Belajar Melenyapkan Kesombongan

Jurnalis : Agus ( Heqi Barat ), Fotografer : Junet Lee Heqi Barat )
 
 

fotoPada kegiatan bedah buku tanggal 18 April 2012, Hok Lay Shixiong, mereview kembali buku 20 Kesulitan Dalam Kehidupan dengan topik berjudul “Sulit Untuk Melenyapkan Kesombongan".

Setiap hari Rabu, komunitas relawan Tzu Chi wilayah He Qi Barat mengadakan kegiatan bedah buku untuk menyelami ajaran Master Cheng Yen. Kegiatan ini dianggap pelu karena menjadi sebuah  pedoman ketika melakukan aksi sosial di lapangan. Tanggal 18 April 2012 kembali diadakan kegiatan bedah buku bertempat di Kantor He Qi Barat. Pembicara kali ini adalah Hok Lay Shixiong, relawan Tzu Chi yang juga menjadi relawan pemerhati Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta kasihTzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat.

 

Pada malam itu, terjadi kemacetan padat di pertigaan jalan Metro, Cengkareng, Jakarta Barat  sehingga  acara sedikit terunda. Walaupun demikian, relawan- relawan tetap menunggu dengan antusias. Mereka tetap semangat walaupun pembicara telat untuk memulai acara. Pukul 19.20 WIB,  Hok Lay Shixiong sampai di kantor He Qi Barat, meski telah terjebak di jalanan dari pukul 17.30 WIB, Hoklay dengan wajah tetap penuh semangat menyapa para relawan. Para pembicara menyambutnya dengan senyuman dan ucapan selamat malam.

Relawan-relawan yang datang pada malam itu berjumlah 20 orang. Menurut Hok Lay kegiatan bedah buku ini lebih cocok  disebut  sebagai kegiatan study group, karena relawan yang hadir dengan penuh antusias saling memberi pendapat mengenai topik kali ini  ini. Terlihat pula Ketua He Qi Barat, Tan Soei Tjoe Shijie yang sangat antusias mengikuti kegiatan bedah buku kali ini.

Tanpa terasa jam telah menunjukan pukul 19.25 kegiatan dimulai dengan membaca buku 20 Kesulitan Dalam Kehidupan pada topik berjudul “Sulit Untuk Melenyapkan Kesombongan” halaman 137.  Dengan suara yang khas dan nyaring, Hoklay mulai mereview kembali topik tersebut. Bab tersebut membahas  tentang kesombongan yang muncul dalam diri manusia, baik itu keistimewaan, kelebihan, kepandaian   dan sebagainya. Dalam ajaran Buddha, kesombongan diri manusia yang halus, itulah yang paling susah dihapuskan. Misalnya, keegoisan dan keserakahan, ini yang dimaksudkan sebagai kesombongan yang tidak terlihat.

foto   foto

Keterangan :

  • Menurut Hok Lay Shixiong kegiatan bedah buku ini lebih cocok  disebut  sebagai kegiatan study group, karena relawan yang hadir dengan penuh antusias saling memberi pendapat mengenai isi buku tersebut (kiri).
  • Dalam bedah buku kali ini, diberikan contoh sederhana yang umumnya dilakukan dalam kehidupan sehari – hari (kanan).

Hok Lay juga membahas mengenai keegoisan yang tumbuh dalam diri manusia. Keegoisan dapat membuat seseorang menjadi sombong. Pada umumnya manusia akan cepat menghakimi seseorang tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, diperlukan batin yang jerih dan tenang untuk mengikis kesombongan. Seseroang yang telah bisa mencapai keadaan batin seperti demikian, akan menciptakan keadaan yang tenang pada dirinya maupun yang disekelilingnya.

Dengan cara melatih diri, kotoran batin akan sedikit terkikis dari dalam hati manusia dan membuat hati yang lapang. “Rumah yang besar bagai istana tidak sebanding dengan hati manusia yang besar”. Jika manusia bisa memahami apa arti dari hati besar, dia akan mencapai kebijaksanaan. Renungkan sejenak pikiran yang tergoyahkan, emosi yang meluap-luap ataupun keegoisan yang muncul. Salah satu acara pelatihan diri adalah melakukan meditasi. Meditasi bukan hanya dilakukan dengan duduk berjaam-jam. Dalam sisi pandang Tzu Chi, meditasi itu juga bisa dilakukan waktu berjalan, makan ataupun berbicara, semua itu dilakukan sesuai dengan konsep ajaran Dharma.

Dalam bedah buku kali ini, Hok Lay memberikan contoh sederhana yang umumnya dilakukan dalam kehidupan sehari–hari. Candaan atau humor yang sering dilontarkan membuat kegiatan bedah buku kali ini terasa sangat hidup. Seperti yang tertulis di buku kata perenungan Master Cheng Yen, yang berbunyi, “Sikap rendah hati adalah baik, namun jangan berlebihan sehingga diremehkan orang. Berusahalah memanfaatkan kerendahan hati untuk mengoptimalkan potensi diri agar berbuat lebih baik”. Meski listrik sempat padam dan keadaan ruangan sangat panas. Ini tidak menyurutkan semangat para relawan untuk melanjutkan acara tersebut. Bedah buku kali ini terasa sangat seru, tidak terasa waktu menunujukkan pukul 21.30 WIB, ini melebihi setengah jam waktu biasanya. Para relawan masih terlihat penuh semangat melanjutkan kegiatan bedah buku tersebut, namun waktu-lah yang menghakhiri acara kegiatan bedah buku ini.

Kita harus mengenal rasa puas dan bersyukur apa yang kita peroleh masa kini. Pahami diri kita sendiri barulah kita bisa memahami dan memaafkan orang lain. Semoga kita semua dapat menyadari  kesombongan yang ada didalam diri kita sehingga kita semua menjadi pribadi yang rendah hati.

  
 

Artikel Terkait

Peletakan Batu Pertama Bedah Rumah: Rumahku, Istanaku

Peletakan Batu Pertama Bedah Rumah: Rumahku, Istanaku

08 Juni 2015 Selama dua puluh dua tahun, berbagai kegiatan dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi dalam mengemban Empat Misi Utama Tzu Chi di Indonesia. Salah satunya adalah dalam menangani kemiskinan baik dengan bantuan biaya hidup hingga penyediaan tempat tinggal yang layak huni.
Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

16 Oktober 2012 Para relawan Biak yang berada di propinsi Papua telah sampai di Jakarta seminggu sebelum acara peresmian. Jarak Biak dan Jakarta tidak kurang dari 3.287 km, jika ditempuh dengan pesawat terbang memerlukan waktu lebih dari 5 jam.
Menghargai Alam Dengan Daur Ulang

Menghargai Alam Dengan Daur Ulang

31 Oktober 2019

“Saya sangat mendukung kegiatan pelestarian lingkungan dari pintu ke pintu ini. Kegiatan ini sangat bagus karena sejak kecil anak-anak sudah diajarkan untuk mengumpulkan sampah, mengolah kembali dan hasilnya bisa membantu orang yang tidak mampu,” kata Sidi, pekerja di salah satu toko di Jalan Wahidin.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -