Belajar dari Semangat Relawan Malaysia
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Witono, Zhen Shan Mei malaysia
Sebanyak 20 relawan Malaysia datang ke Indonesia untuk berbagi kisah mengenai Tzu Chi di Malaysia.
Terjun ke tengah-tengah masyarakat dan membantu mereka yang menderita adalah misi dari insan Tzu Chi, namun melakukan hal itu saja belumlah cukup, mereka pun harus senantiasa melatih diri untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan di dalam jiwa melalui berbagai cara, salah satunya dengan mengikuti pelatihan relawan.
Pada tanggal 24-25 Mei 2014, merupakan satu jalinan jodoh yang istimewa bagi relawan Tzu Chi Indonesia. Pada hari itu diadakan Pelatihan 4in1 bagi seluruh relawan. Pelatihan ini berbeda dari biasanya karena diisi dengan sharing-sharing yang penuh dengan inspirasi dari relawan Tzu Chi Malaysia. Sebanyak 20 orang relawan Tzu Chi Malaysia datang ke Indonesia untuk berbagi mengenai apa yang mereka lakukan di negeri tersebut.
Jodoh ini bermula saat relawan Tzu Chi Indonesia mengikuti laporan tahunan Tzu Chi Internasional bersama seluruh negara lainnya di Hualien, Taiwan. Saat itu mereka mendengar laporan dari relawan Malaysia mengenai pengembangan relawan dan donatur di negara tersebut yang dari 300 ribu menjadi 1juta orang. Melihat hal tersebut, relawan Indonesia yang juga sedang giat dalam penggalangan Bodhisatwa pun tergugah dan mengundang negara yang terletak di satu wilayah yang sama ini, yaitu Asia Tenggara, untuk datang ke Indonesia dan berbagi kisah serta semangat dengan relawan Indonesia.
Pada pelatihan kali ini, relawan Indonesia mengundang relawan Malaysia untuk sharing di Indonesia. Kedua negara yang terletak di Asia Tenggara ini saling berbagi dan saling memberi semangat.
Sebelum pelatihan tersebut berlangsung, relawan Malaysia dan Indonesia berkumpul di satu ruangan untuk saling berbagi pengalaman. Mereka melakukan tanya jawab seputar bagaimana pengembangan relawan di negara masing-masing. Di sini terlihat keharmonisan insan Tzu Chi, walaupun berbeda negara, mereka saling berbagi, saling belajar, dan saling mengagumi.
Ketua Tzu Chi Malaysia Cabang Selangor, Jian Ci Lu, yang berbagi mengenai bagaimana mengelola komunitas di wilayahnya pada relawan Tzu Chi Indonesia ini mengatakan bahwa pelatihan di Indonesia tidaklah mudah dari sisi bahasa. Jika di Malaysia mereka terbiasa menggunakan bahasa Mandari untuk membawa materi, dan hanya beberapa orang yang tidak mengerti bahasa Mandarin, namun di Indonesia kebalikannya, sebagian besar tidak mengerti bahasa Mandarin, sehingga mereka membutuhkan penerjemah agar bisa mengerti.
Jian Ci Lu, Ketua Tzu Chi Malaysia Cabang Selangor, berbagi mengenai bagaimana mereka menjalankan Tzu Chi di komunitas dan menggalang banyak relawan.
Jian Ci Lu juga mengatakan, “Asal mula dunia Tzu Chi berasal dari Taiwan, idealnya menggunakan bahasa Mandarin untuk menyebarkannya, banyak Dharma dari ajaran Buddha, harus satu persatu, ini sangatlah sulit. Namun walaupun menghadapi kesulitan ini, Aula Jing Si yang paling besar di dunia ini terletak di ibukota negara ini, jadi dapat dirasakan shixiong shijie sangat berusaha dan mempunyai keberanian. Berani untuk memikul tanggung jawab, inilah yang kami puji dan harus dipelajari.”
Pada kesempatan kali ini mereka pun mengajak beberapa relawan yang juga pengusaha di Malaysia untuk ikut serta ke Indonesia. Harapannya mereka dapat belajar dari beberapa relawan Indonesia yang juga pengusaha tapi begitu sepenuh hati menjalankan misi Tzu Chi. “Indonesia juga memiliki banyak pengusaha, mereka berani untuk bersumbangsih dengan apa yang mereka dapatkan dari bisnisnya, dan juga menghargai jodoh. Jadi kali ini saya datang selain untuk sharing juga sebagai pembelajaran bagi para pengusaha,”tuturnya Jian Ci Lu.
Saat setiap orang berkumpul bersama menjadi satu, maka akan ada kekuatan besar yang tak terduga. Murid-murid dari dua negara bersatu dan berbagi semangat Tzu Chi, berbagi ajaran yang diajarkan oleh sang guru, Master Cheng Yen yang berada di Taiwan. Semua dilakukan untuk mencapai harapan seluruh insan Tzu Chi di dunia, menggalang lebih banyak orang untuk berjalan di jalan Bodhisatwa dan menyucikan hati manusia.