Belajar Ikhlas, Belajar Bersyukur
Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Barat 1) , Fotografer : Riani Purnamasari, Akwang, Yushia Hana Pratiwi (He Qi Barat 1)Relawan Tzu Chi mengunjungi
keluarga Arfan di kawasan Pedongkelan dalam rangka kunjungan kasih, Minggu
15 Juli 2018. Arfan telah mendapatkan
bantuan biaya hidup dari Tzu Chi sejak tahun
2015.
Cinta kasih kedua orang tua diuji ketika sang ibu melahirkan anak kembar yang salah satunya berkekurangan. “Sedih namun ikhlas. Anak ini titipan dari Tuhan,” ujar Jono ayah dari Arfan yang saat ini berusia 6 tahun dan menjadi penerima bantuan Tzu Chi. Arfan adalah seorang anak kembar laki-laki. Saudara kembarnya bernama Irfan, dan kakak laki-lakinya bernama Nandika yang usianya terpaut jauh. Nandika berusia 19 tahun saat ini.
Sejak awal kelahirannya, Arfan sudah memiliki banyak kelainan dalam organ tubuhnya. Lambungnya bocor, ususnya menempel satu sama lain, penyempitan trakea, kaki yang tertekuk dan panjang sebelah, serta kepala yang tidak sempurna. Di minggu awal kelahirannya, Arfan sudah harus menempuh dua kali operasi untuk menyempurnakan lambung dan mengurai ususnya. Selama hidupnya, Arfan menggunakan selang untuk dapat meminum susu, dan baru satu minggu sejak selangnya dilepas dan diperbolehkan oleh dokter untuk makan bubur halus. Beberapa minggu sebelumnya, Arfan pun baru keluar dari Rumah Sakit dari operasi pelemasan otot kaki sehingga kaki Arfan pun sudah mulai bisa agak diluruskan.
Keluarga yang saling menyayangi.
Orang tua Arfan mendidik
Irfan, kembarannya untuk
menjadi tangan dan kaki Arfan, karena sepanjang hidupnya, Arfan akan bergantung
kepada kakak adiknya kelak sampai nafas terakhirnya.
Begitu banyak penderitaan yang dirasakan oleh Arfan dan keluarganya. Kasih sayang lah yang mendasari begitu tabahnya kedua orang tua Arfan dalam mendampingi di setiap kali Arfan masuk ke RS. Sampai saat ini, Arfan sudah masuk ICU selama 12 kali. Kunjungan kasih berkala dilakukan oleh para insan Tzu Chi, bertujuan untuk menyemangati keluarga penerima bantuan. Namun dengan melihat kesabaran dan ketabahan keluarga Arfan, kali ini para relawan justru belajar tabah dari keluarga ini.
Arfan telah mendapatkan bantuan biaya hidup dari Tzu Chi sejak 2015. Dengan adanya BPJS, Arfan dapat mengenyam fasilitas pengobatan yang disediakan pemerintah dengan gratis. Jodoh yang baik juga dirasakan oleh ayah Arfan. Jono bekerja sebagai pewarna benang di sebuah perusahaan garmen, yang mana pemiliknya memperbolehkan Jono tidak masuk kerja ketika mendampingi Arfan di Rumah Sakit. Welas asih ini yang menginspirasi relawan Tzu Chi untuk memberikan pendampingan kepada keluarga Arfan.
Awal kegiatan kunjungan kasih
Interaksi penuh cinta kasih
dari kedua saudara kembar.
Hari Minggu 15 Juli 2018, pukul 08.00 WIB, 51 orang relawan berkumpul di Aula Sekolah Cinta Kasih untuk berbagi berkah. Dibagi menjadi lima tim, para relawan bersama-sama mengunjungi penerima bantuan secara paralel. Salah satu tim yang dipimpin oleh Rudy Dharmawan pergi ke daerah Pedongkelan. Para relawan sudah ditunggu oleh Ibu Cuwimin dan Irfan di depan sebuah toko. Karena untuk menuju rumahnya, mereka harus berjalan kaki, melewati tempat pembuangan sampah dan jalan sempit.
Keluarga Arfan adalah salah satu contoh keluarga kecil yang tinggal di pinggiran dan berbanding kontras kehidupannya dengan komplek perumahaan di sebelahnya. Potret bahagia tampak dari keluarga Arfan. Begitu kami masuk ke rumahnya, sang Ayah, Jono, sedang menggendong Arfan. Arfan begitu tenang dan damai dalam dekapannya. Mereka memang sedang menunggu kehadiran para relawan Tzu Chi.
Belajar Ikhlas, Belajar Bersyukur
Relawan berbagi kesan dan
pelajaran hidup usai mengunjungi keluarga Arfan.
Ada banyak orang tua yang begitu tahu anaknya berkekurangan ketika dilahirkan, anak tersebut dititipkan di Panti atau dibuang. Namun orang tua Arfan tidak melakukan itu. Mereka begitu menyayangi Arfan. Mereka juga mendidik kembarannya Arfan dan kakak laki-lakinya Arfan untuk menjadi tangan dan kaki Arfan, karena sepanjang hidupnya, Arfan akan bergantung kepada kakak adiknya kelak sampai nafas terakhirnya.
“Dari keluarga ini, saya belajar bersyukur, belajar menerima yang diberikan oleh Tuhan.” ujar Reza, salah seorang relawan dalam sharing-nya ketika kunjungan kasih telah selesai dan kembali ke Aula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
“Kasih kedua orang tuanya sama. Mereka tidak membeda-bedakan anaknya yang berkekurangan atau yang normal,” ujar Chun Mei, relawan yang baru pertama kali mengikuti kegiatan kunjungan kasih pasien ini.
Dengan adanya kekuatan semangat, relawan tergugah melihat kehidupan para pasien penerima bantuan Tzu Chi. Relawan membangkitkan cinta kasih yang tulus untuk memberikan pendampingan jangka panjang. Relawan bekerja keras untuk menyebarkan benih cinta kasih dan menggarap ladang batin. Relawan giat menyebarkan benih kebajikan dan menggarap ladang berkah. Mari terus menyebarkan cinta kasih di dunia.
Artikel Terkait

Kunjungan Kasih di Hari yang Fitri
23 Agustus 2012 Pagi sekitar jam 10, tanggal 20 Agustus 2012 lalu, 7 relawan Hu Ai Jelambar berkumpul di rumah Lim Ye Jiao Shijie. Di pagi yang cerah serta suasana hari Lebaran nan Fitri relawan melakukan kunjungan kasih ke Gan En Hu (penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi) sekaligus menjalin tali silahturami.Cinta Kasih untuk Opa dan Oma
24 Juni 2014Secara bergantian, opa dan oma dengan penuh percaya diri membawakan beberapa tembang favoritnya.

Anakku Mengalami Gangguan Tumbuh Kembang
04 Oktober 2023Merawat anak yang mengalami Autissubtype PDD-NOS tentu perlu perjuangan, kesabaran, dan selalu bersyukur atas titipan yang diberikan Tuhan. Seperti yang dialami dan dirasakan oleh Novyanna.