Belajar dari Kehidupan Orang Lain

Jurnalis : Yunita Margaret (He Qi Utara), Fotografer : Yunita Margaret (He Qi Utara)

Kunjungan kasih He Qi Utara

Keluarga Raihan merasa bersyukur dikunjungi oleh para relawan Tzu Chi. Para relawan memberikan dukungan serta doa kepada Duryati, Ibu Raihan agar tetap sabar dan tabah merawat anak-anaknya.

Para relawan Tzu Chi rutin melakukan kunjungan kasih ke para penerima bantuan setiap hari Minggu pada minggu kedua. Kunjungan ini ditujukan agar para relawan Tzu Chi dapat memberikan perhatian, menjalin jodoh baik, dan mengenali kebutuhan para penerima bantuan.

Seperti pada hari Minggu, 8 Maret 2015. Sejak pukul 8:30, sebanyak 21 relawan mulai berkumpul di Jing Si Book and Café Pluit untuk melakukan persiapan dan pengarahan kunjungan kasih. Para relawan kemudian dibagi dalam tiga kelompok. Hujan ringan yang mendera tidak menyurutkan semangat para relawan, terutama Evelyn yang juga mengajak dua temannya, Steffi dan Devi dalam kegiatan ini. Bagi Evelyn, dengan ikut serta dalam kunjungan kasih, dirinya dapat menyaksikan sendiri kehidupan orang lain dan menjadi mengerti bagaimana cara membantu orang lain.

Keluarga pertama yang dikunjungi adalah keluarga Raihan di Muara Angke, Jakarta Utara. Raihan adalah seorang bayi yang menderita gangguan hati. Penyakit ini juga membuat perutnya membesar, dan warna mata menguning. Raihan sehari-hari bergantung pada susu melalui alat infus yang disambungkan ke hidungnya.

Kunjungan kasih He Qi Utara

Melalui kegiatan ini, para relawan juga mendapat hikmah dan merasa lebih bersyukur akan segala sesuatu yang telah dimiliki.

Saat tiba di rumahnya, ibu Raihan, Duryati menyambut para relawan dengan ramah. Dia kemudian menceritakan kondisi kesehatan Raihan. “Kata dokter, Raihan perlu dioperasi dan cangkok hati dari saya. Tetapi menunggu sampai berat badan saya turun baru bisa donor. Selain itu, perlu biaya yang besar. Saya tidak tahu, tapi semoga Raihan benar-benar bisa dioperasi dan sembuh,” ujar Duryati.

Sang ibu memang tidak pernah mengeluh dan dengan sabar merawat Raihan. Hal ini membuat para relawan tersentuh melihat ketabahan Duryati. Relawan Tzu Chi dalam kunjungan ini memberikan dukungan dan doa kepada untuk Duryati dan Raihan. Selain itu, relawan juga membawakan popok untuk Raihan. Seusai itu, para relawan pamit dan menuju rumah kedua yaitu keluarga Erik di Tanah Pasir.

Perjalanan menuju rumah Erik sempat membuat para relawan kesulitan. Pasalnya, Erik ternyata telah pindah rumah. Namun, setelah bertanya kepada warga di lingkungan sekitar akhirnya para relawan berhasil menemukan rumah kontrakan Erik yang baru.

Erik tinggal bersama kedua orang tua dan tiga adiknya. Kondisi rumah kontrakan ini sempit dan gelap terutama di lantai duanya. Meski begitu, salah satu kendala utama yang dirasakan Erik adalah kakinya yang lemas. Karena kondisinya ini, Erik tidak bisa bergerak leluasa. Para relawan dalam kunjungan ini terus menyemangati Erik agar dia tidak menyerah.

Kunjungan kasih He Qi Utara

Penuh syukur, Erik dan keluarga ikut bersumbangsih membantu sesama melalui celengan bambu Tzu Chi.

“Erik harus tetap semangat yah. Usahakan kaki digerakkan walau sedikit agar tidak kaku,” ucap Ervina Luciana. Erik beserta keluarga mengaku terhibur dengan kehadiran para relawan Tzu Chi. Menggunakan kesempatan kunjungan ini, Erik menyerahkan celengan bambu Tzu Chi sembari berkata, “Ini dari kami sekeluarga, semoga bisa digunakan untuk membantu orang lain juga.” Relawan berterima kasih serta ikut berbahagia karena Erik dan keluarga dapat bersumbangsih bagi sesama. Para relawan akhirnya pamit pulang sembari menyemangati Erik.

Kunjungan ini memberikan makna tersendiri bagi para relawan. Sepanjang perjalanan, para relawan saling berbagi kesan, misalnya saja Evelyn yang mengatakan, “Saya belajar lebih bersyukur dan bersabar.” Senada dengan itu, Steffi mengaku akan belajar lebih bersyukur. Lebih lanjut, relawan lain, Devi mencontohkan bagaimana kita sering kali mengeluhkan hal kecil padahal masih banyak orang yang hidup berkekurangan.

“Kita memang harus bersyukur dan belajar dari pengalaman orang lain,” pungkas relawan Tzu Chi lainnya, Luciana. Hal ini seperti dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen: “Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia baru bisa berbahagia.”


Artikel Terkait

"Satu Keluarga" Bersama Anak -Anak Santri

08 Mei 2014 Berkah bukan hasil dari bermohon, tetapi harus diciptakan sendiri. Jika dalam hati memiliki cinta kasih, bersumbangsih secara nyata untuk membantu orang yang menderita agar terbebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan, itulah menciptakan berkah bagi orang banyak.
Menjalin Silaturahmi dengan Anak - anak Panti Asuhan Amaliyah

Menjalin Silaturahmi dengan Anak - anak Panti Asuhan Amaliyah

12 Juni 2018
Puluhan relawan Tzu Chi Tebing Tinggi kembali berkunjung ke Panti Asuhan Amaliyah dalam rangka buka puasa bersama, Minggu, 10 Juni 2018. Sebanyak 40 anak asuh dan 11 pengurus panti menyambut relawan dengan wajah penuh senyuman. 
Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar

Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar

08 Mei 2024

Dibanding dua sesi terapi sebelumnya, hari itu Ruby (5) sangat kooperatif. Ia sudah tak lari-larian, sudah tak merebut mainan lagi. Ia duduk tenang mengikuti instruksi terapisnya, Kak Afifah dengan baik.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -