Bazar Vegetarian: Team Work yang Solid
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Hadi Pranoto, Juliana Santy, Metta Wulandari, dan Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Bazar vegetarian ini pertama kali diadakan di Aula Jing Si. Sebelum acara resmi dimulai para relawan dan pengunjung sudah mulai memadati tempat diadakannya bazar vegetarian ini. Lebih dari sepuluh ribu pengunjung hadir untuk mencicipi berbagai masakan vegetarian sekaligus sambil berdana. Dapat menikmati makanan sehat sambil berdana, bagaimana bisa? Ya, karena dana penjualan yang terkumpul dalam kegiatan ini akan dialokasikan untuk pembangunan gedung SMP dan SMA Tzu Chi School PIK, Jakarta Utara. Gedung sekolah ini sendiri telah dimulai pembangunannya sejak peletakan batu pertama pada tanggal 22 Maret 2013. Tentu untuk dapat ikut serta bersumbangsih dalam pembangunan sebuah tempat yang dapat memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak juga membuat para relawan turut bersemangat dalam pelaksanaan bazar ini. Sejak kurang lebih sebulan lalu para relawan telah merencanakan apa saja yang akan mereka sediakan dalam bazaar. Tak mau ketinggalan, para staf badan misi dari kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi, DAAI TV, serta guru-guru Sekolah Tzu Chi, dan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pun ikut serta dalam bazar kali ini. Mereka memikirkan berbagai apa yang dapat mereka berikan agar dapat ikut bersumbangsih dalam pengumpulan dana pembangunan sekolah.
Keterangan :
Stan yang Unik dan Menarik Tak hanya dalam bentuk makanan, sumbangsih dalam bentuk karya kreatif juga diberikan oleh staf badan misi yayasan dari Divisi 3 in 1. Mereka mengetahui bahwa memasak makanan bukanlah keahlian mereka, namun "memasak" satu produk kreatif adalah keahlian dari sebagian orang dalam tim tersebut. Mereka menghadirkan sebuah stan foto dengan berbagai desain cover majalah yang mengangkat tema vegetarian, dan para pengunjung yang berfoto dalam stan ini pun dapat membawa berbagai pilihan properti pendukung vegetarian. Selain itu beberapa orang diantaranya pun menyulap tiga buah akuarium yang terdapat di Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang menjadi benda indah yang memiliki nilai jual. Ide ini muncul dari seorang jurnalis yang gemar membuat hasil karya melalui barang daur ulang yaitu Apriyanto, sejak beberapa hari sebelumnya ia dan beberapa teman di tim menyulap akuarium tersebut. Pada saat bazar akuarium tersebut pun diminati pengunjung yang hobi mengoleksi dan memelihara ikan.
Keterangan :
Pada hari itu seluruh staf sibuk berpartisipasi dalam pelaksanaan bazaar, walaupun tampak lelah namun sama seperti relawan lainnya, senyum gembira terpancar diwajah mereka saat semua produk mereka habis terjual . "Senang sekali (melihat sumbangsih semua staf), sebenarnya kenapa dari awal saya minta teman-teman semua untuk aktif adalah yang pertama agar kita dapat menggalang hati dan yang kedua kita dapat menggalang cinta kasih. Kalau kita bicara dari sisi manejemen inilah yang kita sebut team work yang baik, solid, dan saling mendukung semuanya. Ke depannnya kalau untuk yayasan sendiri saya harap teman-teman selalu bisa berkontribusi seperti ini, jadi kita bisa berpikir bahwa kita juga bisa melakukan apa sih untuk yayasan, kita juga bisa melakukan apa sih untuk masyarakat luas," ucap Helena Himawan selaku HRD Manajer Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mampu bersumbangsih bagi masyarakat adalah suatu berkah dan kebahagiaan, seperti yang dikatakan Master Cheng Yen bahwa hal yang paling menenteramkan batin manusia di dalam kehidupan adalah bila ketika memiliki kemampuan berapa pun, ia dengan segera bersumbangsih, memberi manfaat bagi banyak orang, dan menciptakan berkah bagi masyarakat. | |||