Bazar Reuse, Demi Pelestarian Lingkungan, Lalu untuk Amal

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Aditya Saputra (He Qi Barat 1)


Komunitas relawan Hu Ai CKC, kemarin, Minggu 6 Oktober 2019 mengelar bazar super murah bertajuk bazar reuse di Balai Warga Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. 

“Sepuluh ribu dapat tiga potong. Ya! sepuluh ribu tiga jenis pakaian, tinggal dipilih saja. Ada juga pakaian wanita sepuluh ribuan, ada yang tiga puluh ribu. Harga ini tentu menentukan kualitas!”  seru Eko Rahardjo, relawan Tzu Chi melalui pengeras suara di tengah hiruk pikuk warga yang tengah menyerbu Bazar Reuse di Balai Warga Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Minggu 6 Oktober 2019.

“Saya beli banyak, ada mainan, baju buat anak saya yang kecil, buat kakaknya, buat saya juga ada, tadi mau beli sepatu juga, eh uangnya kehabisan, jadi mau ke ATM dulu. Wah.. harganya sangat murah, terjangkau banget, ha ha ha..” kata Endang Rahayu (37) terkekeh.


Eko Rahardjo, mempromosikan barang-barang melalui pengeras suara di tengah hiruk pikuk warga yang tengah menyerbu bazar.


Endang Rahayu (jilbab merah muda) antusias memilih barang.

Karena harga yang sangat terjangkau dan barang masih sangat layak pakai itulah, bazar bertajuk reuse atau memakai kembali ini dinantikan warga. Sejak pukul 8 pagi warga sudah menunggu dimulainya bazar.

“Tujuannya adalah Re-use. Waktu kita broadcast ke donatur barang, tekadnya adalah kita kan Tzu Chi ya, kita ada 5 R, salah satunya ada reuse. Nah ada barang yang mereka tidak pakai, bingung kan mau dibawa ke mana, mau dibuang sayang, mau disimpan juga memenuhi tempat. Kami ambil barang ini dan mereka berdonasi secara sukarela. Kami jual untuk orang yang butuh, jadi lebih ada  nilainya,” terang Margareth, koordinator acara ini.  


Margareth (dua dari kanan), saat menyampaikan briefing kepada relawan lainnya.


Merry yang kebagian tugas menjual baju dan kemeja pria. 

Barang-barang masih layak pakai ini dikumpulkan oleh Margareth dan tim-nya kurang lebih sembilan hari. Donaturnya sebagian besar adalah relawan Tzu Chi. Hasil penjualan dari bazar reuse ini akan menjadi modal bagi relawan di Komunitas Hu Ai CKC untuk berpartisipasi pada Pekan Amal Tzu Chi 2019 yang akan digelar pada 19-20 Oktober mendatang di Tzu Chi Center PIK, Jakarta Utara. Hu Ai CKC sendiri telah mendapat beberapa stand yang mana merupakan gabungan dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, ada juga RSCK, yang akan menjual makanan, minuman, es krim, serta kebutuhan sehari-hari.

Tak cuma para relawan saja yang menyukseskan acara ini, tujuh siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih juga meramaikan bazar ini. Seperti Merry, kelas 10 IPS 1, yang kebagian tugas menjual baju dan kemeja pria.

“Saya kan memang bawel di sekolah, dari pada saya membuang-buang energi saya untuk yang aneh, mending untuk membantu bazar ini. Saya tuh dapat info dari wali kelas, langsung saya mendaftarkan diri apalagi kan ini untuk kegiatan amal,” kata Merry.


Kualitas barang yang dijual di bazar ini masih layak pakai.


Hasil dari bazar ini nantinya akan dibelikan barang untuk dijual di Pekan Amal Tzu Chi 2019 pada 19-20 Oktober 2019 mendatang.

Melihat warganya antusias membeli barang di bazar ini, Matsani, Ketua RW 017 turut senang. Ia pun membeli dua bantal tamu untuk diletakkan di Pos RW.

“Senang sekali ya melihat warga. Apalagi di hari Minggu, kebetulan warga dengan keluarganya sedang berkumpul, trus ada bazar begini. Untuk harga, sangat membantu warga, saya senang sekali,” pungkasnya.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Bazar Reuse, Demi Pelestarian Lingkungan, Lalu untuk Amal

Bazar Reuse, Demi Pelestarian Lingkungan, Lalu untuk Amal

07 Oktober 2019

“Sepuluh ribu dapat tiga potong. Ya! sepuluh ribu tiga jenis pakaian, tinggal dipilih saja. Ada juga pakaian wanita sepuluh ribuan, ada yang tiga puluh ribu. Harga ini tentu menentukan kualitas!” seru Eko Rahardjo, melalui pengeras suara di tengah hiruk pikuk warga yang tengah menyerbu Bazar Reuse di Balai Warga Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -