Bedah Buku: Semangat Bersumbangsih

Jurnalis : Erli Tan (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Kamis, 10 Januari 2013, Bedah Buku He Qi Utara menghadirkan Helen Shijie (ketiga kiri).

“Semua harta saya dihabiskan, dan saya juga dicerai paksa, sejak saat itu saya sangat dendam padanya. Namun sejak masuk Tzu Chi barulah terbuka pikiran saya.” Sepenggal kalimat yang diucapkan Helen Shijie (69 tahun) malam itu menggugah 22 orang peserta yang hadir di kegiatan bedah buku bertema “Jalinan Jodoh Penuh Berkah”. Helen Shijie yang awalnya adalah gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi), saat ini sudah bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Bersumbangsih dengan sepenuh hati di banyak misi bukan saja dilakukannya dengan penuh sukacita dan ketulusan, namun dengan rasa syukur yang luar biasa kental.

Bagaimana tidak, akibat penyakit kanker yang menderanya, Helen Shijie yang sedianya divonis dokter hanya memiliki masa hidup 2 bulan, terbukti mampu bertahan melampaui jangka waktu tersebut. Sejak mendapat bantuan dari Tzu Chi hingga perjalanannya memasuki gerbang Tzu Chi (menjadi relawan), hal itu sudah berlalu 1,5 tahun lamanya.

Kalo tidak dibantu (Tzu Chi), mungkin saya sudah meninggal. Saya melihat masih banyak yang butuh bantuan, saya masih bisa bantu. Saya senang bisa membantu orang lain. Saya ikut kegiatan Tzu Chi hingga empat kali dalam seminggu,” ucap Helen Shijie yang hadir malam itu di Jing Si Books & Cafe Pluit tanggal 10 Januari 2013. Penyakit kanker yang menderanya membuat ia sangat menderita terlebih lagi pada saat itu ia masih menaruh dendam kepada mantan suaminya, sakit fisik dan batin pun tak terelakkan. Sejak mendapat bantuan pengobatan dari Tzu Chi, ia pun kenal dengan Hok Cun Shixiong. Setelah itu ia sangat aktif ikut kegiatan, dari kegiatan bedah bukulah ia pun berkenalan dengan Eva Wiyogo Shijie. “Pertama kali bertemu Acun Shixiong di rumah sakit, rasanya hebat, dia bisa bantu orang. Datang ke Tzu Chi ketemu Eva Shijie, rasanya hebat, seorang bos tapi mau membantu orang, mereka semua sangat baik,“ kenangnya.

Hok Cun Shixiong dan Eva Shijie yang turut hadir dalam kegiatan bedah buku malam itu pun turut berpendapat. “Saya salut dengan semangat Helen Shijie, meski sudah berumur tapi semangatnya luar biasa,” ujar Hok Cun Shixiong. “Helen Shijie ini sangat aktif dan rajin, padahal dari rumahnya ke Blok M itu harus naik bus sebanyak dua kali. Dan walaupun masih dalam keadaan sakit, ia tetap aktif dan banyak bersumbangsih di panti jompo, panti asuhan, depo daur ulang, dan sesekali juga ikut piket di Aula Jing Si PIK,” tutur Eva Shijie.

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam kesempatan tersebut, Helen Shijie menuturkan tentang kisah perjalanan hidupnya yang berliku namun sangat menginspirasi para pendengarnya  (kiri).
  • Eva Wiyogo Shijie (kanan) merupakan salah satu relawan yang menginspirasi Helen Shijie untuk bergabung dalam barisan bodhisatwa dunia (kanan).

Menjadi Relawan Tzu Chi
Sejak perkenalannya dengan Eva Shijie, Helen Shijie diajak bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Berawal dari obrolan ringan dan karena sering bertemu, mendapat guan huai (perhatian) dan juga sering diajak ikut kegiatan, ia pun merasa nyaman, sehingga saat diajak bergabung menjadi relawan, ia pun tidak menolak. Selain menjadi donatur, ia bahkan sudah memiliki donatur sebanyak 7 orang. “Mencari donatur itu tidak gampang. Saya ajak teman-teman saya, mencoba menggugah mereka dan dengan sungguh hati mengajak sehingga mereka mau menjadi donatur,” tuturnya.

Namun bergabung menjadi relawan Tzu Chi ternyata juga mengundang kontra. “Bergabung di Tzu Chi membuat keluarga dan teman-teman saya banyak yang menentang karena saya beragama Kristen dan aktif juga di gereja. Saya jelaskan ke mereka bahwa saya senang berada di Tzu Chi, dan Tzu Chi itu tidak membeda-bedakan agama, ras, dan lainnya. Selagi saya masih ada tenaga, saya akan kerja Tzu Chi terus. Dengan mengikuti kegiatan Tzu Chi, pikiran saya lebih terbuka, harus bantu orang, kalau tidak cepat-cepat nanti tidak keburu lagi karena usia, harus segera melakukan apa yang bisa saya lakukan,” tuturnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Hok Cun Shixiong (kiri) juga merasa salut terhadap kesungguhan Helen Shijie dalam menapaki jalan Tzu Chi (kiri).
  • Dari sharing ini diharapkan semoga setiap orang dapat belajar dari pengalaman hidup orang lain dan dapat menyebarluaskan cinta kasih ke seluruh penjuru dunia (kanan).

“Saya sangat tersentuh ketika melihat Helen Shijie walaupun kakinya bengkak namun tetap aktif menjalankan Tzu Chi. Bisa hidup satu hari adalah berkah yang sangat berarti baginya, hidup satu hari maka bersyukur satu hari. Saya sangat terharu saat mendengarnya berkata tidak akan berhenti kerja Tzu Chi hingga mata tertutup,” ucap Eva Shijie penuh haru.

Helen Shijie pun mengungkit sedikit mengenai masa lalunya. “Sebelum masuk Tzu Chi, dulu itu kalau saya bekerja sebagai atasan selalu menuntut punya bawahan yang sempurna, saya juga galak dan pendendam. Sejak bergabung di Tzu Chi, barulah pikiran saya terbuka, tidak boleh mendendam, harus sabar dalam mengatasi segala sesuatu. Tahun 1984, suami saya meninggal dan saya menjanda dengan mengasuh sendiri 4 orang anak. Saya bekerja keras mencari uang membesarkan anak-anak. Setelah menjanda 5 tahun akhirnya saya menikah lagi. Pernikahan itu bertahan 7 tahun, semua harta dan jerih payah saya diambil dan dihabiskan olehnya, saya juga dicerai paksa. Sejak saat itu saya sangat dendam padanya. Namun sejak masuk Tzu Chi, saya sudah memaafkannya dengan setulus hati, saya juga mendoakan semoga dia sehat selalu,” ungkapnya dengan rasa lega.

Selain hidup penuh syukur akibat penyakit yang dideritanya, membaca buku kecil berisi Kata Perenungan Master Cheng Yen dan mendengar ceramah Master Cheng Yen, telah membuat batinnya tenang. Mungkin beberapa hal itulah yang memberi dirinya kekuatan untuk memaafkan mantan suaminya, bahkan mendoakan kesehatannya. Dan semangat ini pulalah yang terus memotivasi dirinya untuk bergerak maju, penuh semangat, dan tetap giat dalam bersumbangsih.

  
 

Artikel Terkait

Teknologi Semakin Canggih, Masih Pentingkah Peran Seorang Guru?

Teknologi Semakin Canggih, Masih Pentingkah Peran Seorang Guru?

12 Juni 2018
Tzu Chi Medan menggelar Gathering Relawan Pendidikan yang diadakan pada Jumat, 1 Juni 2018. Gathering ini dihadiri 57 Relawan. Para relawan pendidikan saling belajar pengalaman satu sama lain.
Bantuan Renovasi Gedung SMA Xaverius, Bukitinggi

Bantuan Renovasi Gedung SMA Xaverius, Bukitinggi

28 Oktober 2021

Untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar, Tzu Chi Padang membantu pembangunan lantai 3 gedung SMA Xaverius di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Suara Kasih: Membangkitkan Hati Bodhisatwa

Suara Kasih: Membangkitkan Hati Bodhisatwa

13 Desember 2012 Melihat warga setempat menderita akibat bencana, saya sungguh merasa tak sampai hati. Beruntung, ada insan Tzu Chi yang segera bergerak untuk memberikan bantuan. Sejak beberapa hari lalu, mereka sudah mulai menyiapkan bantuan berupa air minum dan makanan.
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -