Belajar dari Kelas Budi Pekerti

Jurnalis : Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto, Martin, Vinson Sherly, Donny Wijaya, Kenjie (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi indonesia

Kegiatan penutupan kelas bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan diadakan pada Minggu, 26 November 2017. Dalam kegiatan ini, anak-anak membawakan isyarat tangan Xiao Shu De Yuan Wang (Impian Pohon Kecil).

Waktu terus berjalan, tak terasa sudah sampai pada penghujung tahun 2017. Menjadi kegiatan rutin kelas bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan setiap tahunnya mengadakan Kelas Penutupan. Tahun ini, acara tersebut diadakan pada Minggu, 26 November 2017 di Gedung Megah Paramount Convention Center, Jalan Putri Merak Jingga No. 2B Medan, Sumatera Utara. Kegiatan penutupan dibalut dalam sebuah acara yang menyuguhkan penampilan anak-anak.

“Agar Orang tua dapat melihat performa anak-anak mereka dan hasil belajar selama satu tahun di acara penutupan Kelas Bimbingan Budi Pekerti ini,” ucap Merry Sudilan, Ketua Misi Pendidikan Tzu Chi Medan.

Dua Bodhisatwa cilik, Cleony dan Kenzie memandu acara penutupan kelas bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan 2017 ini. Dalam acara penutupan kelas budi pekerti ini, sebanyak 17 anak juga menampilkan tabuhan genderang dan lonceng. Makna menabuh genderang sendiri mengingatkan bahwa harus tekun, giat, dan tidak boleh bermalas-malasan. Sedangkan suara lonceng mendatangkan keharmonisan dan kedamaian serta menyampaikan penghormatan dan pemberkatan terhadap semua orang.

doc tzu chi indonesia

Sebelum acara dimulai, anak-anak menuangkan celengan cinta kasih mereka.

doc tzu chi indonesia

Dalam acara penutupan kelas budi pekerti ini, sebanyak 17 anak juga menampilkan tabuhan genderang dan lonceng.

Tidak hanya penampilan tabuhan genderang dan lonceng, anak-anak juga membawakan bahasa isyarat tangan Gan En Da Zi Ran (Terima kasih pada Alam). Dalam isyarat tangan ini membawakan pesan untuk berterima kasih kepada alam. Juga ada isyarat tangan Lao Shi Xin Pu Sa Xin (Hati Guru Bagaikan Hati Bodhisatwa) yang dibawakan oleh Daai Mama, untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada guru yang merupakan pelita dalam kehidupan.

Drama Kebahagiaan di Dalam Hutan turut menghibur hadirin di tenagh-tengah acara. Drama ini menceritakan tentang Ramuan Obat Dokter Burung Hantu yaitu 4 sup Tzu Chi (berpuas hati, bersyukur, berpegertian, dan bertoleransi). Dalam kisah drama ini, di mana para kurcaci melihat binatang kecil di sekitar istana yang jatuh sakit akibat pencemaran lingkungan dari dalam istana. Nenek Sihir juga jatuh sakit. Putri Salju yang baik hati meminta tolong kepada dokter Burung Hantu untuk mengobati mereka. Berkat ramuan resep dari dokter Burung Hantu, para binatang kecil dan Nenek Sihir kembali sehat. Bahkan si Nenek Sihir menjadi nenek yang penuh kasih sayang. Drama yang diperankan oleh 17 Xiao Pu Sa ini telah berhasil memukau tamu yang hadir.

doc tzu chi indonesia

Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto mengungkapkan rasa harunya melihat penampilan anak-anak kelas budi pekerti.

doc tzu chi indonesia

Anak-anak berdoa bersama sebelum memulai acara penutupan kelas bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan 2017.

Tidak hanya penampilan yang diberikan oleh anak-anak kelas budi pekerti, namun orang tua murid juga diajak menyaksikan kilas balik aktifitas apa saja yang sudah dilakukan para xioa pu sa selama satu tahun pelajaran. Sebagai ungkapan terima kasih kepada Xiang Ji Mama atas sumbangsih mereka yang harus bangun pagi, berbelanja ke pasar dan memasak makanan vegetaris selama satu tahun, anak-anak kelas budi pekerti memberikan souvenir. Adapula apresiasi untuk Xiao Pu Sa yang tidak pernah absen mengikuti setiap kelas bimbingan budi pekerti selama satu tahun.

Isyarat tangan Di Qiu De Hai Zi (Anak Dunia) mengakhiri acara penutupan kelas bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan 2017 ini. “Sebagai Insan Tzu Chi kami berjanji tidak akan membuat Papa Mama khawatir, belajar dengan baik, hidup dengan disiplin dan mandiri, selalu berbakti pada orang tua. Kita yakin akan tumbuh menjadi anak yang memberi teladan kepada anak-anak lainnya dari tahun ke tahun. Budi Papa dan Mama setinggi langit dan sedalam samudera,” ucap Cleony dihadapan 71 tamu undangan ini. selain tamu undangan, kegiatan ini dihadiri pula 100 relawan Tzu Chi dan 75 xiao pu sa.

doc tzu chi indonesia

Daai Mama juga menampilkan isyarat tangan dalam acara penutupan kelas budi pekerti yang diadakan di Gedung Megah Paramount Convention Center, Jalan Putri Merak Jingga No. 2B Medan, Sumatera Utara.

doc tzu chi indonesia

Sebagai ungkapan terima kasih, anak-anak memberikan souvenir kepada tim relawan yang telah bersumbangsih menyiapkan konsumsi selama satu tahun pelajaran di tahun 2017.

Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto mengungkapkan rasa harunya melihat penampilan anak-anak kelas budi pekerti. “Saya sangat terharu dan bangga melihat Xiao Pu Sa hari ini, terutama yang menabuh Genta dan Genderang, mereka semua terlihat begitu sepenuh hati,” ungkap Mujianto. “Xiao Pu Sa yang membawakan drama juga sangat bagus dengan perannya masing-masing,” imbuhnya.

Salah satu orang tua Dennis Chandra terkesan dengan anaknya yang tergabung dalam tim genderang. “Saya sangat bangga, sejak latihan sampai akan tampil pada hari ini Dennis berusaha untuk bervegetaris karena itu adalah syarat yang disampaikan untuk mengikuti penabuhan genta dan genderang ini,’’ ucap Yunita, mama xiao pu sa yang telah tiga tahun mengikuti kelas budi pekerti ini.

Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Menjaga Interaksi yang Baik Dengan Orang Lain

Menjaga Interaksi yang Baik Dengan Orang Lain

27 September 2023

Relawan Tzu Chi Pekanbaru menjadi salah satu narasumber dalam mengisi materi Latihan Dasar Kepemimpinan di SMA Dharma Loka, Pekanbaru.

 Mendidik Generasi Bangsa untuk Saling Mengasihi dan Merespon dengan Baik

Mendidik Generasi Bangsa untuk Saling Mengasihi dan Merespon dengan Baik

30 Agustus 2023

Kelas Budi Pekerti di Komunitas He Qi Pusat selalu memberikan materi-materi yang sungguh bagus. Seperti kali ini, murid-murid belajar tentang cara merespon perkataan kurang baik dari orang lain dan juga tentang pentingnya saling mengasihi.

Belajar Saat Mengajar

Belajar Saat Mengajar

05 Juni 2018
Murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi mensosialisasikan pola hidup ramah lingkungan dari rumah ke rumah, toko ke toko. Kepada grup yang akan mensosialisasikan pola hidup ramah lingkungan, Megawati, relawan pengajar, terlebih dahulu memberitahu para murid apa yang perlu mereka sampaikan.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -