Belajar Berbuat Kebajikan

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
foto

* Berawal dari sebuah celengan ini, anak-anak asuh Tzu Chi Tangerang berlatih untuk berbuat kebajikan kepada sesama yang membutuhkan seperti dirinya ketika dibantu oleh Tzu Chi.

Jam menunjukkan pukul 09.00 pagi, 62 anak asuh Tzu Chi Kantor Perwakilan Tangerang mulai memasuki ruangan tempat acara Gathering Anak Asuh Tzu Chi Tangerang dilaksanakan. Karena kapasitas ruangan sangat terbatas, maka anak asuh dibagi ke dalam dua ruangan sesuai dengan daerah binaannya.
"Ini merupakan gathering pertama di awal tahun 2009. Saya sangat senang, dari 75 anak asuh, 62 orang bisa datang. Saya juga sempat kaget, karena sebenarnya acara ini kami buat khusus untuk anak-anak asuh, tapi ternyata orangtua mereka juga datang," tutur Lu Lien Chu, Ketua Tzu Chi Tangerang.

Acara ini dibuka dengan pertunjukan isyarat tangan Kacang Merah. Lu Lien Chu menjelaskan kepada anak-anak bahwa isyarat tangan ini memiliki makna yang sangat dalam. "Di dalam lagu ini Master Cheng Yen menunjukkan rasa kepeduliannya yang tinggi terhadap anak-anak asuh. Master sangat berharap anak-anak tidak meninggalkan pendidikan mereka, sehingga mereka bisa berhasil dan berguna bagi masyarakat."

Tidak hanya memberikan bantuan pendidikan, Tzu Chi Tangerang juga ingin mengajak anak-anak asuh untuk turut serta berbuat kebajikan. Oleh sebab itu, dalam setiap sesi, para relawan tidak lupa memberikan pelajaran budi pekerti dan menghimbau mereka untuk terus menyebarkan cinta kasih.

foto  foto

Ket : - Julianto, salah satu anak asuh yang sudah mulai berbuat kebajikan dengan rutin berdana kepada Tzu Chi.
           "Saya harap dengan dana yang tidak seberapa ini dapat juga membantu adik-adik saya yang membutuhkan,"
           katanya. (kiri)
         - Perbedaan bahasa tidak menghalangi Lu Lien Chu untuk memberikan pelajaran budi pekerti kepada para
           anak asuh. (kanan)

Semangat untuk berbuat kebajikan ini pun juga sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa anak asuh. Salah satu contohnya adalah Julianto, laki-laki yang sejak kelas 4 SD telah menjadi anak asuh Tzu Chi. Kini ia sudah duduk di bangku universitas. Selain kuliah, Julianto juga bekerja dan mulai menjadi donatur tetap bulanan Tzu Chi. Tidak hanya itu, kini ia pun rutin menggalang dana dari rekan-rekan kerjanya.

Tidak jauh berbeda dengan Julianto, sepasang kakak beradik Evi dan Feny, juga mulai rutin berdana dengan celengan bambu. Bahkan ibunda Evi dan Feny, yang memberikan celengan tersebut, sangat terharu dan menitikkan air mata saat menyerahkan celengan tersebut kepada Tzu Chi.

"Walaupun kehidupan mereka sulit, mereka masih mau membantu orang lain. Sebenarnya berapa pun uang yang disumbangkan bukanlah hal yang penting, yang penting adalah kita sudah mau menggalang hati dan memiliki niat baik untuk berbuat kebajikan," jelas Lu Lien Chu.

Anak asuh lain, Indah Pratama Junita, adalah gadis berusia 16 tahun ini kini tengah bersekolah di SMK Pelita Bangsa. Putri dari Rina Wati dan Simin ini hampir saja kehilangan kesempatan untuk meneruskan sekolahnya dikarenakan sang ayah yang kehilangan pekerjaan. Namun jodoh telah mempertemukan ia dengan Tzu Chi pada bulan Agustus 2008 lalu.

foto  foto

Ket : - Jalanan yang basah, bekas hujan siang itu tidak menyurutkan semangat anak-anak asuh untuk terus
           mengikuti permainan menyusun kalimat Mandarin yang diberikan para relawan Tzu Chi. (kiri)
         - Tidak hanya memberikan bantuan, para relawan Tzu Chi juga terus menularkan semangat cinta kasih dan
           kebajikan kepada seluruh anak asuh. (kanan)

"Ini merupakan kali pertama saya mengikuti kegiatan ini. Awalnya saya takut untuk datang ke acara ini, karena saya berpikir nanti akan disuruh ngapa-ngapain. Tapi setelah datang dan tahu apa saja yang dilakukan, ternyata enak juga. Saya mendapatkan banyak ilmu dari mengikuti kegiatan ini, seperti pelajaran budi pekerti dan bahasa Mandarin," ucap Indah sambil tersenyum.

Arifin, salah satu relawan pendamping menuturkan, tidak hanya untuk anak asuh, nantinya relawan juga akan membuat acara serupa untuk para orangtua agar mereka bisa berperan serta dalam keberhasilan pendidikan anak-anak mereka. "Salah satu contohnya adalah orangtua yang anaknya mendapatkan bantuan dari Tzu Chi kami himbau untuk berhemat, salah satunya adalah dengan tidak merokok. Lebih baik uang rokok tersebut dipergunakan untuk membantu biaya anaknya untuk bersekolah."

 

Artikel Terkait

Pelatihan Komite dan Calon Komite: Berbagi Pengalaman Sebagai Bekal Masa Depan

Pelatihan Komite dan Calon Komite: Berbagi Pengalaman Sebagai Bekal Masa Depan

15 Maret 2017
Untuk memantapkan langkah relawan dalam menjalani kegiatan Tzu Chi sekaligus membina diri masing-masing relawan, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan Pelatihan Komite dan Calon Komite yang diadakan di Guo Yi Ting, Lt. 3 Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK. Pelatihan ini diikuti oleh 580 relawan Tzu Chi dari seluruh Indonesia.
Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Melalui Titik Pemilahan

Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Melalui Titik Pemilahan

05 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi bersama-sama membuka titik pemilahan sampah daur ulang di area parkir Pasar Kain untuk menggalakkan kesadaran masyarakat Tebing Tinggi tentang pelestarian lingkungan melalui edukasi tentang konsep 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Recycle).
Pemberkahan Akhir Tahun: Keyakinan Mengikuti Jejak Sang Guru

Pemberkahan Akhir Tahun: Keyakinan Mengikuti Jejak Sang Guru

31 Januari 2015 Berawal dari menjadi donatur Tzu Chi, Shelly Widjaja mulai mengenal Tzu Chi. Awalnya, walaupun ia telah mengenal Master Cheng Yen melalui DAAI TV Indonesia, ia masih belum berkeinginan untuk menjadi relawan dengan alasan tertentu. Jodoh menjadi relawan matang ketika diajak berkunjung ke Hualien pada tahun 2010.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -