Bedah Buku: Berbagi Kebahagiaan

Jurnalis : Felita (He Qi Barat), Fotografer : James (He Qi Barat)
 
 

fotoDalam acara bedah buku kali ini, turut hadir Oey Hoey Leng shijie, relawan komite Tzu Chi yang juga memberikan beberapa masukan untuk relawan yang hadir.

Setiap hari Jumat pukul 7 malam, Relawan Tzu Chi Hu Ai Kebon Jeruk 1 secara rutin berbagi kebahagiaan bersama relawan Tzu Chi lainnya dengan melakukan acara bedah buku.

 

 

Sederhana Namun Bermakna
Kegiatan ini diadakan di kediaman Alin shixiong dan Acu shijie yang berlokasi di Taman Kebon Jeruk (Intercon) Blok C 3 No 3, Jakarta Barat. Tujuan dari bedah buku ini adalah para relawan ingin membahas Dharma dari berbagai sumber seraya berbagi kebahagiaan bersama para peserta yang hadir.

Hari Jumat di awal bulan November 2012 ini jatuh pada tanggal 2 November 2012. Hari itu langit sangat cerah, bintang-bintang bertebaran di angkasa seakan mereka ikut mendukung sukses dan lancarnya kegiatan bedah buku.

Bedah buku kali ini, membahas mengenai  bab "Sebuah Panggilan Jiwa (Misi)” dari buku Lingkaran Keindahan karya Master Cheng Yen.  Hadir juga malam itu Lulu Jong shijie, relawan komite Tzu Chi yang kisah hidupnya telah juga menginspirasi para relawan Tzu Chi lainnya. Bedah buku dibuka oleh Felita  dengan mengajak para peserta untuk memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen dengan membungkukkan tubuh sebanyak 3 kali. Felita juga mengajak para peserta untuk berdoa dan menyatukan hati agar dunia terbebas dari bencana dengan melantunkan lagu "Cinta dan Damai"

Mimik penuh kedamaian terlihat jelas di wajah para peserta seraya melantunkan lagu dengan segenap hati, jiwa, dan raga. Mereka berharap agar dunia selalu damai dan terbebas dari segala macam bencana.

Dalam kata pembukanya, Lulu merasa berbahagia karena kegiatan bedah buku Kebon Jeruk 1 ini dirasakannya selalu dilingkupi suasana kekeluargaan. Lulu juga salut kepada Acu selaku tuan rumah yang senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada para peserta.

Dua Suara Hati yang Berbeda
Tanpa berlama-lama, Lulu mulai membahas topik mengenai panggilan jiwa. Menurutnya, panggilan jiwa adalah panggilan hati. Sedangkan misi adalah sesuatu yang kita lakukan untuk orang banyak bukan hanya untuk diri sendiri. Seperti Master Cheng Yen yang menemukan misinya setelah beberapa lama berkutat mencari makna kehidupan seraya mempelajari ajaran Buddha. Misinya yang Master emban adalah menghilangkan penderitaan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang sehat dan harmonis.

foto   foto

Keterangan :

  • Mendengar sharing yang begitu indah, membuat beberapa relawan yang hadir langsung bertanya kepada Lulu. Mereka ingin mendalami Dharma Master Cheng Yen lebih dalam (kiri).
  • Lulu shijie, pembicara di acara bedah buku Hu Ai Kebun Jeruk 1 ini mengatakan jika dirinya salut kepada Acu selaku tuan rumah yang senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada para peserta (kanan).

Dalam mencapai misinya tersebut, Master Cheng Yen tidak pernah mengenal rasa lelah karena bagi beliau itu adalah panggilan jiwanya. Seperti halnya juga dengan Lulu. Bermula dari kesenangannya melayani orang lain hingga kemudian menemukan panggilan jiwa dan lantas bergabung dengan Tzu Chi. Saat bergabung dengan Tzu Chi lah, barulah ia mengerti makna kehidupan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan orang banyak. "Suatu tugas sekecil apapun itu pasti bermanfaat," pungkasnya.

Lagi, menurut Lulu shijie, suara hati itu terbagi menjadi dua. Suara hati yang lebih kecil (ego) dan suara hati yang lebih besar (misi). Dalam praktiknya, suara hati yang lebih kecil seringkali menutupi suara hati yang lebih besar. Semua itu dapat terjadi karena adanya kesombongan dalam diri kita. "Sedangkan sebuah misi (suara hati yang lebih besar) baru bisa terwujud bila kita bekerja secara berkelompok. Maka kita harus selalu giat dan semangat agar tercapai tujuan misi kita," jelasnya.

Senantiasa Rendah Hati
Dalam kesempatan itu, Oey Hoey Leng  juga mengatakan berkat panggilan jiwa ah kita semua dapat bergabung bersama-sama di Tzu Chi. "Meski begitu, jangan membuat kita jadi tinggi hati karena mempunyai panggilan jiwa yang baik namun jangan pula menjadi rendah diri. Kita harus selalu memelihara diri kita agar senantiasa rendah hati. Karena panggilan jiwa kita harus bisa membahagiakan dan menentramkan orang lain," ungkapnya.

Usai pembahasan tersebut, para peserta kemudian secara bergantian mengutarakan pendapat seraya mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan baik oleh Lulu yang ditemani oleh Oey Hoey Leng .

Waktu terus bergulir dan tak terasa penghujung acara pun telah tiba. Dipandu Felita shijie, bedah buku pun diakhiri dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Usai itu, para peserta kemudian dipersilahkan menyantap hidangan yang telah disediakan oleh tuan rumah dan para relawan. Seluruh peserta yang hadir, tampak asyik bertukar dan berbagi cerita. Sungguh sebuah acara yang sangat hangat dan penuh kekeluargaan. Sebuah contoh dari dunia Tzu Chi yang sesungguhnya. Gan en

  
 

Artikel Terkait

Membersihkan Aula Jing Si, Menyambut Keluarga Besar Tzu Chi

Membersihkan Aula Jing Si, Menyambut Keluarga Besar Tzu Chi

16 Juni 2023

Rumah yang bersih tentu menjadi idaman setiap keluarga. Demikian juga Aula Jing Si di Tzu Chi Center yang merupakan rumah batin insan Tzu Chi. Selama dua hari, insan Tzu Chi bergotong royong membersihkan sisi demi sisi Aula Jing Si untuk menyambut para dokter yang akan menghadiri TIMA Global Forum 2023.

Sosialisasi dan Pembagian Makanan Vegetaris

Sosialisasi dan Pembagian Makanan Vegetaris

25 Agustus 2021

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat mengadakan kegiatan TZU CHI PEDULI, TZU CHI BERBAGI. Kegiatan ini merupakan kegiatan pembagian 200 kotak makanan vegetaris untuk warga kurang mampu.

Suara Kasih : Aktif Menciptakan Berkah

Suara Kasih : Aktif Menciptakan Berkah

11 Januari 2011 Dunia sungguh tidak kekal. Kekuatan alam sungguh dahsyat. Semua ini dapat membuktikan kebenaran dari kitab suci Buddha yang mengatakan bahwa dunia tidak kekal dan bumi rentan.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -