Bebenah Rumah Kamal Muara Tahap 2: Rumah Baru untuk Berlebaran

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Arimami Suryo A.

Apabila Hari Raya Idul Fitri identik dengan baju dan sepatu baru, lima warga Kamal Muara mempunyai berkah dan rezeki yang berlimpah dalam menyambut lebaran di tahun 2022 ini, mereka menerima rumah baru. Jumat, 15 April 2022, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melalui relawan komunitas He Qi Utara 2 meresmikan lima (5) buah rumah melalui program Bebenah Rumah tahap kedua di Kamal Muara, Jakarta Utara. Sukacita warga begitu terasa.

Alhamdulillah Bu... Sudah 40 tahun kami hidup di rumah yang nggak layak. Rombeng kata saya mah. Sampai nggak bisa ngomong apa-apa lihat rumah baru ini. Cuma bisa nangis bahagia,” kata Kartini yang terharu kala membuka rumah barunya bersama relawan Tzu Chi.

Muhammad menggunting pita di rumahnya, tanda rumah barunya sudah resmi dan bisa digunakan. Muhammad merupakan satu dari lima warga penerima bantuan Program Bebenah Rumah tahap kedua di Kamal Muara, Jakarta Utara.

Bagi Kartini, rumah baru ini adalah berkah Ramadan yang untuk memimpikannya saja ia tak berani. Makanya ketika mendapati rumahnya benar-benar dibangun kembali, bukan main kebahagiaan yang ia rasakan.

“Kemarin, sebelum semuanya jadi, saya datang ke sini buat lihat-lihat. Saya menangis, sujud syukur saya Buk di depan wc-nya. Seumur-umur, saya nggak punya wc. Alhamdulillah ya Allah, ini semuanya bagus sekali," lanjutnya menahan air mata bahagia. Kartini mengibaratkan ini adalah rezeki yang katanya sudah tertakar, juga tidak akan tertukar.

Warga berdoa dan bersyukur akhirnya impian mereka untuk menjalani kehidupan di rumah yang layak bisa terwujud.

Joe Riadi, relawan Tzu Chi membantu Kartini dan Muhammad memasang lemari plastic dan beberapa perabotan lain di rumah baru mereka.

Sepanjang tinggal di Kamal Muara, Kartini dan suaminya, Muhammad tak punya tempat yang layak sekalipun untuk tidur. Walaupun ia memanggil bangunan reot yang mereka tinggali dengan sebutan rumah, tapi itu bukanlah rumah. Tak ada dinding yang kuat, tak ada kasur yang nyaman, tak ada atap yang cukup melindungi, tak ada dapur yang menjadi jantung kehidupan keluarga, pun tak ada toilet. Rumah seharusnya bisa menjadi tempat berlindung yang aman, tapi rumah Kartini dan Muhammad tidak demikian.

Apabila dalam kondisi darurat, keluarga ini bahkan lebih sering menumpang membuang hajat dan mandi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam I, tempat Kartini bekerja sebagai petugas kebersihan karena mereka tidak mempunyai toilet. “Itu juga ngumpet-ngumpet, Bu. Takut diomelin sama kepala sekolah atau guru kalau ketahuan. Tapi mau gimana lagi,” aku Kartini. Makanya ketika rumah barunya sudah diresmikan, ia tak bisa menghentikan tangis bahagia.

Kondisi rumah Kartini dan Muhammad sebelum dibedah.

Bersama keluargaya, Kartini dan Muhammad melepas kepergian relawan di depan rumah baru mereka. Kartini juga mengundang relawan untuk mampir ke rumahnya di momen lebaran nanti.

Kini Kartini dan Muhammad menempati rumah dengan tembok yang kokoh. Di dalam rumah berukuran 4,9 X 11 meter persegi itu juga sudah ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan juga ruang tamu. Rumah yang bagi mereka sudah sangat lapang dan cocok untuk momen menyambut keluarga serta sanak saudara ketika momen lebaran tiba.

“Bersyukur sekali nanti sebentar lagi lebaran sudah nyaman, Bu. Sudah bisa dikit-dikit pakai dapur untuk masak ketupat,” tuturnya. “Kalau dulu lebaran selalu beli (ketupat) 20 ribu dapat 5 biji aja karena dimakan sendiri. Karena nggak ada kompor gas juga, masaknya dulu pakai kompor minyak yang sumbu 12, yang kecil pakai minyak tanah ½ liter. Sekarang Alhamdulillah ada diberikan kompor gas juga, ricecooker. Ya Allah… baik sekali,” kata Kartini kembali menangis, ia juga ingin sekali relawan bisa mampir ke rumahnya saat momen lebaran nanti.

“Jangan lupa mampir ya Bu nanti, air putih mah selalu ada,” katanya senang melepas kepergian relawan.

Melengkapi Kebahagiaan Warga

Para relawan membawa berbagai perabotan rumah tangga untuk dibagikan kepada warga yang menambah dan melengkapi kebahagian mereka.

Selain bangunan rumah yang kokoh, relawan juga melengkapi kebahagiaan lima warga penerima bantuan bedah rumah dengan memberikan mereka perabotan rumah tangga. Tidak semuanya ada, namun cukup mewakili. Perlengkapan rumah tangga yang diberikan pun hasil dari patungan para relawan. Ada yang memberikan kompor gas, ricecooker, kipas angin, lemari plastik, setrika, kursi, meja, alat makan, alat masak, alat kebersihan, seprei dan bantal, juga kasur dan dipan.

Relawan yang menginisiasi bantuan ini pun bukan tanpa sebab, mereka tahu betul bahwa perabotan di rumah lama para warga sudah tidak bisa digunakan kembali. Seperti di rumah Kartini misalnya, dimana satu-satunya lemari kayu kepunyaannya bahkan sudah jebol tak bisa dipakai lagi. Hal serupa juga terlihat di rumah warga lainnya.

“Ya karena kami sudah ikut survei sejak awal, melihat sendiri kondisi warga yang benar-benar membutuhkan. Jadi ketika sampai tahap akhir pembangunan, kami ikut mikir juga kan isi rumahnya belum ada, kami bantu isi apa ya? Lalu ada ide-ide muncul untuk memberi perabotan,” terang Tiza Santadevi, relawan Tzu Chi yang juga adalah Wakil Ketua relawan komunitas di Xie Li 3 Pluit Gan En, “ternyata relawan pada mau, akhirnya semuanya jadi terkumpul banyak.”

Tiza Santadevi (kiri) membantu Bu Neneng membawa perabotan rumah tangga ke rumah barunya. Pada momen ini, Tiza berdonasi ricecooker kepada lima warga penerima bedah rumah.

Melalui Tzu Chi, Tiza bersyukur bisa ikut menciptakan berkah melalui berbagai kegiatan. Ia pun ingin bisa menjadikan kesempatan sebagai peluang untuk menciptakan ladang berkah. Pasalnya, ladang berkah seperti ini kian sulit didapatkan apalagi mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang sempat menjadi penghalang dalam berkegiatan sosial.

“Sekarang, seiring dengan membaiknya kondisi di masyarakat, semakin banyak juga ladang berkah, saya jadi banyak mendapatkan kesempatan lagi untuk bersumbangsih. Jadi selagi kita kuat, mampu dan bisa, kita lakukan semuanya untuk sesama,” ungkapnya, “karena yang membuat relawan bahagia adalah melihat para penerima bantuan itu bahagia. Apalagi dalam kasus ini para warga tak lama lagi akan merayakan Idul Fitri, sudah ada rumah baru, perabotan baru, jadi kebahagiaannya akan lengkap.”

Anie Widjaja, Ketua Relawan Komunitas He Qi Utara 2 pun mempunyai perasaaan sukacita yang sama besarnya dengan warga dan para relawan. Ia juga menyatakan sangat salut atas semua upaya yang dilakukan oleh relawan di komunitasnya demi menyukseskan program ini. Sejak awal pembongkaran rumah, pembangunan, pengecaran, seluruh tim relawan terlibat. Termasuk pula pada penggalangan donasi perabotan untuk warga. “Saya senang karena relawan ini sejak awal pun sudah ikut survei dan menganggap para warga sebagai keluarga sendiri,” kata Anie.

Anie Widjaja, Ketua Relawan Komunitas He Qi Utara 2 mengucapkan selamat kepada warga dan memberikan pesan untuk terus menjaga kebersihan rumah mereka.

Dalam peresmian program Bebenah Rumah tahap kedua di Kamal Muara ini Anie bercerita, sebelumnya mereka ingin sekali memberikan nasi tumpeng sebagai tanda rasa syukur dan kebahagiaan, namun berhubung para warga tengah beribadah puasa, mereka mengurungkan niatnya.

“Jadinya akhirnya kami membuat bingkisan. Lalu ternyata ada yang berminat kasih kompor awalnya, jadi malah akhirnya banyak yang mau donasi barang-barang peralatan rumah tangga. Kami kasih semua seragam, satu paket. Lima rumah, semua jenis barangnya sama,” jelas Anie.

Anie berharap apa yang didapatkan oleh warga saat ini benar-benar bisa dijaga, dirawat, dan dimanfaatkan dengan baik sehingga akan bisa memberikan kenyamanan dan keamanan untuk mereka dalam jangka panjang.

Program Bebenah Rumah Tzu Chi

Camat Penjaringan Depika Romadi yang hadir dalam peresmian program Bebenah Rumah tahap kedua di Kamal Muara turut bersukacita melihat kegembiraan warga.

Selain para relawan Tzu Chi Camat Penjaringan Depika Romadi juga turut hadir dalam peresmian program Bebenah Rumah tahap kedua di Kamal Muara. Ia tak lupa memberikan ucapan selamat dan mewakili warga mengungkapkan terima kasih kepada seluruh relawan dan donatur.

“Saya sangat bahagia dan ingin berterima kasih juga mengapresiasi kegiatan ini karena Tzu Chi memberikan bantuan pembangunan rumah bagi warga. Rumah yang benar-benar dibutuhkan dan menjadi kebutuhan pokok mereka. Saya hanya bisa turut bersukacita dan mendoakan semoga menjadi berkah dan tentu bermanfaat bagi warga,” tutur Depika Romadi.

Lo Hok Lay, relawan Tzu Chi yang memberikan sambutan berharap program Bebenah Rumah dapat meningkatkan kesejahteraan warga.

Di seluruh Indonesia, Program Bebenah Rumah sudah dimulai sejak tahun 2006 dan telah berhasil membangun 1.041 rumah. Sementara di Kamal Muara, program ini dimulai sejak tahun 2018 dan hingga kini, sudah ada 15 rumah tak layak huni dibangun kembali. Ke depannya, program ini akan terus berjalan untuk terus membantu meningkatkan kesejahteraan warga.

“Program Bebenah Rumah bertujuan untuk menumbuhkan harapan dan menciptakan kehidupan yang jauh lebih baik bagi mereka yang benah-benar membutuhkannya. Kami berharap masyarakat memiliki hunian yang nyaman, aman, baik, dan sehat karena semua hal baik berawal dari rumah,” tutur Lo Hok Lay, relawan Tzu Chi.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Rumah Nyaman untuk Ibu Eri dan Ibu Siti

Rumah Nyaman untuk Ibu Eri dan Ibu Siti

13 Oktober 2020

Tzu Chi Bandung mengadakan serah terima kunci rumah kepada lima warga penerima bantuan bedah rumah, 4 rumah di Kel. Campaka dan 1 di Kel. Dungus Cariang, Kec. Andir, Kota Bandung. Kegiatan ini dihadiri oleh Walikota Bandung H. Oded Muhammad Danial, S.A.P., relawan Tzu Chi dan tamu undangan. 

Menghapus Kekhawatiran Melalui Bedah Rumah

Menghapus Kekhawatiran Melalui Bedah Rumah

02 Maret 2022

Tzu Chi Pekanbaru memberikan bantuan bedah rumah bagi Ade Putra (38) dan kakaknya Sri Astuti (43). Pembangunan rumah tersebut dilakukan sejak awal Desember 2021 dan selesai pada akhir Januari 2022.

Mengukur Bentala Warga Bedah Rumah

Mengukur Bentala Warga Bedah Rumah

18 April 2016

Turut merasakan penderitaan yang dialami warga Desa Jagabita , Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membantu membedah rumah mereka yang tidak layak huni.

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -