Belajar Kerelawanan Bersama Tzu Chi
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : YuliatiThe Taipei Economic and Trade Office (TETO) bersama delegasi Taiwan Youth Ambassador mengunjungi Yayasan Buddha Tzu hi Indonesia. Mereka terjun langsung dalam kegiatan kerelawanan dengan melakukan pemilahan sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng.
The Taipei Economic and Trade Office (TETO) bersama delegasi Taiwan Youth Ambassador mengunjungi Indonesia sejak tanggal 28 Agustus – 2 September 2017. Delegasi yang terdiri dari 25 mahasiswa dari berbagai universitas di Taiwan ini datang ke Indonesia untuk belajar ekonomi, budaya, dan suku yang ada di Indonesia. Mereka mengunjungi berbagai lembaga pemerintahan, departemen pendidikan, lembaga sosial, dan lain-lain sehingga para mahasiswa dapat memahami perkembangan Indonesia. Terutama hubungan Indonesia dan Taiwan.
Dalam lawatannya selama 10 hari di Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga menjadi salah satu lokasi tujuan kunjungan rombongan ini. Pasalnya para delegasi akan terjun langsung melakukan kegiatan kerelawanan seperti yang dilakukan insan Tzu Chi.
“Agar siswa dapat bersumbangsih kembali untuk masyarakat. Melalui sumbangsih kita ini dapat bermanfaat dan bernilai,” terang Chen Chi-chia, Director of The Youth Ambassador pada Rabu, 30 Agustus 2017 lalu.
Relawan Tzu Chi Chia Wenyu menjelaskan tentang misi-misi Tzu Chi dan kegiatan yang telah dilakukan Tzu Chi kepada Chen Chi-chia (kanan) beserta rombongannya di Tzu Chi Center PIK pada 30 Agustus 2017.
Salah satu mahasiswa dari delegasi Taiwan Youth Ambassador berinteraksi dengan anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dengan mengajak bermain dan menari bersama usai jamuan makan siang di kantin sekolah.
Setelah pengenalan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dan misi-misinya di Aula Jing Si PIK, rombongan bertolak menuju Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi yang berlokasi di komplek Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka melakukan pemilahan barang daur ulang.
“Dengan pelestarian lingkungan langsung (praktik) melakukan itu, kita belajar bagaimana menjaga bumi bersama-sama sehingga tetap bisa menjaga bumi yang indah,” ujar Chen Chi-chia yang juga Deputy Counselor TETO.
Sukacita Melakukan Daur Ulang
Meski memilah sampah daur ulang merupakan pengalaman pertama bagi mereka, mereka melakukannya dengan penuh sukacita. Sebagian mahasiswa memilah sampah elektronik dari handphone, memilah sampah kertas, dan botol plastik.
Salah satunya Jacqueline. Mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis ini memiliki kesan tersendiri terhadap Indonesia dan Tzu Chi. Tidak hanya pemandangan di Indonesia yang bagus, ia juga merasa orang Indonesia sangat ramah.
“Seperti pulang ke rumah, disambut dengan baik,” ucap Jacky, sapaan Jacqueline.
Pemilahan sampah yang dilakukannya menjadi pengalaman pertama baginya. Ia memisahkan kertas amplop bekas dengan plastiknya. Tidak hanya memilah sampah, dari kegiatan pemilahan sampah daur ulang ini, Jacky juga belajar bagaimana sebuah barang bisa dikonsumsi setiap orang.
“Semua (orang) bekerja keras untuk membuat benda itu untuk bisa kita konsumsi. Jadi setelah memilah sampah saya jadi mengerti bahwa benda-benda itu datangnya tidak mudah. Melalui kegiatan (pemilahan sampah) ini saya lebih bisa menghargai barang-barang yang saya pakai,” ujar mahasiswi National Cheng Kung University ini.
Oscar (kanan) yang pernah tinggal lama di Indonesia senang bisa berkunjung kembali. Ia juga merasa terkejut dengan murid-murid sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang penuh semangat mengikuti setiap gerakan tarian dari para mahasiswa.
Jacqueline (tengah) bersama teman-temannya melakukan pemilahan sampah daur ulang kertas yang menjadi pengalaman pertama baginya.
Sementara itu Oscar yang pernah tinggal di Indonesia selama satu dasawarsa juga mengungkapkan perubahan yang dirasakannya dari Negara Indonesia.
“Indonesia ada perkembangan bagus dan saya cukup bangga dengan keadaan sekarang. Beberapa infrastruktur lebih teratur,” ungkap Oscar.
Memang sebelum berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Oscar sudah lebih dulu mengenal Tzu Chi di Taiwan namun pemilahan sampah menjadi pengalamannya yang pertama. Mahasiswa dari National Chengchi University ini merasa sampah di Indonesia makin bertambah, sehingga sangat penting jika setiap orang mau melakukan pemilahan sampah daur ulang.
“Ini (pemilahan sampah) bagus untuk mengimbangi polusi dan sampah-sampah,” ujar Oscar.
Dengan melakukan kerelawanan di Tzu Chi, Oscar menilai penting bahwa melakukan suatu pekerjaan apapun tanpa pamrih.
“Banyak belajar bahwa melakukan sesuatu nggak harus mendapat imbalan dan melakukannya dengan kasih sayang. Dengan kasih sayang kita bisa dekat dengan orang lain,” ucap mahasiswa jurusan Diplomasi ini.
Chen Chi-chia berharap untuk para mahasiswa yang menjadi delegasi Youth Ambassador dapat belajar banyak pengalaman berharga untuk mewariskan cinta kasih universal kepada orang lain. “Setelah kembali ke Taiwan saya yakin mereka pasti ada sumbangsih positif tidak peduli di sekolah atau setelah lulus menjadi bagian dari masyarakat,” pungkas Chen Chi-chia.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Belajar Kerelawanan Bersama Tzu Chi
04 September 2017The Taipei Economic and Trade Office (TETO) bersama delegasi Taiwan Youth Ambassador mengunjungi Yayasan Buddha Tzu hi Indonesia. Mereka terjun langsung dalam kegiatan kerelawanan dengan melakukan pemilahan sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng.