Belajar Kerja Sama dalam Tim
Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Budiman, Dewita (He Qi Pusat)Tidak dapat dihindari bahwa masalah jiwa di era globalisasi menjadi keresahan masyarakat dengan faktor pemicunya yang beragam. Oleh karena itu, pendidikan yang membentuk budi pekerti, moral, ahklak, daya juang, etika positif mempunyai peranan penting dalam membawa masyarakat lebih bijak di tengah arus gaya hidup modern sekarang ini. Penanaman budi pekerti sejak dini menjadi solusi guna membentuk karakter generasi mendatang yang berbudi.
Di Tzu Chi, pendidikan budi pekerti juga merupakan bagian dari Misi Pendidikan Tzu Chi yang bertujuan menyiapkan wadah untuk pembelajaran bagi anak dalam penanaman sopan santun, tata krama, bersyukur, bertanggung jawab, disiplin, jujur, ihklas, mandiri, disiplin, menghargai sumber daya alam, dan nilai-nilai positif lainnya. Untuk mencapainya, para pendidik mewariskan kebaikan berlandaskan cinta kasih kepada semua mahkluk.
Para
murid dipandu relawan Tzu Chi melakukan penghormatan kepada Master Cheng Yen
dalam kelas budi pekerti diadakan pada 23 September 2018.
Mereka bersama-sama mengawali kelas budi pekerti dengan melakukan pradaksina.
Tzu Chi pun mengadakan kelas bimbingan budi pekerti, tak terkecuali Tzu Chi komunitas He Qi Pusat. Kelas budi pekerti yang merupakan kegiatan pembelajaran rutin setiap bulannya diadakan pada minggu kedua. Namun pada September 2018 ini kelas budi pekerti diadakan pada 23 September 2018 yang merupakan penghujung kegiatan kelas budi pekerti tahun 2018 ini. Terhitung sudah 10 kali pertemuan sejak dimulainya kelas pada Februari hingga sekarang yang nantinya akan disusul dengan kegiatan Kamp Qing Zi Ban yang direncanakan pada Oktober 2018 dan Kamp Tzu Shao Ban pada bulan November 2018.
Semangat Para Murid
Sejak pukul 12.30 siang, para murid mulai berdatangan ke kelas bimbingan budi pekerti yang berlokasi di kantor Tzu Chi He Qi Pusat lantai 6 ITC Mangga Dua. Mengawali kelas bimbingan, sebanyak 17 orang Qing Zi Ban, 18 orang Tzu Shao Ban, 34 orang relawan Tzu Chi, dan 11 orang tua murid bersama-sama melakukan pradaksina. Dalam kelas budi pekerti ini, anak-anak diajak untuk belajar tentang kerja sama. Kelas pun dibagi menjadi dua yakni kelas Qing Zi Ban di ruang utama, dan Tzu Shao Ban di ruang Sinar Mas.
Para relawan yang mengajar: Maria Fintje, Lie Anne Tanjaya, Hun Hun selama pembelajaran mengajak anak-anak untuk saling beriteraksi dalam sesi tanya jawab. Selain memberikan materi, relawan juga mengajak mereka untuk bermain games tentang kerja sama. Jika anak-anak Qing Zi Ban menyusun gelas menjadi piramida bertumpuk dengan bantuan hanya satu tangan dan tali yangg telah diikatkan karet gelang, anak-anak Tzu Shao Ban menulis kata menggunakan bantuan tali dengan mata tertutup. Mereka pun saling bekerjasama dalam tim masing-masing saling mendengarkan arahan dari pemimpin kelompok dan saling mendukung. Tawa bahagia pun terpancar dari raut wajah para peserta dalam sesi ini.
Dalam kelas budi pekerti ini, anak-anak diajak bermain games tentang kerja sama dalam tim.
Darius (10), salah satu murid Qing Zi Ban mengungkapkan kebahagiaannya dalam mengikuti pembelajaran tersebut. “Terima kasih telah mendidik kami tentang budi pekerti. Jadi lebih dekat dengan orang tua, sehingga mengerti kesungguhan hati papa mama,” ujar Darius. Ia pun bertekad untuk mempraktikkan apa yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. “Yang mau diterapkan dalam keseharian ya menjaga lingkungan bersama dan kerjasama dengan orang yang meskipun belum dikenal. Kalau di rumah bagi tugas bantu cuci piring,” tambahnya.
Sementara itu Welly Setiadi (14), murid Tzu Shao Ban mengatakan, “Welly sangat berterima kasih kepada Shigu Shibo yang telah mengajarkan saya dengan sabar, cinta kasih, rela membantu, gotong royong. Pengajaran yang diterima hari ini saling kerjasama, saling membantu, bergotong royong. Mengatasi kesulitan dengan menerapkan hal itu untuk kepentingan bersama dan mengembangkan pengertian.”
Dalam games yang diikutinya, Welly belajar tentang kesatuan, toleransi, mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi. “Tadi ada teman yang dalam satu kelompok tidak mau mendengarkan. Tapi saya senang bisa berkumpul dengan teman-teman, punya quality time,” ujarnya tersenyum. Kelompoknya pun telah berhasil menyelesaikan games yang pertama kali.
Kerja sama tidak hanya dilakukan oleh para murid dan orang tua saja, tetapi para Daai Mama dan Daai Papa pun turut melakukannya. Kerja sama mereka tunjukkan dalam sumbangsih pikiran, waktu, tenaga, dan semangat dalam diskusi penyusunan materi dan rundown kelas bimbingan budi pekerti.
Welly Setiadi menunjukkan hasil gambar dari
kerjasamanya bersama teman sekelompoknya.
Suryani, salah satu Daai Mama yang telah bergabung dalam kelas bimbingan budi pekerti sejak 2015 mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari kelas budi pekerti ini. “Awal bergabung saya pikir sebagai guru di sekolah ternyata setelah dijalani malah saya yang banyak belajar budaya humanis bagaimana bersikap, cara jalan, duduk, makan, dan etika. Saya senang bisa berinteraksi dengan anak-anak yang masih lugu dan polos,” kata Suryani bahagia. “Semoga kelas budi pekerti bisa meluas menjadi kurikulum pendidikan di departemen pendidikan, supaya anak-anak sebagai penerus bangsa dan Negara berakhlak baik dan bijak,” harapnya.
Maria Fintje, Koordinator Kelas Budi Pekerti berharap materi yang diberikan para relawan selama ini dapat membawa manfaat bagi peserta didik. “Semoga bermanfaat untuk mereka, kami telah lakukan dengan sepenuh hati dalam menyiapkan materi dari berminggu-minggu, sesudah bangun tidur langsung terpikir untuk bahas bahan untuk kelas budi pekerti ini. Jadi saya percaya pasti ada manfaatnya,” ujarnya mantap.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Perayaan Hari Ibu di Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan
03 Juni 2022Meski dirayakan secara daring, Hari Ibu di Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan tetap berlangsung khidmat. Para Bodhisatwa cilik menyiapkan secangkir teh hangat, mereka lalu berlutut dan menyuguhkannya kepada ibu tercinta.
Bersyukur
10 November 2016Sebanyak 79 anak kelas budi pekerti menghadiri acara penutupan kelas budi pekerti yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2016 di kantor Tzu Chi Medan. Dalam kegiatan penutupan ini diadakan perlombaan cerdas cermat untuk anak-anak sebagai ajang menguji day aingat materi yang telah dipelajari selama sebelas bulan.
Penutupan Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan
25 November 2016“Selamat pagi Papa Mama dan Xiao Pu Sa,” sapaan bersemangat Vera membuka kegiatan penutupan kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan Kelas Baru 2016. Para murid atau Xiao Pu Sa dan juga orang tua menjawab sapaan Vera tak kalah semangatnya.