Begitu Berartinya Sebuah Pacemaker

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah, Dok. Bakti Amal Tzu Chi Indonesia
Kunjungan kasih dari Johan Kohar membuat Pak Arif dan Tanty merasa sangat diperhatikan.

Kondisi jantung Arif Ngadianto (81) semakin membaik selepas operasi pemasangan alat pacu jantung, pacemaker, yang merupakan bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Meski ia hanya bisa terbaring karena tenaganya belum pulih, namun wajahnya tampak segar. Ia juga tak pernah pingsan lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Pacemaker sendiri merupakan perangkat medis yang secara elektrik menstimulasi otot jantung agar berkontraksi guna menghasilkan detak jantung. Pacemaker ditempatkan di dalam tubuh melalui proses pembedahan. Pak Arif menjalani operasi pada 20 Desember 2022 lalu di RS Harapan Kita, Jakarta.

Selang dua bulan berlalu, Selasa pagi itu 21 Februari 2023, Johan Kohar, relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Timur kembali mengunjunginya. Sebelum pengajuan bantuan dari keluarga Pak Arif disetujui Tzu Chi, Johan Kohar dan Anastasia Lily, relawan lainnya, terlebih dulu menemui keluarga Pak Arif guna proses survei.

Pak Arif dan sang istri, Tanty (80) yang begitu setia ini tinggal di rumah kerabat dari sang menantu. Empat anaknya tinggal berjauhan, namun sesekali datang menjenguk.

Bu Tanty mengatakan yang terjadi pada jantung Pak Arif adalah irama jantung bagian atas dan bawah-nya tidak sama. Pada saat yang atas atau bawah lemah, maka Pak Arif pun kerap pingsan. Setelah pemasangan pacemaker yang baru, sudah tak pernah terjadi lagi.

Bertemu lagi dengan Johan Kohar, Pak Arif dan Tanty pun merasa sangat terharu karena merasa diperhatikan.

“Senang sekali ada yang bantu, ada yang memperhatikan, saya betul-betul terima kasih sudah menengok saya,” kata Pak Arif.

Pada kunjungan kasih ini Johan Kohar dan Pak Arif yang kebetulan sama-sama berasal dari Kota Palembang ini pun membicarakan banyak hal. Mulai dari kisah masa kecil, hingga makanan favorit warga Palembang, apalagi kalau bukan Empek-Empek.

Membicarakan tentang pelayanan yang penuh kasih terutama kepada keluarga sendiri juga menambah semangat Tanty dalam merawat Pak Arif.  Pada kesempatan ini, Johan Kohar yang merupakan seorang Prodiakon yang bertugas melayani umat di gereja juga mengajak keduanya berdoa bersama.

“Kami merasa sangat bersyukur, berterima kasih atas bantuan, walaupun seperti Pak Johan bilang, walaupun beda agama, tapi kan di Tzu Chi tidak membedakan agama. Jadi Buddha Tzu Chi menolong siapapun yang membutuhkan. Dan itu saya sangat menghargai sekali,” kata Tanty.

Respon yang Tanggap dari Tzu Chi
Sebelum dibantu oleh Tzu Chi, Pak Arif telah memakai alat pacu jantung dari tahun 2014. Namun pada November 2022 ketika kontrol ke RS Harapan Kita, denyut jantungnya sempat hilang karena baterai dari alat pacu jantung Pak Arif hampir habis. Gula darahnya ikut melonjak hingga di angka 515. Ia segera dilarikan ke UGD.

Pak Arif saat berada di rumah sakit usai pemasangan pacemaker.

Dokter menganjurkan agar baterai alat pacu jantungnya segera diganti karena ketergantungan Pak Arif dengan alat pacu jantung tersebut sudah 99%. Sehingga kalau baterai-nya habis, maka tidak ada denyut jantung lagi. Sayangnya biaya penggantian baterai ini sudah tidak ditanggung oleh layanan BPJS.

Sempat menginap dua malam di UGD, Pak Arif pun diperbolehkan pulang. Namun keesokan harinya ia kembali dilarikan ke UGD karena kondisinya sangat lemah. Badannya dingin dengan bibir membiru.

Pacemaker lama milik Pak Arif yang baterainya sudah tak berfungsi.

Ketika hendak mengajukan keringanan biaya kepada pihak RS Harapan Kita, seorang staf di sana mengenalkan Tanty kepada Tarsisius Eko, staf dari Bakti Amal yang merupakan badan misi di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Keluarga Pak Arif pun mengajukan bantuan kepada Tzu Chi. Setelah melalui proses survei, Tzu Chi pun menyetujuinya.

“Dengan bantuan Tzu Chi, Pak Eko dan relawan sampai datang ke rumah sakit, ketemu anak saya dan ketemu dengan dokternya. Memang perlu tindakan yang cepat karena kondisinya (Pak Arif) sudah tidak bagus. Jadi saya sekali lagi dan selalu berterima kasih atas kebaikan hati dari pihak Tzu Chi,” tutur Tanty.

Operasi pemasangan alat pacu jantung pun dilakukan dan dinyatakan berhasil oleh dokter.

Pak Arif menunjukkan pacemaker yang terpasang di dekat dada sebelah kiri.

“Master Cheng Yen selalu berpesan, kita harus sayang terhadap semua makhluk, apalagi manusia. Nah kasih sayang itu bukan hanya diucapkan tetapi dilaksanakan pada moment-moment yang sangat penting dan sangat tepat. Maka bantuan dari donatur itu pada Pak Asiong (Pak Arif) sangat tepat dan pada waktunya,” kata Johan Kohar.

“Saya sebagai relawan merasa sangat bahagia diberi kesempatan untuk menggarap ladang berkah ini bersama Shijie Lily yang pada waktu itu kami berdua datang ke tempat ini,” pungkasnya.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Menyambut Natal Bersama Oma Opa

Menyambut Natal Bersama Oma Opa

17 Desember 2018
Pada Kamis, 13 Desember 2018, Tzu Chi Bandung mengunjungi panti Wreda Senjarawi di Jl. Jeruk No 7 Bandung. Sebanyak 8 relawan menghibur serta melayani oma dan opa dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua sendiri. 
Perempuan Hebat itu Bernama Marmi

Perempuan Hebat itu Bernama Marmi

10 Januari 2024

Perkenalan Marmi (43) dengan Tzu Chi terbilang unik. Kini sudah tujuh tahun ia menjadi penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi. Terinspirasi dengan ketulusan para relawan, Alvin, suami Marmi kini menjadi relawan Tzu Chi.

Melawan Rasa Malu dengan Semangat

Melawan Rasa Malu dengan Semangat

15 Juni 2023
Bukan hal yang mudah bagi Dessy Chandra untuk hidup bersama penyakit langka Pemfigus Vulgaris. Namun dibalik kondisinya tersebut, ia pun bersemangat untuk sembuh dan melawan rasa malu karena kondisi kulitnya yang berbeda.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -