Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

Jurnalis : Beby Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Soit, Dinarwaty (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Tzu Chi Medan menggelar gathering Misi Amal agar para relawan saling menginspirasi dan belajar satu sama lain. 

Tzu Chi Medan kembali menggelar gathering Misi Amal. Kegiatan yang diadakan pada Minggu, 12 Februari 2017 ini digelar di Jingsi Books & Café, Jl. Perintis Kemerdekaan Komplek Jati Junction no. 1-P Medan. Gathering ini merupakan kegiatan yang dilakukan secara bergiliran setiap dua bulan sekali oleh setiap Hu Ai di Medan. Kali ini, gathering misi amal diadakan oleh Hu Ai Medan Barat.  

Gathering misi amal bertujuan agar para relawan saling menginspirasi dan belajar satu sama lain. Melalui sharing, setiap relawan misi amal berbagi pengalaman yang telah dilakukan di masing-masing wilayah. Acara yang dimulai pada pukul 15.20 WIB ini dimulai dengan kata sambutan oleh MC, lalu penghormatan kepada Master Cheng Yen. Relawan menyanyikan Mars Tzu Chi dan mengucapkan 10 sila Tzu Chi, kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing relawan.

Sharing Relawan Misi Amal

Misi amal merupakan salah satu dari empat misi utama delapan jejak Dharma Tzu Chi yang bertujuan memberikan kebahagiaan dengan hati penuh welas asih dan melepaskan penderitaan. Dimulai dari Dasawarsa (10 tahun) pertama Tzu Chi berfokus di misi amal semenjak berdirinya Tzu Chi pada 14 Mei 1966. Tugas misi amal bukan hanya memberi bantuan kepada Gan En Hu (penerima bantuan) secara materi saja. Yang terpenting adalah pemberian semangat dan perhatian (Guan Huai) sebagai dukungan moril kepada mereka.

Gan En Hu bukan hanya orang-orang yang menerima bantuan. Kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yang memberi kesempatan kepada kita sebagai ladang berkah pelatihan diri relawan Tzu Chi di tengah masyarakat. Seperti yang dikatakan Master Cheng Yen “Sakit pada tubuh manusia hanyalah 30% dan sisanya 70% terletak kepada batin mereka.” Karena itu dibutuhkan waktu yang khusus dalam memberikan guan huai untuk melihat perkembangan, kondisi kesehatan dan ekonomi keluarga mereka. 

"Dalam berkegiatan yang terpenting adalah proses. Sukses bukan dilihat dari seberapa yang telah dicapai melainkan seberapa besar kebahagiaan yang kita dapatkan," sharing dari Relawan Desnita.


"Misi amal adalah misi yang paling penting di Tzu Chi. Setiap relawan diharapkan bisa terlibat didalam misi amal," kata Sofian Tjiawi Shixiong selaku Huai Medan Barat saat sharing

Pada kesempatan gathering ini, Noni dan Hui-Hui berbagi kisah haru dan inspiratif pada relawan misi amal lainnya. Didampingi Nurhayati Salim selaku ketua misi amal Hu Ai Medan Barat. Mereka bercerita bagaimana tahap survei, hasil rapat, memberikan bantuan, sampai tahap memberikan perhatian. Kesembuhan gan en hu adalah hal yang sangat membahagiakan mereka.

“Dalam melakukan sumbangsih, haruslah tanpa pamrih dan tulus. Saya merasa sangat bahagia melihat kesembuhan seorang gan en hu yang di guan huainya bangkit kembali dan bisa berjalan karena mendapat makanan yang sehat dan bergizi,” ujar Noni dalam sharingnya.

Saat memberikan guan huai, setiap hari Noni memasak masakan vegetarian untuk kakak beradik (keluarga  gan en hu). Dalam melaksanakan Misi Amal, tak hanya mengikutsertakan yang mampu untuk membantu yang kurang mampu, tapi juga membantu yang kurang mampu dan membimbingnya menjadi orang yang mampu. Dengan ini, selepas dari penderitaan, maka timbul kebahagiaan dan menciptakan berkah bagi diri sendiri dan keluarga. Dalam sharingnya, Noni menunjukkan selembar bukti kwitansi dana amal yang diberikan oleh keluarga gan en hu sebagai wujud cinta kasih mereka untuk orang lain yang membutuhkan seperti mereka.

