Belajar dari Filosofi Sumur

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Ivana
 

fotoSelama 3 hari, 25-27 Februari 2011 para relawan dan pengusaha Kuala Lumpur, Malaysia berkunjung ke Tzu Chi Indonesia.

“Menurut saya, kesuksesan terbesar mereka bukan hanya dapat menempati posisi penting di masyarakat, namun juga karena dapat memberikan sumbangsih yang luas bagi masyakarat,” kata Tzu Lu Shijie dalam malam ramah tamah antara relawan Tzu Chi Indonesia dengan relawan Tzu Chi dan pengusaha dari Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 25 Februari 2011.

Berharap dapat belajar, selama 3 hari yaitu tanggal 25-27 Februari 2011 sejumlah relawan Tzu Chi Kuala Lumpur, Malaysia mengajak beberapa pengusaha dari negeri jiran tersebut untuk berkunjung ke Tzu Chi Indonesia. Rombongan yang terdiri dari 22 orang itu tiba di Jakarta hari Jumat sore dan langsung menuju ke lokasi proyek pembangunan Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Di sana rombongan pertama-tama mendengarkan penjelasan awal dari Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma. “Lahan ini luasnya 10 hektar, dan akan dibangun Aula Jing Si, kantor yayasan, juga Tzu Chi School,” jelas Sugianto. Ia juga menerangkan bahwa selama pengerjaan, relawan Tzu Chi bergantian memasak makan siang vegetarian bagi para pekerja bangunan. “Sebagai bentuk penghargaan pada mereka, kami tidak menyebut para pekerja ini sebagai ‘buruh atau pekerja’ namun sebagai ‘seniman bangunan’,” tambah Sugianto.

Rombongan kemudian diajak berkeliling untuk melihat bagian dalam bangunan yang telah rampung lebih dari separuhnya. Dengan mengenakan helm pengaman, relawan Tzu Chi Kuala Lumpur dan Indonesia mengunjungi bangunan sekolah yang direncanakan memulai kelas pertama pada pertengahan tahun 2011, juga Aula Jing Si yang nanti akan menjadi pusat kegiatan bagi relawan Tzu Chi seluruh Indonesia. Li Liang Te Shixiong, seorang relawan Tzu Chi Kuala Lumpur bercerita bahwa saat ini mereka juga tengah mempersiapkan pembangunan Aula Jing Si. “Kami akan berkunjung lagi ke sini untuk belajar lebih banyak mengenai pembangunan Aula Jing Si. Kami harap saat itu kalian semua bersedia membagi pengalaman dengan kami,” ujar Li Shixiong.

foto  foto

Keterangan :

  • Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma, memberikan penjelasan awal mengenai pembangunan Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia. (kiri)
  • Tzu Chi Kuala Lumpur juga tengah merencanakan pembangunan Aula Jing Si, maka para relawan berharap dapat berkunjung kembali untuk belajar dari pembangunan Aula Jing Si di Indonesia. (kanan)

Air Sumur untuk Orang Banyak
Dalam 10 tahun terakhir, Tzu Chi Indonesia berkembang sangat pesat. Perkembangan ini didorong oleh banyaknya masyarakat yang mengalami penderitaan dan membutuhkan bantuan. Dan tak dapat dipungkiri, kiprah nyata Tzu Chi di Indonesia ini berkat dukungan para pengusaha Indonesia yang juga menjadi relawan Tzu Chi. “Di sini kita bisa melihat, bagaimana para pengusaha sukses di Indonesia bersumbangsih. Maka kami sangat berharap dapat belajar dari sini,” kata Tzu Lu Shijie yang juga merupakan Ketua Tzu Chi Kuala Lumpur.

Pada acara ramah tamah di Novotel malam harinya, beberapa relawan Tzu Chi Indonesia berbagi pengalaman. “Kalau dilihat memang sepertinya kita sedang membantu orang lain. Tetapi sebetulnya kita sedang membantu diri kita sendiri. Master Cheng Yen pernah berkata, ‘Air sumur harus ditimba supaya airnya menjadi jernih dan sumbernya bertambah banyak.’ Begitu juga semakin banyak kita menyumbangkan dana, pemasukan justru semakin bertambah,” kata Franky O. Widjaja. Salah satu pengusaha kelas atas ini bergabung dengan Tzu Chi tepat sebelum kerusuhan Mei tahun 1998. Trauma dari kejadian kerusuhan itu membuat Franky tersadar, bahwa jurang antar etnis di Indonesia harus dijembatani dengan kekuatan cinta kasih.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah satu pengusaha ternama di Indonesia yang juga merupakan relawan Tzu Chi, Franky O. Widjaja bercerita tentang filosofi sumur yang diajarkan Master Cheng Yen. (kiri)
  • Ketua Tzu Chi Kuala Lumpur, Tzu Lu Shijie menyampaikan terima kasih dan kekagumannya atas sumbangsih para pengusaha di Tzu Chi Indonesia. (kanan)

Lim Hau She Shixiong, seorang pengusaha muda dari Kuala Lumpur mengatakan bahwa ini adalah kunjungannya yang kedua kali ke Indonesia. “Saya masih ingat tahun 2004, pertama kali berkunjung ke Kali Angke dan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Saat itu saya sangat tersentuh, hingga sepulangnya ke sana saya mulai mengikuti kegiatan Tzu Chi dan mengajak beberapa teman untuk ikut serta,” ceritanya. Dalam kunjungan keduanya ini, ia berkesempatan mendengar lebih banyak cerita tentang keterlibatan pengusaha dalam aktivitas kemanusiaan Tzu Chi. Maka ia pun berharap, “Saya merasa Indonesia adalah tempat yang penuh harapan dengan adanya para pengusaha yang murah hati ini. Saya harap kelak di Malaysia pun ada lebih banyak pengusaha yang bergabung dengan Tzu Chi.”

  
 

Artikel Terkait

Bantuan untuk Pelayanan Kesehatan

Bantuan untuk Pelayanan Kesehatan

23 September 2021

Tzu Chi Medan memberikan bantuan 150 tempat tidur untuk RSUD dr. Pirngadi Medan. Bantuan ini disambut baik oleh pihak RSUD dr. Pirngadi Medan yang diterima langsung oleh dr. Suryadi Panjaitan selaku direktur pada Kamis, 9 September 2021.

Mendalami Dharma, Memupuk Kebijaksanaan

Mendalami Dharma, Memupuk Kebijaksanaan

22 Maret 2019

Mengapa relawan Tzu Chi disebut sebutir benih? Karena dari masing-masing relawan, masyarakat di luar bisa mengenal Dharma. Karena dengan menjadi relawan, orang lain di luar bisa ikut menjadi relawan. Bukan karena ajakan semata, tapi bisa juga karena mereka melihat perubahan positif dalam diri relawan Tzu Chi yang membuat mereka terinspirasi.

Suara Kasih: Melepaskan Rasa Dendam

Suara Kasih: Melepaskan Rasa Dendam

05 April 2011 Setiap orang harus mencurahkan cinta kasih dan bersumbangsih dengan hati penuh welas asih. Pada saat mempraktikkan hal ini, kita jangan lupa untuk bertobat karena segala bencana yang terjadi di dunia merupakan buah karma kolektif semua makhluk.
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -