Bebenah Rumah untuk Kenyamanan Oma Tan Soei Nio

Jurnalis : Vincent Salimputra (He Qi Utara 2), Fotografer : Nola Sumondakh, Kelly Michael, Vincent Salimputra (He Qi Utara 2)

Para relawan rutin berkunjung ke rumah Oma Tan Soei Nio (kedua dari kiri) tiap bulan untuk memberikan semangat dan perhatian kepadanya.

Hari telah beranjak siang kala delapan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 tiba di rumah Oma Tan Soei Nio di Kampung Baru Kubur Koja, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu 9 Desember 2023. Senyum Oma Tan Soei Nio begitu semringah menyambut kehadiran mereka. Sebulan lalu, relawan telah bersepakat dengan oma untuk membenahi rumahnya yang cukup lama tak pernah dibersihkan dan tak bisa dibersihkan sendiri.

Di rumah berukuran sekitar 2 x 3 meter tersebut, hanya ada oma yang tinggal sendiri. Oma yang merupakan penerima bantuan Tzu Chi sejak tahun 2017, lebih memilih hidup sendiri setelah ditinggal suaminya yang meninggal 10 tahun silam. Walaupun memiliki tiga anak, oma tidak ingin membebani kehidupan anak-anaknya karena ekonomi mereka juga kurang memadai.

Usia oma memang tak muda lagi, sudah 84 tahun. Tapi, sisa semangatnya masih terlihat. Dulu, oma masih sanggup berkeliling menjajakan baju maupun kue dagangannya ke tetangga sekitar. Hasil yang diperolehnya tidak seberapa, kadang laku, kadang tidak. Seiring pertambahan usia, kaki oma mengalami penurunan fungsi sehingga tak dapat berjalan jauh dan berhenti berjualan. Namun, hal tersebut tak membuatnya absen mengikuti kebaktian di vihara sepekan sekali dengan diantar oleh putranya. Untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, oma yang merupakan anak tunggal mengandalkan bantuan dari tetangga maupun putranya memasak makanan baginya.

Kebersamaan dan Kekompakan Relawan dalam Bersumbangsih
Rumah, sejatinya bukan hanya sebuah bangunan fisik yang menjadi tempat berteduh dari panasnya siang dan dinginnya malam. Rumah haruslah selalu bersih sehingga setiap orang yang tinggal di dalamnya maupun singgah akan merasa bahagia dan nyaman. Itulah yang mendasari kedatangan relawan untuk membantu membersihkan rumah oma pada siang itu. “Sesuai janji kami sebelumnya, hari ini kami datang untuk membantu bersihin rumah oma yang sudah lama tidak dibersihkan. Saya juga sudah ngajak Hermanto (putra oma) untuk bantu,” ujar The Hany.

Debu tebal dan kotoran yang menempel di plafon rumah Oma Tan Soei Nio dibersihkan oleh Mimi dengan sapu sebelum relawan lain membersihkan setiap sudut ruangannya.

Setibanya di rumah Oma Tan Soei Nio dan melihat kondisinya, relawan tak membuang waktu lebih lama. Sehari sebelumnya, mereka memang telah saling mengingatkan untuk membawa alat kebersihan dari rumah, seperti sapu, kain lap, ember, cairan antiseptik, sabun cuci piring, kantong sampah, dan beberapa alat kebersihan lainnya. Pada hari-H, mereka segera berbagi tugas . “Pertama, kami pindahkan dulu semua barang ke salah satu sisi, lalu nyapu debu yang ada di dinding dan plafon, baru keluarin barang-barang yang kotor untuk dicuci di luar,” ucap Vincent.

Karena lokasi rumah oma berada di gang sempit, maka tempat penampungan sementara selama proses pembersihan rumah juga terbatas, sehingga tidak semua perabotan rumah dapat dikeluarkan. Akhirnya, beberapa relawan harus memindahkan kardus pakaian dan perabotan rumah milik oma ke salah satu sisi rumahnya, barulah mereka dapat menyapu dan mengepel lantainya. Sementara itu, meja altar dan rak kayu yang memenuhi sebagian besar ruangan dilap hingga bersih dengan cairan antiseptik. Sedangkan, rak plastik yang kotor dikeluarkan untuk dicuci dengan menggunakan sabun. Plafon rumah pun tak diabaikan oleh relawan. “Debu dan sarang laba-laba yang ada di plafon juga harus disapu,” kata Mimi.

Para relawan juga membersihkan setiap detil dari perabotan rumah Oma Tan Soei Nio dan kemudian menatanya kembali sehingga menjadi lebih rapi.

Di luar rumah, relawan bekerja sama kerasnya. Sebagian relawan bertugas mencuci sejumlah panci dan peralatan makan yang terlihat sangat kotor. “Banyak sekali noda kerak di panci dan piring oma, jadi harus disikat dengan kuat supaya bersih,” tutur Lestin sembari menggosoknya dengan spons. Usai mencuci peralatan makan hingga bersih dan meniriskannya di baskom, peralatan tersebut juga dilap sebelum dimasukkan ke dalam kardus yang telah disiapkan oleh relawan. “Kardus ini buat nyimpan piring, mangkok dan gelas yang sudah dicuci,” tutur Kelly sembari merekatkan masing-masing sisi kardus dengan lakban.

Barang milik oma yang sekiranya sudah tidak diperlukan ataupun rusak, kemudian dipilah dan akhirnya dibuang ke dalam kantong sampah setelah relawan mengonfirmasi kepada oma. Sedangkan, barang yang jarang digunakan kemudian dibersihkan dan dimasukkan ke dalam kardus.

Usai mencuci perabotan rumah dan meniriskannya di baskom, peralatan makan juga dilap oleh Vincent (kiri) dan Mimi (kanan) hingga bersih sebelum dikelompokkan ke dalam kardus yang telah disiapkan.

Melihat oma yang memiliki beberapa kardus untuk menyimpan pakaiannya, relawan membantu merapikan pakaian tersebut dengan menghadiahkannya lemari baru. Selain itu, tikar dan bantal yang sudah tak layak pakai juga diganti dengan yang baru.  Nyamuk tidak bisa masuk dalam rumah, celah jendela juga tak luput ditutup rapat dengan kardus bekas. Relawan berharap dengan kondisi kamar yang lebih bersih disertai tikar dan bantal baru tersebut akan dapat membuat oma tidur lebih nyaman dan nyenyak. Sebelum pulang, relawan juga memberikan makanan vegetarian kepada oma untuk disantap.

Wajah Oma Tan Soei Nio memancarkan aura kebahagiaan saat tidur di atas tikar baru dengan menggunakan bantal barunya yang lebih nyaman dan lembut.

Rasa Syukur Relawan, Oma dan Keluarganya
Hermanto, putra kedua Oma Tan Soei Nio yang sempat hadir membantu, merasa bersyukur saat melihat para relawan yang sepenuh hati membersihkan rumah ibunya. “Saya senang relawan Tzu Chi mau datang membantu. Sudah dikasih tahu Cie Hany kalau mau bersih-bersih rumah mama saya. Mendengar ini, saya menjadi agak tenang mama bisa tidur di kamar yang rapi dan bersih,” ujar Hermanto. “Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang sudah repot-repot ke tempat mama saya hari ini dan sering memperhatikan mama saya,” tambahnya sambil merapatkan kedua tangannya di depan dada.

Begitu juga dengan Oma Tan Soei Nio yang melihat wajah bahagia para relawan yang dipenuhi keringat, dirinya merasa terharu bercampur bahagia. Tiada kata yang terucap di hati selain kata syukur kepada mereka dan mendoakan mereka. “Relawan sudah seperti keluarga sendiri, saya terharu mereka repot bersihin rumah saya. Senang mereka datang tiap bulan ke sini. Terima kasih sekali. Semoga relawan sehat selalu, panjang umur, dan bisa bantu orang yang lebih membutuhkan lagi,” tuturnya.

Oma Tan Soei Nio bersiap menyantap makanan vegetarian dari relawan di rumahnya yang kini telah bersih dan rapi.
Melalui kegiatan ini, relawan juga menyampaikan perjuangan mereka menyakinkan oma untuk membersihkan rumahnya, serta belajar arti bersyukur dan bakti kepada orang tua. “Ketika kami melihat rumah oma dan bilang mau membersihkan rumahnya, oma sempat menolak karena dia ga mau ngerepotin relawan. Kami terus pendekatan tiap kali kunjungan kasih sampai akhirnya berhasil,” tutur The Hany. “Tzu Chi adalah ladang pelatihan sekaligus tempat belajar buat saya. Oma sudah saya anggap seperti mama saya sendiri, jadi ga tega lihat oma hidup di kamar kotor dan berdebu. Saya berharap dengan kamar yang sudah dibersihkan, oma bisa hidup lebih sehat, lebih bersih, dan bersemangat,” pungkasnya.

Kehidupan yang sempurna bukan terletak pada materi, kekuasaan, ketenaran, status sosial, melainkan pada kepedulian dan hubungan baik antar sesama.” ~ Kata Perenungan Master Cheng Yen ~

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Membersihkan Rumah Oma Haw Lie Tjoan

Membersihkan Rumah Oma Haw Lie Tjoan

13 Juni 2019

Minggu, 9 Juni 2019, sejak jam 9 pagi hingga 7 malam, sudah ada 16 mobil pick-up yang berhasil diangkut relawan Tzu Chi Medan dari rumah Oma Haw Lie Tjoan. Oma mengumpulkan sampah untuk dijual dan mencukupi biaya hidupnya. Namun kian hari sampah tersebut kian bertambah membuat rumahnya penuh, dan menumpuk sampai hampir menyentuh plafon.

"Bersih-bersih di Rumah Pak RT"

23 Februari 2016
Minggu 21 Februari 2016, 24 relawan Tzu Chi He Qi Pusat membantu membersihkan rumah Samsuri, Ketua RT 010/RW 011, Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Rumah Samsuri tidak terawat setelah kondisi kesehatannya menurun seiring dengan usianya yang semakin menua.
Rumah Baru Hati Baru

Rumah Baru Hati Baru

08 Agustus 2017

Relawan bersungguh hati mempersiapkan berbagai perlengkapan serta membagi tim untuk membersihkan rumah Ibu Lyly. Hari sebelumnya bahkan sudah ada relawan yang memperbaiki instalasi listrik rumah Ibu Lyly. Kegiatan bersih-bersih ini juga dilakukan bersama dengan keluarga Ibu Lyly pada Minggu 30 Juli 2017.

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -