Belajar Bersama Mengukir Sejarah Tzu Chi
Jurnalis : Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan), Fotografer : Kenji Marwies, Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan)Parenting Class yang dihadiri oleh orang tua Tzu Shao pada 14 April 2019 bersamaan dengan kegiatan kelas budi pekerti Tzu Shao.
Kelas Budi Pekerti Tzu Shao jatuh pada tanggal 14 April 2019, dimana anak- anak remaja ini diajak untuk belajar bersama mengukir sejarah Tzu Chi. Sebelum kelas dimulai, anak-anak juga mengajak orang tuanya untuk mengikuti “Parenting Class” yang dibawakan oleh Jusni Lina Shijie. Dimana Jusni Lina Shijie mensosialisasikan waisak yang akan diadakan oleh Tzu Chi seluruh dunia di bulan Mei minggu kedua kepada orang tua Tzu Shao.
Sebelum kelas dimulai, terlihat anak-anak sudah datang dan duduk rapi sesuai nomor meja masing-masing yang telah dibagikan. Kelas dimulai tepat pukul 9 pagi, materi yang dibawakan hari ini adalah tentang Zhen Shan Mei. Anak-anak dijelaskan betapa pentingnya Zhen Shan Mei di Tzu Chi. Kemudian anak-anak diberikan pemahaman tentang Zhen Shan Mei dan tujuan adanya Zhen Shan Mei, karena Zhen Shan Mei merupakan mata dan telinga Master Cheng Yen. Dengan adanya Zhen Shan Mei, Master Cheng Yen mengetahui semua kegiatan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi, yang dibawakan oleh Vinson.
Hendrik Khosman menjelaskan dasar fotografi agar anak-anak tahu apa kegunaan dari ISO, White Balance, dan lainnya.
Kegiatan dilanjutkan oleh Hendrik Khosman yang merupakan Zhen Shan Mei di Tzu Ching Medan. Ia menjelasakan dasar-dasar fotografi agar anak-anak tahu apa kegunaan dari ISO, White Balance, dan lainnya. Hendrik mengajak anak-anak untuk praktik langsung supaya mereka lebih mengerti lagi akan kegunaan dari kamera yang bukan hanya teori saja. Kemudian diakhiri oleh Sherly juga turut memberitahukan tentang cara pengambilan gambar serta framing di kamera supaya gambar yang diperoleh bukan saja indah akan tetapi punya makna cerita dari gambar yang diambil.
“Harapan dari saya yaitu semoga Zhen Shan Mei Tzu Shao bisa menjadi generasi penerus untuk selalu mengabadikan sejarah-sejarah yang ada di Tzu Chi, sehingga jejak langkah Tzu Chi akan terus ada dan dikenang oleh penerus yang akan datang. Sebab Master Cheng Yen berprinsip setiap saat adalah sejarah dan setiap kisah adalah inspirasi,” tutur Hendrik Khosman selaku Zhen Shan Mei di Tzu Ching Medan.
Setelah
mendapatkan materi tentang Zhen Shan Mei,
anak-anak Tzu Shao diajak untuk langsung
praktek dalam menggunakan kamera.
Menjadi relawan Zhen Shan Mei merupakan tugas dari semua relawan Tzu Chi yang disebut Ren Ren Shi Zhen Shan Mei yang artinya semua orang itu adalah Zhen Shan Mei, serta setiap orang mempunyai kitab yang berbeda. Yang penting adalah niat dan tekad asalkan mereka berniat belajar dan memilik tekad yang kuat untuk menjadi Zhen Shan Mei maka secara perlahan hasil dokumentasi akan sesuai dengan budaya humanis Tzu Chi, dan dapat menwujudkan harapan dari Master Cheng Yen yaitu mensucikan hati manusia, masyarakat damai sejahtera, serta dunia bebas dari bencana.
“Ya kelas Tzu Shao bisa semakin berkembang, serta anak-anak Tzu Shao bisa tumbuh semakin dewasa dan bijaksana. Generasi muda ini merupakan harapan kita di masa depan dan merekalah yang akan terus berjalan di jalan Tzu Chi seiring berjalannya waktu, saya berharap mereka bisa tetap membantu Master sebagai mata dan telinga Master,”ungkap Sufinah selaku pembina kelas Tzu Shao.
Artikel Terkait
Belajar Bersama Mengukir Sejarah Tzu Chi
18 April 2019Kelas Budi Pekerti Tzu Shao jatuh pada tanggal 14 April 2019, dimana anak- anak remaja ini diajak untuk belajar bersama mengukir sejarah Tzu Chi. Anak-anak diberikan pemahaman tentang Zhen Shan Mei dan tujuan adanya Zhen Shan Mei, karena Zhen Shan Mei merupakan mata dan telinga Master Cheng Yen.