Sedangkan relawan Hui-Hui, dengan sabar terus mendampingi salah satu gan en hu yang mengalami kecelakaan hingga tulang paha panggul bergeser. Diawali dengan bantuan dari Tzu Chi, kemudian dilanjutkan dengan BPJS. Walaupun melalui BPJS harus menunggu jadwal operasi beberapa bulan sebelumnya, Hui Hui tetap melakukan guan huai ke rumah gan en hu untuk mengetahui kondisi perkembangannya.

Setelah pelepasan Case (Gips), kondisi kaki pasien masih belum sama panjang dan terjadi selisih 7 cm. Gan en hu dibawa untuk konsultasi kembali ke dokter. Pada 20 Januari 2017 pasien mendapat panggilan dari RS Haji Adam Malik, Medan untuk operasi pemasangan plat panggul dan bola panggul. Saat melihat kesembuhan gan en hu, Hui Hui merasa sangat bahagia.  

Motivasi Bagi Relawan Misi Amal

Beberapa relawan senior memberikan motivasi dan masukan kepada relawan misi amal yang hadir. Desnita memberikan tiga pesan inti dan motivasinya. “Memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk belajar sharing, sebagai relawan hadirlah untuk relawan yang belajar, dan selalu memberi semangat dengan cara hadir di setiap acara gathering, ujarnya.

Ia menambahkan, dalam melakukan misi amal haruslah bisa berempati terhadap Gan En Hu dan juga kepada sesama relawan sendiri. Dalam berkegiatan yang terpenting adalah proses. Sukses itu bukan dilihat dari seberapa yang telah dicapai, melainkan seberapa besar kebahagiaan yang kita dapatkan.

Gathering misi amal yang dilakukan setiap dua bulan sekali ini bertujuan untuk mengajak relawan untuk lebih banyak mengikuti misi amal. 

Relawan Handra Sikoko, dalam sharing motivasinya juga mengatakan betapa pentingnya ketulusan dalam bersumbangsih. “Bersumbangsih tanpa pamrih akan mendapatkan suatu kegembiraan. Setelah mendengar sharing, kita baru tahu betapa gembiranya sesuatu yang dilakukan dengan tulus pasti berakhir dengan kegembiraan. Pada saat berbuat, kita jadi belajar, belajar tentang berbuat melalui misi amal,” ujarnya.

Sementara itu, Sofyan Tjiawi selaku ketua Hu Ai Medan Barat mengatakan begitu banyak pelajaran yang bisa diambil kala menjalankan misi amal.

“Misi amal adalah misi paling penting di Tzu Chi. Tiap relawan diharapkan bisa terlibat. Mengulang kembali kisah saat saya pertama kali bergabung menjadi relawan. Melakukan survey dan didampingi oleh ketua survey. Sebelum jadi relawan, bila ada yang meninggal, tak berani melayat. Setelah gabung di Tzu Chi, bila ada Gan En Hu yang meninggal, kadang mendampingi keluarga. Bahkan itu bukan sebuah hal yang tabu lagi,” kata Sofyan Tjiawi, Ketua Hu Ai Medan Barat.

Sebagaimana Master Cheng Yen pernah menyampaikan bahwa Misi Amal adalah akar dari misi Tzu Chi dengan prinsip cepat, tepat dan langsung. Sehingga harus melalui proses survey. Saat survey merupakan sebuah pelatihan diri setiap relawan di jalan Bodhisatwa dalam pencapaian berkah dan kebijaksanaan. Datang ke rumah penerima bantuan, menyaksikan penderitaan mereka dan berkesempatan memberikan bantuan adalah tindakan menciptakan berkah. Dengan menyaksikan semua wujud kehidupan manusia, timbul welas asih, kesadaran dan menambah kebijaksanaan.


Artikel Terkait

Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

20 Februari 2017
Tzu Chi Medan kembali menggelar gathering Misi Amal. Gathering misi amal bertujuan agar para relawan saling menginspirasi dan belajar satu sama lain. Beberapa relawan menceritakan pengalamannya, termasuk apa saja yang membuat mereka mencintai apa yang mereka lakukan di Misi Amal.
Menambah Jejak Langkah Celengan Bambu

Menambah Jejak Langkah Celengan Bambu

18 Agustus 2015 Pada Rabu, 13 Mei 2015, insan Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas menggalang hati para karyawan PT Ivomas, Lubuk Gaung, Dumai dengan menceritakan mengenai misi-misi yang diemban Tzu Chi.
Recehan Pemberi Harapan

Recehan Pemberi Harapan

12 November 2015 Pada Kamis, 12 November 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan penuangan celengan bambu di Kodim 0505/ Jakarta Timur.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -