Sebanyak 23 relawan berpartisipasi pada kegiatan ini. Nantinya kegiatan ini rutin diadakan setiap Kamis per dua pekan sekali.
Menyalin Sutra hendaknya dilakukan dengan kesungguhan hati. Selain bersungguh hati tentu saja menyalin Sutra dapat mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri. Selain mendapatkan pahala dan manfaat yang besar, menyalin Sutra juga dapat meningkatkan konsentrasi serta pemahaman akan Sutra. Ketika seseorang sudah bisa konsentrasi maka ia tidak akan mudah terpengaruh akan faktor-faktor lainnya melainkan dapat memutuskan belenggu pikiran.
Kamis, 23 Februari 2023, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan Kelas Menyalin Sutra yang nantinya akan menjadi kegiatan rutin setiap Kamis per dua pekan sekali. Sutra yang dipelajari kali ini ialah 37 Faktor Pencerahan. Sutra 37 Faktor Pencerahan memiliki nama lain yakni 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan dan Faktor Kebodhian. Merupakan sutra yang terdiri dari beberapa bagian, diantaranya : Empat Landasan Perenungan, Empat Usaha Benar, Empat Landasan Keberhasilan, Lima Akar dan Lima Kekuatan, Tujuh Faktor Pencerahan dan yang terakhir Jalan Mulia Beruas Delapan. Agar lebih mudah diingat, Master Cheng Yen menyebutnya atau menyederhanakan dengan angka yakni 34, 25 dan 78.
Bermeditasi untuk menenangkan hati dan lebih konsentrasi saat mengikuti Kelas Salin Sutra.
Para relawan bersungguh-sungguh mengikuti Kelas Salin Sutra.
Kelas dimulai dengan memberikan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, selanjutnya Wiyzhien sebagai pembawa materi mengajak hadirin untuk bermeditasi terlebih dahulu. Tujuannya agar hadirin dapat menenangkan hati dan lebih konsentrasi. Setelah meditasi usai, Wiyzhien menjelaskan perbedaan Sutra Makna Tanpa Batas yang sebelumnya sudah pernah dijadikan materi kelas salin sutra dengan Sutra 37 Faktor Pencerahan.
“Sutra Makna Tanpa Batas merupakan metode pembinaan diri yang membimbing kita untuk terjun ke masyarakat, sedangkan Sutra 37 Faktor Pencerahan adalah cara untuk kita (diri sendiri) mengendalikan hati.” Terangnya.
Sutra yang dipelajari kali ini adalah Sutra 37 Faktor Pencerahan. Sutra 37 Faktor Pencerahan memiliki nama lain yakni 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan dan Faktor Kebodhian.
Sub bab pertama yang disampaikan pada pertemuan pertama ini ialah Empat Landasan Perenungan yang terdiri dari merenungkan kotoran tubuh ini, merenungkan bahwa perasaan membawa derita, merenungkan pikiran bersifat tidak kekal dan merenungkan bahwa segala fenomena tanpa inti. Jika ingin mempelajari ajaran Buddha, kita hendaknya mengintrospeksi diri, menjaga pikiran dan perilaku yang benar, serta memiliki pemahaman yang tepat mengenai diri sendiri.
Pertemuan kali ini berfokus dengan tema atau materi “Merenungi kotoran tubuh ini.” Wiyzhien menjelaskan, “Kita hendaknya merenungkan bahwa tubuh sesungguhnya tidak bersih, bukan berarti kita tidak menghargai tubuh melainkan agar kita hendaknya dapat menghargai dan menggunakan tubuh kita sebaik-baiknya sehingga dapat membawa manfaat bagi banyak orang.”
Rayden Fernandez Romeo mendapatkan pelajaran bahwa Dharma harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar batin yang kotor dapat dibersihkan dengan mendengarkan Dharma.
Tidak hanya melalui metode penyampaian materi melalui PPT, hadirin juga disuguhkan video Master Cheng Yen berceramah mengenai “Perenungan badan ini kotor,” dan sama-sama melafalkan Sutra Empat Landasan Perenungan. Setelah materi selesai dipaparkan, hadirin dipersilahkan untuk menyalin sutra.
Suasana tampak sangat khusyuk pada saat hadirin mulai menyalin sutra di buku yang sebelumnya sudah dibagikan. Pada sesi sharing, Rayden Fernandez Romeo salah satu murid kelas Budi Pekerti yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini menyampaikan apa yang ia dapatkan setelah menyalin dan mendengarkan materi yang sudah disampaikan. “Tubuh yang kotor dapat dibersihkan dengan air, kalau batin yang kotor dapat dibersihkan dengan selalu mendengar Dharma, selain itu Dharma juga harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.
Lili Yanti baru pertama kali mengikuti kelas salin Sutra. Ia akan berusaha sebisa mungkin mempraktikkan Sutra yang telah dipelajarinya pada kegiatan ini.
Lili Yanti merupakan masyarakat umum yang baru pertama kali mengikuti kelas salin Sutra setelah melihat postingan facebook dari salah satu relawan yang bernama Sukmawati. Sebelumnya ia sudah pernah menyalin Sutra tetapi hanya salin sendiri saja, di kesempatan kali ini ia turut mengikuti kelas salin Sutra bersama relawan lainnya. Menurutnya sama-sama mengikuti kelas menyalin Sutra ia merasa lebih mengerti.
“Sebelumnya saya pernah ditanya apakah ingin menyalin Sutra? Waktu itu hanya ikut-ikut saja salin sendiri di rumah, intinya setelah ikut kelas salin Sutra dan dijelaskan jadi lebih paham makna dari Sutra tadi, dan berusaha sebisa mungkin untuk mempraktikkan Sutra yang telah dipelajari, bait yang paling saya ingat yakni 何必斤斤來計較 hé bì jÄ«n jÄ«n lái jì jiào berusaha untuk tidak perhitungan, kalau untuk mempraktikkan hal ini mungkin saya sudah bisa,” ujarnya.
Kelas diakhiri dengan berdoa, sama halnya dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen “Mampu melakukan sesuatu merupakan wujud keberkahan.”
Editor: Khusnul Khotimah