Bekal untuk Melalui Hari dengan Baik dari Master Cheng Yen

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Sebanyak 50 staf medis, paramedis, juga manajemen Tzu Chi Hospital yang sedang tidak bertugas dalam pelayanan pasien menyaksikan program Lentera Kehidupan yang berisi ceramah-ceramah Master Cheng Yen sebelum memulai pekerjaan.

Mengawali hari dengan sesuatu hal yang positif dan bermanfaat bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan. Di Tzu Chi Hospital misalnya, kegiatan yang dipilih untuk memulai hari adalah bersama menyaksikan program Lentera Kehidupan yang berisi ceramah-ceramah Master Cheng Yen.

Kegiatan ‘nonton bareng – (nobar)’ ini diikuti oleh para staf medis, paramedis, juga manajemen Tzu Chi Hospital yang sedang tidak bertugas dalam pelayanan pasien tentunya. Dimulai pada pukul 8 pagi, selama 30 menit setiap harinya, nobar Ceramah Master Cheng Yen ini diharapkan bisa memperkaya welas asih, menghangatkan batin, serta mengingat visi misi Tzu Chi.

Setelah menyaksikan program Lentera Kehidupan, seluruh peserta berdoa bersama untuk memulai hari.

“Ini kan sama saja dengan setiap pagi kita berdoa, kita seperti diingatkkan untuk berbuat baik apa hari ini melalui Master Cheng Yen,” kata Wayan Martini, Ketua Komite Mutu yang juga memegang tugas sebagai Koordinator Kegiatan ini.

“Terlepas apapun agama kita, karena ini bersifat universal, Master Cheng Yen terus mengingatkan kita untuk berbuat baik dan menebarkan cinta kasih juga menyayangi sesama. Menurut saya ini juga adalah modal dasar untuk pelayanan rumah sakit karena rumah sakit kan kompleks dan menghadapi berbagai macam orang setiap harinya,” imbuh Wayan.

Wayan menuturkan, kegiatan menonton Ceramah Master ini sudah sejak awal diadakan layaknya di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi maupun DAAI TV yang juga rutin setiap hari menyaksikan Program Lentera Kehidupan sebelum memulai pekerjaan. Bagi para staf Tzu Chi Hospital, kegiatan ini sudah dilakukan bahkan jauh sebelum rumah sakit beroperasi. Saat ini fasilitasnya sudah semakin memadai, kegiatan ini terus dilakukan.

Wayan Martini, Ketua Komite Mutu yang juga memegang tugas sebagai Koordinator Kegiatan menunjukkan absensi dari para peserta yang ikut menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen.

“Sejak awal (menonton), saya merasa ini penting makanya saya ingin menularkan kepada teman-teman semua. Apabila ditanamkan setiap hari, seperti kalau kita makan atau sarapan tiap pagi adalah satu kebiasaan baik bagi jasmani, maka menyaksikan Ceramah Master adalah sarapan bagi rohani kita,” papar Wayan.

“Intinya saya ingin kegiatan yang baik ini nanti akan menjadi kebutuhan dan habbit yang lama-lama menjadi budaya di lingkungan Tzu Chi Hospital ini. Tentu bukan karena paksaan ya, karena kalau orang butuh, dia akan mendapatkan sesuatu. Kalau dipaksa pasti tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali duduk manis dan membuang waktu saja. Benar-benar harapannya ini nanti bisa menjadi budaya baik,” lanjutnya.

Inspirasi Datang dari Berbagai Kisah yang Diceritakan Master Cheng Yen
Pada Jumat, 20 Mei 2022 ini, Ceramah Master Cheng Yen yang diputarkan adalah ceramah pada tanggal 12 Mei 2022 berjudul: Menakhodai Perahu Medis dengan Cinta Kasih Tanpa Batas. Pada ceramahnya tersebut, Master Cheng Yen mengulas tentang kiprah Dokter Hsu Yung-hsiang yang telah mendukung RS Tzu Chi di Hualien dan berkontribusi besar bagi misi kesehatan Tzu Chi. Pada tahun keempat berdirinya RS Tzu Chi Hualien, Dokter Hsu Yung-hsiang sudah mendedikasikan diri di sana untuk mendalami ilmu patologi.

Dokter Santoso (tengah) mengungkapkan sharing-nya setelah menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen.

