Bedah Buku: Bersama Menumbuhkan Kebijaksanaan
Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat)Sebanyak 18 orang hadir dalam kegiatan bedah buku Tzu Chi di wilayah Sunter, Jakarta Utara pada Sabtu, 23 Januari 2016
Secara konsisten kegiatan bedah buku diadakan oleh relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat. Sabtu, 23 Januari 2016 menjadi momen istimewa bagi para relawan Tzu Chi di komunitas tersebut, karena relawan Tzu Chi di wilayah Sunter kembali mengadakan kegiatan Bedah Buku Tzu Chi. “Bedah buku diadakan setiap bulan pada minggu kedua dan keempat. Semoga semua dapat terus menyemangati diri dan mengenggam setiap kesempatan baik dalam menumbuhkembangkan kebijaksanaan. Terus memutar roda Dharma, semoga kegiatan bedah buku ini dapat terus berjalan dan berkembang,“ kata saya (Rosy Velly Salim) selaku penanggungjawab kegiatan.
Sebanyak 18 orang hadir pada kegiatan tersebut. Bedah buku dimulai dengan membahas 2 Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Setiap kali kita memaafkan orang lain, berarti kita sedang menambah berkah. Semakin kita berlapang dada maka berkah yang kita peroleh akan semakin besar.” Dan, “ Kehidupan yang bahagia, tidak terletak pada materi, kekuasaan, ketenaran, keuntungan, dan kedudukan, tetapi perhatian dan tali persahabatan antar sesama” .
Like (tengah), seorang relawan Komite Tzu Chi turut membagikan
pendapat tentang semangat berjalan di Jalan Bodhisatwa Tzu Chi
Relawan saling memberikan pendapat, seperti
halnya Yang Lian Hwa yang mengisahkan
kehidupannya sebelum bergabung di Tzu Chi.
Setiap relawan dan peserta yang hadir saling mengemukakan pendapatnya. Teddy (34), salah seorang peserta yang baru pertama kali mengikuti kegiatan bedah buku pada Sabtu itu menerangkan jika dirinya sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. “Saya suka dengan tanya jawab seperti ini, banyak yang dapat diambil dari pemahaman para peserta sharing. Jika ada waktu, saya ingin ikut kembali. Kegiatan bedah buku ini bagus,” ungkap Teddy. Yang Lian Hwa, relawan Tzu Chi yang hadir juga memberikan pendapatnya. “Dulu, sebelum bergabung di Tzu Chi. Memenuhi kebutuhan materi dengan cara membeli barang yang dinginkan (meski tidak dibutuhkan -red) dulu dirasakan sangat membahagiakan. Tetapi, setelah bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa Tzu Chi, menolong orang, melihat orang tersebut tersenyum, rasa kebahagiaan tersebut berbeda dengan jika keinginan pribadi kita terpenuhi. Inilah bahagia yang sesungguhnya,” ungkap Yang Lian Hwa.
Bedah buku kemudian dilanjutkan dengan pegenalan singkat mengenai apa itu Yayasan Buddha Tzu Chi yang dibawakan oleh Noni Intan, dilanjutkan sharing pengalaman dari Chia Wen Yu dan siraman motivasi dhamma dari Like Hermansyah, relawan Komite Tzu Chi.
Chia Wen Yu membagikan kisah tentang seorang penerima bantuan Tzu Chi yang tersentuh karena ketulusan, kehangatan, dan perhatian yang diberikan oleh relawan, yang selalu menemani pasien tersebut sehingga Tzu Chi terukir di hatinya dan membawa kebahagiaan tersebut sampai di akhir hayatnya. “Menolong, memberikan kebahagiaan orang lain, sama dengan menolong diri sendiri, “ pungkas Wen Yu.
Artikel Terkait
Hadiah Yang Tidak Berwujud
08 September 2015Senin, 31 Agustus 2015, komunitas Hu Ai Angke mengadakan kegiatan acara bedah buku di kantor seorang relwan Tzu Chi, yang berada di Jalan Kapuk Muara No 5, Jakarta Utara. Pada kegiatan bedah buku ini, sebanyak 25 peserta membahas topik Apa hubungan vegetarian dengan global warming.