Bersama relawan Tzu Chi, Ali Maulana Hakim, Walikota Jakarta Utara mengunjungi rumah Maspiah setelah sebelumnya meresmikan 8 rumah penerima Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Kamal Muara Tahap ke-5.
Raut kegembiraan belum pudar dari wajah Maspiah karena ia baru saja menerima rumah baru dari Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Kamal Muara Tahap Ke-5. Nenek usia 57 tahun ini sudah jauh lebih lega karena kini anak dan cucunya sudah bisa punya hunian yang lebih nyaman, jauh dibandingkan rumahnya sebelumnya.
Kartini, anak Maspiah mewakili keluarga mengungkapkan syukurnya yang luar biasa. Ia bercerita bahwa sekarang rumahnya sudah tidak kebanjiran, dan apabila dalam waktu dekat musim hujan datang ia tidak akan mengalami kebocoran (atap) layaknya tahun-tahun silam.
Rumah Maspiah sebelum dibedah. Dulu, saat musim hujan, mereka mengalami bocor yang parah, termasuk di kamar dan membasahi kasur, sehingga mereka harus menampung air menggunakan bak hingga sulit tidur.
Dulu, saat musim hujan, mereka mengalami bocor yang parah, termasuk di kamar dan membasahi kasur, sehingga mereka harus menampung air menggunakan bak hingga sulit tidur. Kartini juga menyebutkan bahwa meskipun mereka sempat memperbaiki atap yang bocor, masalah bocor kembali muncul karena mereka hanya memperbaiki dengan seadanya.
Sementara itu untuk mengatasi banjir, kadang bos dari suaminya membantu dengan memberi mereka urukan (tanah atau puing) untuk menguruk rumah, sehingga mereka bisa memperbaiki rumah secara bertahap. Namun jadinya rumahnya semakin pendek karena terus diuruk.
Sebelumnya Kartini bercerita bahwa sangat sulit untuk membangun rumah, bahkan untuk memperbaiki sedikit saja, mereka harus memikirkan sumber pendapatannya. Ibu dua anak ini menjelaskan bahwa mengandalkan penghasilan suaminya saja tidak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk perbaikan rumah.
Senyum Maspiah dan Kartini terukir indah ketika menandatangani surat kesepakatan, sebelum program bedah rumah dilakukan.
Hendra, suami Kartini bekerja borongan menjahit list karpet plastik dan pendapatan mereka sangat tidak menentu. Apabila ada orderan, pendapatan Hendra bisa mencapai 600 ribu dalam seminggu, tetapi jika tidak ada, bisa juga tidak mendapatkan apa-apa. Sejauh ini Kartini membantu keuangan keluarga dengan mencoba berjualan cemilan anak-anak di depan rumahnya sembari menjaga dua anak mereka yang salah satunya menderita down syndrome.
Untuk itu, rumah baru dari Program Bebenah Kampung dari Tzu Chi ini sangat berharga untuknya dan keluarga. “Alhamdulillah seneng banget sampai nggak bisa ngomong, ya semoga ke depannya lebih bagus, lebih banyak yang terbantu, para donatur, relawan, karyawan, semua dikasih sehat. Tambah rezeki, panjang umur. Semoga nanti saya kalau ada rezeki bisa ikut sisihin (donasi) buat Tzu Chi juga,” kata Kartini sumringah.
Dia mengungkapkan bahwa mereka sangat terbantu dengan bantuan Tzu Chi saat ini. Apalagi, ibunya (Maspiah) sudah tua dan mengalami berbagai penyakit terkait usia, seperti diabetes dan darah tinggi, dan lainnya. Dia juga menceritakan bahwa ibunya sering menderita darah tinggi, terutama ketika cuaca panas dan rumah lama mereka tidak memiliki ventilasi, sehingga sering merasa pusing.
Relawan melakukan pembongkaran rumah Maspiah sebagai awal dari program bedah rumah.
“Nah sekarang ada rumah nyaman ini, sangat terbantu. Doa dari beberapa tahun yang lalu, ‘semoga semoga semoga...’ Ketika lihat rumah yang lain (tetangga yang sudah dibantu di tahap sebelumya) itu selalu ikut mikir, ‘kapan ya dapat giliran?’ Dari tahap satu kita udah mikir. Nggak lihat isi rumah (baru dari Tzu Chi) itu apa yang penting rumah nggak kebanjiran, nggak kebocoran. Tapi ini Alhamdulilah dikasih lengkap seisinya dan dibikinin tinggi fondasinya. Alhamdulilah,” tutur Kartini terharu.
Kini rumah Maspiah dan keluarganya mempunyai ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan tiga kamar tidur. Relawan yang hari itu hadir juga melengkapi rumah mereka dengan ranjang susun lengkap dengan kasur, bantal, juga sprei. Ada pula, kipas angin, rice cooker, kompor gas, regulator gas, lemari pakaian plastik, peralatan memasak (wajan, panci, sendok sayur, saringan, dll), peralatan makan (piring, gelas, teko), peralatan kebersihan (sapu, pengki, pel), peralatan mandi (gayung dan ember), juga kursi bakso (4 buah), set meja dan kursi makan, serta tikar plastik.
Kartini berharap dengan adanya rumah baru, ibu dan anaknya bisa merasa aman serta nyaman, tanpa perlu bermain jauh dari rumah sehingga ia bisa kembali membantu suaminya berdagang untuk menyambung ekonomi keluarga.
Maspiah duduk bersantai di depan rumah barunya sembari menjaga cucu-cucunya. Dengan fondasi yang tinggi dan atap, juga dinding yang kokoh, ia kini sudah lega dan tak takut ketika musim hujan datang.
Ali Maulana Hakim, Walikota Jakarta Utara yang sempat mengunjungi rumah Maspiah merasa turut senang. Ia juga terima kasih karena kehadiran Tzu Chi di Kamal Muara telah melengkapi warna dan memberikan perhatian yang amat dalam serta menyeluruh.
“Rumah yang dipilih untuk dibedah tentu sudah sesuai kriteria penerima bantuan dan kini kita lihat bersama seperti apa bentuknya setelah dibangun kembali. Rumah yang sudah dibedah itu menjadi bagus dan menjadi rumah yang sehat, ada juga usaha yang diberikan untuk para warga, mereka difasilitasi. Yang ingin jualan mi, ada gerobaknya, bisa jualan yang lain juga,” tutur Ali Maulana Hakim. “Pemerintah berterima kasih kepada Tzu Chi karena ada bantuan yang terus mengalir untuk warga Kamal Muara ini, dari bantuan bedah rumah hingga kini sampai ke berbagai lini, menyeluruh,” imbuhnya.
Editor: Hadi Pranoto