Bedah Buku: “Ekonomi Waktu†dalam Kehidupan
Jurnalis : Erli Tan (Heqi Utara), Fotografer : Erli Tan (Heqi Utara)
|
| ||
Menyadari pentingnya waktu dalam kehidupan, beberapa komunitas Tzu Chi di Jakarta pun mulai membahas buku tersebut dalam kegiatan bedah buku. Bedah buku adalah suatu kegiatan yang membahas buku, membaca dan belajar bersama, saling memberi inspirasi, sehingga dapat dipergunakan dalam praktek keseharian untuk mengembangkan karakter dan meningkatkan kebijaksanaan. Tanggal 24 November 2012, bertempat di lantai 1 Gedung 2 Tzu Chi Centre, Pantai Indah Kapuk, oleh komunitas Hu Ai PIK kegiatan bedah buku itu pun diadakan. Sebanyak 30 peserta sejak pukul 15.00 WIB telah hadir di sana untuk belajar bersama. Dipandu oleh Po San Shixiong yang sudah berpengalaman dalam bedah buku, para peserta terlihat antusias dan bersemangat. Membahas mengenai waktu, dalam buku itu Master Cheng Yen mengatakan bahwa di dunia ini terdapat perbedaan kaya dan miskin, terhormat dan terhina, namun setiap orang memiliki waktu yang sama dalam satu hari, yaitu 24 jam, hanya tergantung bagaimana pemanfaatannya. Seiring dengan berjalannya waktu, setiap orang menciptakan karma yang berbeda-beda berdasarkan perbuatannya. Oleh karena itu kita harus dapat memanfaatkannya dengan melakukan kebajikan, dengan demikian berarti kita telah menanam benih kebaikan. Menghamburkan waktu secara sia-sia sama halnya dengan mengurangi usia sendiri.
Keterangan :
Menanggapi kutipan tersebut, setiap peserta memiliki pandangannya masing-masing, tiap orang dengan aktif mengemukakan pendapatnya. Sebagian menceritakan pengalaman pribadinya yang berhubungan dengan waktu. Namun kesimpulan yang didapat adalah bahwa kita janganlah menunda-nunda suatu pekerjaan, waktu tidak menunggu kita, bila sudah berlalu maka ia tidak akan kembali lagi, dan yang tersisa hanyalah penyesalan. Berkenaan dengan itu, ada sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen yang sudah fasih terdengar: “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan”. Po San Shixiong mengatakan, “Berbakti kepada orang tua, kapanpun dibutuhkan, kita harus selalu stand by. Berbakti bisa juga dengan cara tidak membuat mereka kuatir, yaitu menjaga kesehatan diri sendiri, tidak membuat tubuh menjadi sakit, tidak merokok, dan tidak minum minuman beralkohol.” Kehidupan Berada di Antara Tarikan Nafas
Keterangan :
“Kita harus praktek, banyak teori tapi tidak praktek adalah sia-sia. Belajar walaupun sedikit tapi bisa mempraktekkannya adalah luar biasa. Kita harus tetap bersyukur, bila bertemu dengan yang baik, kita ikuti, bila bertemu dengan yang tidak baik, maka jangan diikuti, jadikan itu sebagai contoh yang harus diwaspadai. Dengan bersyukur, maka batin menjadi tenang. Menyucikan hati sendiri dulu, barulah bisa menyucikan hati orang lain,” tutur Po San Shixiong menutup sharingnya. Salah satu peserta, Eric Shixiong, mengaku mendapat banyak manfaat setelah mengikuti bedah buku ini, “Hari ini saya belajar banyak, mendengar banyak pendapat dari peserta lain saya jadi tahu dengan berbuat baik itu bisa membawa kebahagiaan. Kedua, kita harus bisa melihat segala sesuatu dari sisi positif, bukan melulu melihat kekurangan orang lain. Ke depannya saya akan mencoba berubah menjadi orang lebih bertoleransi,” tuturnya. Menurut Surya Lie Shixiong sebagai koordinator acara, “Acara bedah buku merupakan suatu ajang yang sangat baik untuk merekrut bodhisattva baru, dan merupakan kegiatan ringan yang bisa diikuti oleh siapa saja, dari anak-anak sampai orang tua. Juga merupakan salah satu cara positif untuk belajar keteladanan Master Cheng Yen melalui karya tulisnya. Kita juga bisa bersama-sama belajar dari berbagai sudut pandang,” ucapnya. Surya Shixiong juga berharap semoga kegiatan bedah buku makin diminati dan makin banyak orang yang ikut dalam kegiatan belajar bersama. Karena waktu sangat penting, maka genggamlah dan manfaatkan dengan baik, jangan biarkan ia berlalu sia-sia. Gan en. | |||