“Selama puluhan tahun ini, Dokter Hsu Yung-hsiang sangat berdedikasi. Beliau juga membimbing banyak murid,” tutur Master Cheng Yen. Bagi Master Cheng Yen, beliau merupakan guru teladan bagi murid-muridnya dan sungguh merupakan insan berbakat yang langka. Selain itu, beliau juga memiliki cinta kasih tanpa pamrih. “Dokter Hsu Yung-hsiang bersungguh-sungguh mengembangkan potensi kebajikan dalam hidupnya. Beliau telah mendedikasikan kehidupannya. Beliau sungguh patut dijadikan teladan. Namun, pada usianya yang baru 60 tahun lebih, beliau sudah pergi dengan damai,” ungkap Master Cheng Yen.

Master Cheng Yen melanjutkan, walaupun sudah tiada, Dokter Hsu Yung-hsiang ternyata terus ingin menjadikan dirinya bermanfaat dan memberikan ilmu bagi para muridnya dengan menjadi seorang silent mentor. Di Tzu Chi, silent mentor merupakan orang-orang yang ketika hidupnya sudah menandatangi surat bahwa ketika mereka meninggal dunia, mereka akan mendonasikan tubuh atau jasadnya bagi fakultas kedokteran di Universitas Tzu Chi di Taiwan. Jasadnya tersebut kemudian akan digunakan oleh para mahasiswa sebagai bahan praktik.

Menanggapi kisah Dokter Hsu Yung-hsiang yang inspiratif, Anthony, staf bagian laboratorium menilai bahwa Master Cheng Yen ingin mengingatkan setiap orang bahwa mereka memiliki waktu yang berbeda-beda dalam hidupnya. “Untuk itu selagi kita punya waktu, marilah kita menolong orang menggunakan kemampuan kita masing-masing. Asalkan kita punya kemauan, niat yang baik, kita pasti bisa menolong sesama,” katanya.

Dengan melihat langsung hal positif yang tercipta, Dokter Gunawan Susanto (depan), Direktur Utama Tzu Chi Hospital berharap nantinya akan semakin banyak terbentuk jiwa-jiwa welas asih di Tzu Chi Hospital.

Sementara itu, Dokter Santoso menuturkan hal serupa bahwa dalam hidup yang sementara ini setiap orang mendapatkan pilihan antara baik dan tidak baik. “Nah apakah kita sudah berbuat baik? Melalui kegiatan ini, kita setiap pagi diingatkan oleh Master untuk berbuat baik bisa yang materiil dan non materiil. Yang jelas selama hidup kita bisa berbuat baik, bahkan setelah meninggal pun kita masih bisa berbuat baik,” ujarnya.

Bukan hanya Anthony dan Dokter Santoso saja yang pagi ini mendapatkan inspirasi melalui Ceramah Master Cheng Yen karena selain mereka berdua, ada 48 peserta lainnya yang mengikuti kegiatan ini. Seluruhnya terlihat menyimak dengan antusias dan beberapa lainnya memberikan sharing sebagai masukan satu sama lain.

“Hari ini terasa sedikit berbeda melihat banyaknya sharing dari Shixiong Shijie semuanya. Saya lihat ternyata setelah mendengarkan ceramah ini banyak yang tergugah dan merefleksikan diri, juga mengingatkan tentang apa yang sebaiknya kita lakukan kepada pasien,” kata Dokter Gunawan Susanto, Direktur Utama Tzu Chi Hospital. Dengan melihat langsung hal positif yang tercipta, Dokter Gunawan berharap nantinya akan semakin banyak terbentuk jiwa-jiwa welas asih di Tzu Chi Hospital.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Berkah Kasih Kesehatan Gigi di Tanjung Priok

Berkah Kasih Kesehatan Gigi di Tanjung Priok

31 Oktober 2017

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia wilayah Timur kembali menggelaR baksos kesehatan gigi pada Sabtu 21 Oktober 2017 di Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Tanjung Priok. Baksos ini adalah lanjutan dari baksos gigi pada Sabtu 16 September 2017.

Menghargai Diri Sendiri

Menghargai Diri Sendiri

02 Oktober 2020

Para xiao phu sa diajak untuk menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita tidak harus pandai dalam segala hal. Apa yang menjadi kekurangan kita, harus kita pelajari sehingga kita bisa. Dan apa yang menjadi kelebihan kita, harus kita kembangkan lagi dengan lebih berguna.

Pelayanan Kesehatan yang Berkelanjutan

Pelayanan Kesehatan yang Berkelanjutan

28 Desember 2017
Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar kembali menggelar bakti sosial kesehatan degeneratif yang kedua pada Sabtu, 23 Desember 2017. Kali ini tim medis Tzu Chi melayani sebanyak 55 pasien.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -