dr Rommy I dengan antusias memberikan materi dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Dengan gaya bahasa yang ringan penuh canda namun serius dr Rommy menjelaskan pengertian, proses terjadinya asam urat. Menurut dr. Rommy ada banyak faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh. Seperti faktor makanan, obat-obatan dan pola hidup. “Sekarang banyak generasi muda yang menderita penyakit asam urat, strok dan sakit jantung karena dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut,” jelas dr. Rommy.
Dr. Rommy pemateri “Belajar Bersama” mengajak para peserta untuk flashback pada saat dunia dilanda pandemi Covid-19. Di mana saat itu kita belajar bahwa kesehatan adalah hal yang sangat berharga dan menjaga kesehatan tersebut dengan melakukan pola hidup sehat.
“Saat pandemi orang-orang menghindari konsumsi daging dan menggantinya dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur. Kegiatan sehari-hari diisi dengan olahraga dan berjemur, ditambah dengan waktu tidur yang cukup serta minum air putih yang cukup. Hal-hal tersebut tanpa disadari sudah mencegah terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam tubuh,” tutur dr. Rommy.
Rahayu berkesempatan untuk menjadi moderator dalam program “Belajar Bersama” kali ini.
Tim Isyarat tangan (Shou Yu) Tzu Chi Surabaya memperagakan bahasa isyarat tangan dengan judul "Wo De Ming Zi Jiao Yong Gan” (Nama saya sang pemberani)
Dr Rommy juga menjelaskan bagaimana agar kita tidak mengidap penyakit asam urat dengan cara menjaga pola makan rendah purin, mengurangi stres, bersosialisasi positif, dan berolah raga teratur. Selain itu, dr. Rommy menyarankan bagi yang menderita asam urat ketika tidur sebaiknya memakai kaus kaki agar kaki tetap hangat dan aliran darah tetap lancar untuk menghindari penumpukan asam urat di persendian kaki. tip ini disarankan karena kaki berada di tempat yang jauh dari jantung sehingga bagian kaki cendering manjadi dingin.
Pada akhir materi dr. Rommy mengatakan kunci kesehatan kita dengan menerapkan keseimbangan dalam pola hidup. Kebijaksanaan diperlukan dalam menangani kesehatan diri. Menurut dr. Rommy manusia sering memikirkan cara hidup yang enak, tetapi, melupakan cara meninggal dunia yang baik.
Dr. Rommy juga mengatakan bahwa sebuah keberuntungan berada di komunitas Tzu Chi. Dengan menjalankan kegiatan Tzu Chi, kita dapat memiliki pola hidup yang baik dan membawa manfaat bagi sesama. Salah satunya adalah kebijakan untuk bervegetaris. Pola hidup vegetaris membawa banyak manfaat salah satunya menghindari kenaikan asam urat melebihi batas normal.
Para peserta yang menghadiri program “Belajar Bersama” terdiri dari para relawan Tzu Chi dan dari masyarakat umum dengan khidmat mendengarkan penjelasan dari pemateri.
Pada sesi tanya jawab, Ming Fong seorang relawan Tzu Chi yang menjalankan pola hidup vegetaris memberikan pengalamannya bahwa asam urat pun normal meskipun bervegetaris. Sophie peserta lainnya menanyakan apakah kacang-kacangan dapat meningkatkan kadar asam urat? Dr. Rommy mengatakan agar jangan takut untuk mengonsumsi kacang-kacangan selama tidak berlebihan.
Ida peserta lainnya juga menanyakan apa yang harus dilakukan jika sudah terkena asam urat dan bagaimana efek gula terhadap asam urat?, dr. Rommy menyarankan agar para penderita asam urat dapat menerapkan pola hidup sehat seperti, pada masa pandemi terjadi dengan memperbanyak konsumsi sayur, buah, minum air putih yang cukup, berolahraga, berjemur, tidur yang cukup, mengelola stres dengan rajin ibadah dan melakukan kegiatan di dalam komunitas. Beliau menambahkan bahwa fruktosa (pemanis buatan) juga dapat meningkatkan asam urat.
Salah satu peserta kemudian sharing terkait kondisi asam uratnya yang tinggi melebihi batas meskipun tidak menunjukkan gejala beliau mengatakan dengan lebih banyak meminum air putih dan rutin minum obat. Akhirnya setelah tes, kondisi asam uratnya telah kembali normal. Saat ini tidak minum obat lagi, tetapi menjalankan pola hidup yang lebih baik.
Para peserta “Belajar Bersama” berswafoto setelah kegiatan beljar bersama tentang kesehatan selesai.
“Topik asam urat ini sangat menarik sekali. Saya perhatikan selain relawan, tamu umum pun juga turut hadir ya. Materinya juga sangat informative sehingga menambah pengetahuan kita semua,” ucap Ming Ling seorang relawan yang hadir.
Amei dan Emily juga mengungkapkan hal yang sama tentang kegiatan Tzu Chi di Indonesia. Amei bersyukur dengan adanya “Belajar Bersama” ini banyak pengetahuan yang didapat salah satunya informasi cara hidup sehat, dan pola makan.
“Acaranya sangat bagus dan bisa menambah pengetahuan mengenai kesehatan,” ucap Amei Sj
“Saya juga baru tahu kalau asam urat itu juga berfungsi sebagai antioksidan,” ujar Emily Sj.
Sabrina koordinator acara Belajar Bersama ini mengatakan pertemuan kali ini membahas tentang kesehatan untuk para pesertadan relawan Tzu Chi. “Acara seperti ini merupakan edukasi tentang kesehatan kepada para peserta terlebih bagi para relawan untuk tetap bisa menjaga pola hidup sehat terutama bervegetaris sehingga kita bisa mewujudkan harapan Master Cheng Yen dan juga bisa mengembangkan hati welas asih kepada semua makhluk” Ujar Ida Sabrina
Tim “Belajar Bersama” berharap dengan mengangkat tema kesehatan, para relawan dan masyarakat umum yang hadir dapat lebih menjaga dan menyayangi kesehatan diri sendiri, dan orang-orang di sekitar.
Editor: Anand Yahya