Belajar Melalui Cerita
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha * Sebuah perpustakaan keliling diadakan untuk anak-anak Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat karena mereka selama ini mengalami kesulitan untuk bisa mendapatkan buku. | Rintik hujan yang perlahan membasahi Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat, menyisakan udara sejuk yang jarang ditemui oleh warga Kampung Belakang, kecuali musim penghujan tiba. Masih menggunakan mantel plastik untuk melindungi tubuh dari hujan, beberapa relawan Tzu Chi sibuk mempersiapkan lokasi untuk membuka perpustakaan umum keliling gratis. Setelah berkoordinasi dengan warga setempat, akhirnya mereka mendapatkan sebuah ruangan di Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Salaam, sebagai ruang perpustakaan. |
”Dengan ruangan yang terbatas, kami memutuskan untuk membatasi jumlah murid yang membaca buku dengan maksud agar suasana perpustakaan keliling ini menjadi lebih nyaman,” tutur Suparman, koordinator kegiatan tersebut. Tidak hanya demi kenyamanan para murid, sebenarnya relawan Tzu Chi memiliki maksud khusus dari pembatasan jumlah murid. Perpustakaan keliling ini diselenggarakan tidak hanya bertujuan untuk dapat memberikan pinjaman buku kepada para murid dan anak-anak warga Kampung Belakang, namun juga ingin menumbuhkan kesadaran untuk membaca dan membedah buku, serta mempresentasikannya kepada orang lain. ”Bukan sekadar menanamkan kebiasaan membaca buku, kami juga ingin agar setelah mereka selesai membaca sebuah buku, mereka juga bisa menjelaskan isi buku tersebut kepada teman-temanya yang lain,” jelas Suparman. Ket : - Walaupun cuaca kurang bersahabat, para relawan Tzu Chi tetap tidak gentar untuk mengadakan Suparman menututurkan, para murid dan anak-anak warga Kampung Belakang akan digilir sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sehingga semuanya akan mendapatkan kesempatan yang sama. ”Ini adalah kegiatan perdana kami. Untuk bulan depan, rencananya kami masih mengadakannya di sini, tepatnya tanggal 04 Mei 2008,” imbuh Suparman. Perpustakaan yang menyediakan lebih kurang 350 buku ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Mereka terlihat sangat antusias dengan buku-buku yang telah dipersiapkan. Hal ini mungkin dikarenakan buku-buku yang disediakan mayoritas berupa majalah anak-anak dan buku-buku cerita yang memancing kreativitas dan imajinasi anak-anak. Ket : - Sebelum kegiatan membaca dilakukan, Suparman selaku koordinator kegiatan, memberikan sedikit ”Dengan buku-buku itu, mereka bisa belajar melalui cerita,” ucap Suparman sambil menunjuk ke arah anak-anak yang terlihat sangat antusias membaca lembar demi lembar buku, sambil ditemani oleh beberapa relawan Tzu Chi. Rasa senang bercampur bahagia dirasakan oleh Siti Durjanah, salah satu siswi kelas 5 SD Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Salaam. Awalnya, hari ini ia berencana untuk membeli buku cerita karena ibunya sudah menerima gaji. ”Karena hari ini saya sudah bisa meminjam buku Princess dari kakak-kakak relawan Tzu Chi, maka saya tidak perlu membeli buku cerita lagi,” ucapnya penuh senyum. Membeli sebuah buku bukanlah hal yang mudah bagi Siti. Bocah berumur 10 tahun ini harus menunggu hingga sang ibu mendapatkan gaji, baru bisa mendapatkan buku yang diinginkan, itu juga tidak setiap bulan. Namun anak pertama Mini dan Hendrik ini tidak pernah menyesalkan keadaannya. Ia sadar, kini hanya sang ibu yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka, oleh sebab itu ia harus bisa membuat prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. ”Bisa sekolah saja saya bersyukur. Saya juga berharap, kakak-kakak dari Tzu Chi bisa sering membuka perpustakan keliling di sini,” harapnya. Ket : - Bukan masalah besar atau kecilnya berbuat kebajikan, amun kebajikan itu harus lahir dari hati yang tulus Tidak hanya siti, Muhammad Yani, salah satu anak warga Kampung Belakang yang mendapatkan bantuan rumah pun terlihat asyik membaca sebuah buku. Tidak menggunakan seragam karena libur, Yani mengajak kedua temannya untuk turut serta membaca buku di perpustakaan keliling. ”Saya memang hobi baca, apalagi membaca buku cerita yang ada unsur ilmu pengetahuannya,” ucapnya sambil membolak-balik buku berjudul Kuark, Penangkal Petir. Para relawan Tzu Chi pun mempersilahkan anak-anak untuk meminjam buku yang mereka inginkan, dengan syarat ketika mereka mengembalikan, mereka harus bisa membagikan cerita yang terdapat pada buku yang mereka pinjam kepada teman-temannya. Bukan hanya perpustakaan keliling, para relawan dari komunita relawan he qi barat juga mengadakan penggalangan dana yang berasal dari sumbangan para warga yang pernah mendapatkan bantuan pembangunan rumah. ”Walaupun hanya seribu dua ribu, yang penting saat ini mereka sudah mulai memiliki kesadaran untuk berbuat kebajikan,” ucap Tan Soei Tju bangga. | |
Artikel Terkait
Tzu Chi Makassar Gandeng Polda Sulsel Salurkan 4.500 Paket Bantuan
30 Desember 2021Tzu Chi Makassar menggandeng Polda Sulsel guna menyalurkan 4.500 paket bantuan kemanusiaan bagi warga menengah ke bawah yang masih sangat terdampak Covid-19.
Suara Kasih: Menolong dan Melindungi Korban Bencana
06 Mei 2013 Para insan Tzu Chi sungguh pemberani. Saat orang lain tidak berani mendekat, insan Tzu Chi mendekati mereka yang dikarantina. Setelah melakukan antisipasi dengan baik, insan Tzu Chi terjun ke rumah sakit untuk mencurahkan perhatian bagi staf medis yang tak bisa keluar dari rumah sakit.Membangun Kebiasaan Bersumbangsih
03 Januari 2017PT. Aplus Pacific yang turut bersumbangsih dalam celengan bambu bagi para karyawannya melakukan pengumpulan koin cinta kasih di tiga lokasi. Dalam kegiatan ini diikuti ratusan karyawan setiap cabangnya, salah satunya Aplus cabang Kapuk yang mengadakan pengumpulan pada tanggal 29 Desember 2016.