Bedah Kampung: Merangkul Semua Orang

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoSugianto Kusuma (tengah), Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berbagi cerita mengenai kisah survei bedah kampung pertama kali kepada para mitra.

Tanggal 31 Januari 2012 Pukul 15.00 WIB, beberapa perwakilan dari perusahaan besar seperti SCTV, Agung Podomoro, Agung Sedayu, Indofood, dan BCA datang berkunjung ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka untuk mempererat hubungan kerjasama pada program bedah kampung bagi masyarakat kurang mampu. 

 

 

 

Suriadi, Kepala Departemen Pengembangan Komunitas dan Kemitraan Yayasan Buddha Tzu Chi mengatakan jika kerjasama dengan beberapa perusahaan tersebut sudah berjalan sejak tahun 2011 lalu dan kunjungan kali ini adalah pembahasan awal untuk menentukan arah, lokasi bedah kampung, dan jumlah rumah yang akan dibangun pada tahun 2012 ini.

“Kali ini kita mempertemukan semua mitra kita dalam program bedah kampung, dengan harapan sesama mitra dapat saling berkenalan dan lebih mempererat hubungan. Selain itu, kita berharap mereka juga dapat ikut serta dalam proses untuk survei ke rumah yang akan dibedah, peletakan batu pertama, dan peresmian rumah. Sehingga ke depannya rasa kekeluargaan dan interaksi yang baik dengan masyarakat akan tercipta,” harap Suriadi.

Kegiatan bedah kampung ini merupakan sebuah langkah nyata Tzu Chi dan beberapa pengusaha untuk mengurangi tindak kekerasan dalam masyarakat,  menciptakan lingkungan masyarakat yang damai dan sentosa serta memberikan pengetahuan dan keterampilan sebagai modal untuk masa depan mereka. Seperti yang diucapkan oleh Yopie Shixiong, relawan Tzu Chi, banyak warga yang di tolong tidak hanya dibangun rumahnya tetapi juga diberikan skill. Misalnya bantuan dari Indofood yang memberikan penyuluhan cara membuat roti, mie dan makanan kepada masyarakat. Dengan harapan masyarakat yang dibantu juga dapat memberikan sumbangsih untuk orang lain. 

foto   foto

Keterangan :

  • Suriadi (kedua kiri) mempresentasikan jumlah rumah yang telah di bedah oleh Tzu chi dan hasil apa saja yang telah di raih dalam kegiatan bedah kampung ini kepada para peserta acara (kiri).
  • Sesama peserta juga memberikan sharing masukan mengenai kegiatan bedah rumah yang telah mereka lakukan selama ini (kanan).

Yopie menambahkan, dengan adanya program bedah kampung ini tingkat tindak kriminalitas secara perlahan menurun. Seperti misalnya di daerah Pademangan, Jakarta Utara, banyak anak-anak yang tidak betah tinggal di rumahnya yang lama. Rumah yang berdindingkan bilik dan beratapkan seng, serta tempat tidur yang seadanya. Satu ruangan itu mereka gunakan untuk tidur, makan serta untuk sanitasi seperti mencuci piring dan baju. Mereka juga  tidur hanya beralaskan plastik di atas sebidang tanah. Lalu atap yang bolong menyebabkan air akan menggenangi rumah mereka bila hujan datang. Hal ini menyebabkan mereka tidak betah dan pergi untuk melakukan pekerjaan rumah dan belajar di dekat rel kereta api. Di sana para anak secara tidak langsung akan terpengaruh untuk belajar hal-hal yang negatif. Tetapi begitu rumah mereka selesai dibedah dan menjadi indah serta layak huni, anak –anak tersebut menjadi betah untuk belajar di rumah.  Serta dengan adanya kunjungan dari para relawan yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan kepada penghuni rumah membuat kehidupan para warga menjadi lebih indah dan bermakna.  

“Dengan adanya program bedah kampung ini, masyarakat yang tadinya hanya bisa menadahkan tangan meminta bantuan, kini  dapat mengulurkan tangan mereka untuk memberikan bantuan. Serta dengan dibangunnya sebuah rumah yang layak huni dan asri, angka pertumbuhan penyakit dalam kampung tersebut akan turut berkurang,” ujar Yopie.

Bentuk kerjasama bedah kampung ini diharapkan dapat menjadi sebuah model yang dapat ditiru oleh pengusaha lainnya. ” Kami berharap  ini ( kerjasama untuk bedah kampong-red) dapat menjadi pelopor untuk perusahaan – perusahaan  dan  pengusaha agar tertarik untuk  ikut serta. Selain itu juga diharapkan kontribusi mereka dalam partisipasi  keseharian seperti mengikuti program dari pertama survei hingga peresmian rumah,”ujar Suriadi. Seperti ucapan Master Cheng Yen, ”Daripada merangkul seseorang dengan kasih sayang individual, lebih baik merangkul semua makhluk hidup dengan cinta kasih universal. Dengan demikian manfaat kehidupan yang gemilang bisa tercapai.”

  
 

Artikel Terkait

Banjir Manado:

Banjir Manado: "Menyamakan Frekuensi di Manado"

13 Februari 2014
Tidak ada sesuatu yang sia-sia jika dilakukan dengan kesungguhan hati. Respon masyarakat terhadap kehadiran relawan, membuktikan bahwa "menyamakan frekuensi" sungguh merupakan cara yang tepat untuk menyebarkan bibit kebajikan dan ketulusan.
Menyambut Berkah Melalui Pindapata

Menyambut Berkah Melalui Pindapata

18 November 2024

Sebanyak 113 orang Biksu/Biksuni berpartisipasi dalam kegiatan pindapata di Tzu Chi Center. Ini keempat kalinya Keluarga Besar Buddhayana Indonesia menjadikan Tzu Chi Center sebagai tempat Sanghadana Khatina Nasional KBI 2024. 

Donor Darah Untuk Sesama

Donor Darah Untuk Sesama

06 Agustus 2024

Relawan Tzu Chi Jambi bersinergi kembali dengan PMI Kota Jambi untuk mengadakan donor darah yang rutin dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bank darah di Kota Jambi. Kegiatan donor darah ini berhasil mengumpulkan 226 kantung darah dari 246 peserta yang mendaftar.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -