Bebenah Rumah di Cilincing
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya
|
| ||
Semua bahan bangunan yang telah dikumpulkan hanya berguna untuk meninggikan lantai rumah, sementara atapnya tidak. Di saat kondisi lingkungan yang semakin tak bersahabat, keberuntungan juga mulai berpaling dari Urbanus. Lima tahun sudah perusahaan perkapalan tempat Urbanus bekerja gulung tikar dan hal itu berujung pada pemutusan hubungan kerja semua karyawannya, termasuk Urbanus. Sejak itu, tulang punggung keluarga sepenuhnya ditanggung oleh Tutik. Rumah layak huni pun kini hanya tinggal impian di benak Urbanus. Kendati demikian, mereka tetap dapat menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan keyakinan. Mereka percaya bahwa Tuhan telah memberikan jalan terbaik bagi mereka. Di tengah kesabaran dan penantian, sebuah harapan datang pada saat Tzu Chi melakukan survei program Bebenah Kampung pada tanggal 27 November 2010 lalu. Relawan yang melakukan survei ketika itu melihat langsung kondisi rumah Urbanus yang masih semi permanen, selalu terendam banjir, dan beratap rendah. Maka Tzu Chi pun kemudian menjadikan rumah Urbanus sebagai salah satu rumah yang akan dibongkar dan kemudian dibangun kembali agar lebih layak, baik, dan sehat.
Keterangan :
Hari itu, Sabtu 26 Maret 2011 adalah proses dimulainya pembongkaran rumah-rumah warga yang masuk dalam program Bebenah Kampung di Cilincing secara simbolis. Saat itu pembongkaran dilakukan oleh relawan Tzu Chi kepada 8 keluarga (KK) dari 40 keluarga yang berada di RW 3 dan 4 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sebagai ungkapan rasa gembiranya, hari itu Urbanus tak henti-hentinya tersenyum dan menyebut kebesaran nama Tuhan. Karena itu, ketika rumahnya sedang dirubuhkan dan genting-gentingnya akan dihancurkan untuk timbunan lantai, Urbanus menolaknya dengan halus. Ia justru berkeinginan untuk menyumbangkan kembali genting-genting yang masih layak itu kepada tetangganya yang masih membutuhkan. ”Saya telah mendapatkan rezeki yang lebih, jadi saya juga mau kasih yang saya miliki kepada yang membutuhkan. Kayu atau genting yang masih bagus biarlah buat mereka,” katanya. Urbanus berkeyakinan bahwa apa yang ia peroleh adalah bagian dari rencana Tuhan. Karenanya ia pun harus melakukan kebaikan sebagai ungkapan rasa syukur. ”Karena rencana Tuhan tak ada yang tahu,” ungkapnya.
Keterangan :
Markum (60) warga RW 10 yang juga mendapatkan bantuan rumah layak huni juga merasakan kebahagiaan yang sama dengan Urbanus Toy. Pasalnya, rumah Markum yang dihuni oleh 9 orang ini, dalam kondisi tidak layak. Menurutnya sebagai pekerja serabutan penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan tidak mencukupi untuk memperbaiki rumah. “Syukur saja ada Tzu Chi yang membantu. Bantuan seperti ini manfaatnya sangat terasa pada kami yang membutuhkan," terangnya. Maka tak heran ketika Yopie mendatangi rumahnya ia mengatakan akan berhenti merokok demi kebaikan dirinya dan ungkapan rasa syukur. Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat Yopie juga mengungkapkan, dalam pembangunan perumahan banyak sekali aspek pendukung yang diperlukan seperti lingkungan dan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, dengan adanya sinergi atau kegotongroyongan dari berbagai pihak seperti Kodam Jaya dan beberapa perusahaan maka program bebenah rumah ini diharapkan akan dapat cepat terealisasi. Menurut Yopie, program bebenah kampung ini sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat pun nantinya dapat meningkat. | |||
Artikel Terkait

Melestarikan Lingkungan dengan Sepenuh Hati dan Sukacita
27 November 2018_edt.jpg)
Kebersamaan Tzu Shao Dalam Melestarikan Lingkungan
31 Maret 2022Dengan menurunnya kasus Covid-19, Tzu Chi Batam mulai mengadakan kelas budi pekerti secara offline. Kelas Budi Pekerti Tzu Shao di Tzu Chi Batam ini diadakan di Posko Daur Ulang Tzu Chi Batam pada 20 Maret 2022.

Bertambahnya Barisan Relawan Tzu Chi di Surabaya
12 Juni 2023Tzu Chi Surabaya mengadakan pelatihan relawan Abu Putih ke-3 di tahun 2023. Pelatihan dengan pemateri Becky Ciang dan Satria Budiardy ini diikuti oleh 53 relawan.