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Setiap tahunnya kita pasti mengadakan kegiatan ini kecuali kemarin pas ada pandemi (Covid-19) sempat ditiadakan,” ungkapnya.

Untuk membungkus bacang menjadi bentuk limas segitiga beraturan, para relawan yang harus berkonsetrasi saat melipat setiap lekukkan daun agar bisa tertutup rapat.


Terlihat dua orang relawan komite Kartono dan Ah Kiong mengangkat rebusan bacang yang telah matang.

Untuk membungkus bacang menjadi bentuk limas segitiga beraturan, para relawan yang bertugas di bagian ini harus berkonsentrasi saat melipat setiap lekukan daun agar bisa tertutup rapat sehingga saat memasak, buliran berasnya tidak jatuh keluar dari bungkusan bacang yang menghasilkan bacang yang tidak sempurna ataupun pecah.

Umumnya, perempuan lebih ahli dan berminat dalam melakukan pekerjaan lembut ini. Pada kegiatan ini Kuswan (55) seorang relawan pria terlihat sangat terampil dalam melipat bungkusan bacang. Sejak kecil ia sudah mengasah keterampilan ini dengan melihat ibunya dalam membungkus bacang saat merayakan Festival Bacang. Dengan penuh semangat ia bersama para relawan membungkus bacang dari pagi hingga sore hari.

“Saya bisa bungkus bacang karena waktu kecil sering lihat mama bungkus, dari situ saya belajar bungkus bacang. Ini pertama kali saya mengikut kegiatan ini, mumpung lagi libur jadi saya datang membantu. Dari pagi saya sudah mulai bungkus kee chang, tangan saya saja sudah keriput karena terkena air dari kee changnya. Sekarang ada satu periuk kee chang yang saya bungkus sedang dimasak. Ini saya masih lanjut bungkus bacang, sudah 4 paket sudah selesai saya bungkus” ungkapnya.

Setiap tahunnya, Sukmawati (51) Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun selalu mengajak para relawan untuk bersama-sama memeriahkannya dengan mengadakan Bazar Bacang Vegetarian.


Kuswan  terlihat sangat terampil melipat bungkusan bacang.


Sebanyak 92 paket Bacang Vegetarian dan 61 paket Kee Chang berhasil dimasak para relawan. 

Hasil dari penjualan Bazar Nyonya Chang Vegetarian akan disalurkan untuk pembangunan Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Sukmawati berharap setelah pembangunan rampung bisa memudahkan relawan dalam melakukan kegiatan Tzu Chi.

“Benar-benar ini sebuah kegiatan yang perlu kerjasama semua orang, dari semua bagian. Dari awal persiapan sampai selesai itu benar-benar harus ada kerjasamanya. Kalau tidak ada kerjasama itu akan sangat sulit sebuah kegiatan bisa berjalan dengan baik. Hasil dari penjualan ini akan disalurkan untuk pembangunan Kantor Tzu Chi. Saya berharap nantinya kalau sudah memiliki kantor baru bisa memudahkan kita dalam melakukan kegiatan karena tidak perlu memindah atau membongkar barang lagi,” ungkapnya.

Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “Vegetarian artinya tidak memakan daging dan sila artinya aturan, jadi selain harus menyayangi kehidupan sendiri, terlebih lagi harus menghormati kehidupan segala makhluk.”

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bazar Bacang Vegetarian

Bazar Bacang Vegetarian

24 Juni 2020

Hari berganti hari tibalah waktunya bagi etnis Tionghoa untuk merayakan Duan Wu Jie atau Festival Perahu Naga. Untuk memeriahkan tradisi warisan leluhur ini, Tzu Chi Batam mengadakan Penjualan Bacang Vegetarian pada tanggal 19 dan 20 Juni 2020 di Aula Jing Si Batam.

Setiap Hal Harus Disyukuri

Setiap Hal Harus Disyukuri

22 Juni 2015

Pameran Jing Si kali ini memang berbeda karena sekaligus menyambut Festival Bacang yang jatuh pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Lunar. Sehingga, dalam pameran ini, selain menawarkan produk-produk Jing Si, juga ditawarkan bacang vegetarian yang terbuat dari Nasi Jing Si.

Bazar Bacang Vegetarian

Bazar Bacang Vegetarian

01 Juli 2014 Sumbangsih dari relawan semua sangat berarti dalam setiap kegiatan. Sebanyak 289 buah kue bacang terjual. Ada yang langsung datang ke Kantor Penghubung Tzu Chi Bali untuk mengambil bacang, dan bagi yang tidak bisa mengambil sendiri, relawan dengan senang hati mengantar ke rumah yang sudah pesan bacang.
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -