Bebenah Rumah Tzu Chi Palembang: Belajar dari Tahap Survei

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari, Jun Fuk (Tzu Ching Palembang)

Rabu, 11 November 2015, relawan Tzu Chi Jakarta mengajak relawan Tzu Chi Palembang dan mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang untuk melakukan survei terhadap calon penerima bantuan Program Bebenah Rumah Tzu Chi Palembang.

Usai mengadakan sosialisasi mengenai Tzu Chi serta mengetahui makna, filosofi, dan semangat Tzu Chi dalam membagikan bantuan pada Selasa (10 November 2015) malam, Tim relawan Tzu Chi Jakarta kembali mengajak relawan Tzu Chi Palembang untuk mempraktikkan langsung apa yang telah mereka dapatkan pada keesokan harinya, 11 dan 12 November 2015.

Sebanyak 18 relawan yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang, dibagi menjadi 3 tim kecil kembali berkeliling ke kampung 13 dan 14 Ilir. Satu per satu tim mendata warga yang rumahnya kurang layak.

Baharuddin, salah satu mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan survei mengaku senang bisa ikut dalam kegiatan tersebut. Ia bercerita bahwa semangat membantu sesama telah membuatnya ikut dalam kegiatan Tzu Chi. “Awalnya saya tidak terdaftar untuk ikut kegiatan ini, tapi saya sendiri mengajukan diri untuk ikut,” ujar Baba, panggilan akrab mahasiswa semester tiga ini. Alasan sederhana karena ingin membantu orang lain telah membuatnya seakan terpanggil dan benar membuatnya tersentuh saat mengunjungi satu per satu rumah warga kurang mampu.

Perasaan haru juga dirasakan oleh Lina Fadillah. Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma ini memang sudah tidak asing lagi melihat rumah warga yang kurang mampu di sekitar rumahnya di kampung 8 Ilir. Ia bercerita bahwa sejauh ini tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk menolong warga. “Kami hanya bersimpati, tapi tidak bisa berbuat banyak,” ucapnya.

Baharuddin dan Lina Fadillah (mengenakan rompi Tzu Chi), mahasiswa Universitas Bina Darma turut serta dalam melakukan survei. Melalui kegiatan ini, mereka ingin membantu sesama melalui tenaga yang mereka punya.

Sebanyak 18 relawan dibagi menjadi 3 tim kecil kembali berkeliling ke kampung 13 dan 14 Ilir untuk mengunjungi satu per satu warga yang rumahnya kurang layak.

Kegiatan sosialisasi dan training bebenah rumah Tzu Chi ini juga seakan membuatnya menemukan satu cara untuk membantu orang lain. “Saya pikir, saya memang belum bisa menghasilkan uang, tapi saya punya tenaga yang bisa membantu orang. Selagi saya muda, saya ingin membantu orang melalui tenaga yang saya punya,” tambah anak pertama dari empat bersaudara ini.

Walaupun lelah berkeliling kompleks perkampungan warga, Lina merasa mendapat kepuasan tersendiri dan belajar dari kehidupan banyak orang. Ia bersyukur dan menyadari bahwa ia merupakan anak yang beruntung karena masih mampu menempuh pendidikan tinggi dan menempati tempat tinggal yang lebih layak. “Masih banyak orang yang lebih susah daripada saya,” imbuhnya.

Benny Agustian juga sependapat dengan Lina. Dengan tenaga yang dimiliki kaum muda, ia ingin bersumbangsih terhadap sesama. Sebelumnya ada 20 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan sosialisasi dan training bebenah rumah Tzu Chi. Pihak Universitas Bina Darma sendiri memberikan dukungan penuh terhadap keikutsertaan dari para mahasiswanya.

Rektor Universitas Bina Darma Prof. Ir. Bochari Rachman, M.Sc mengatakan bahwa Tzu Chi bisa menjadi satu wadah untuk mengolah mental dari mahasiswanya. “Karena saya ingin mahasiswa di kampus kami tidak hanya cerdas dan professional, melainkan juga berbudi mulia dan berakhlak baik,” tegasnya. Baginya membentuk manusia cerdas dan professional bukanlah perkara yang sulit, namun mengimbangi mental, tingkah laku, dan akhlak yang mulia perlu banyak teladan. “Salah satunya melalui Tzu Chi, kegiatannya, serta relawan-relawannya,” ucap Prof. Bochari.

Sementara itu, Ketua See Always Inside (SAI) Study Group Palembang Teddy Kurniawan yang turut serta menjadi relawan Tzu Chi merasa metode yang dipakai Tzu Chi dalam memberikan bantuan merupakan suatu langkah yang patut dilakukan. “Hal ini membuat bantuan bisa diberikan tepat sasaran,” ucapnya.

Dengan usia yang tak lagi muda, 58 tahun, Teddy mengaku lelah mengikuti proses survei dari Tzu Chi yang mendetil. Namun rasa lelahnya seakan hilang karena perasaan suka yang membawa harapan bahwa nantinya masyarakat akan lebih tenang, harmonis, dan sejahtera setelah rumahnya dibangun kembali.

Penanggung Jawab Proyek Bebenah Rumah Tzu Chi Hermanto Wijaya (baju abu-abu) menemani Walikota Palembang H. Harnojoyo, S.Sos (baju batik) saat meninjau lokasi perkampungan warga 13 dan 14 Ilir, Palembang.

Usai melakukan survei lapangan, relawan kembali berkumpul dan melakukan meeting di kantor Tzu Chi Palembang untuk menentukan layak tidaknya rumah yang telah dikunjungi untuk dibedah.

Proyek Panjang Wujudkan Kesejahteraan

Dari satu kelurahan yang dikunjungi oleh Tzu Chi pada 11 November 2015, ada 15 rumah yang masuk dalam kategori layak bedah. Rumah ini nantinya akan diperiksa kelengkapan surat dan dokumen terkait kepemilikan. Setelah semua persyaratan lengkap, maka tahap pertama program bebenah rumah Tzu Chi Palembang akan segera dilaksanakan.

Penanggung Jawab Proyek Bebenah Rumah Tzu Chi di Palembang, Hermanto Wijaya menuturkan bahwa bedah rumah merupakan proyek panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui bebenah rumah, kehidupan warga kurang mampu bisa berubah. Melalui bebenah rumah pula, masyarakat bisa menyatu karena cinta kasih dan ketulusan. “Maka setelah mereka nanti punya anak ataupun cucu, mereka masih ingat dengan seragam biru putih dari relawan yang datang membawa cinta kasih untuk mereka,” ucapnya sambil tersenyum.

Helen Friscila, relawan Tzu Chi Palembang mempunyai harapan yang sama bahwa nantinya masyarakat bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik serta lebih layak. “Semoga apa yang menjadi harapan bersama bisa segera terwujud,” harapnya.


Artikel Terkait

Bebenah Rumah Tzu Chi Palembang: Belajar dari Tahap Survei

Bebenah Rumah Tzu Chi Palembang: Belajar dari Tahap Survei

16 November 2015
Usai mengadakan sosialisasi mengenai Tzu Chi serta mengetahui makna, filosofi, dan semangat Tzu Chi dalam membagikan bantuan pada Selasa (10 November 2015) malam, Tim relawan Tzu Chi Jakarta kembali mengajak relawan Tzu Chi Palembang untuk mempraktikkan langsung apa yang telah mereka dapatkan.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -