Relawan pelestarian lingkungan Tzu Chi Medan, Budi Dharmawan menjelaskan pentingnya menjalankan misi pelestarian lingkungan dan tata caranya di hadapan para peserta gathering.
Tzu Chi Medan kembali mengadakan gathering misi pelestarian lingkungan pada Minggu, 21 Juli 2024 di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala yang diikuti oleh 29 relawan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga jam ini diisi dengan sesi mendengarkan ceramah Master Cheng Yen, pembekalan tata cara pelestarian lingkungan dan pentingnya menjalankan misi pelestarian lingkungan, games (permainan), sharing relawan dan doa bersama.
Tujuan diadakannya gathering ini adalah agar relawan memperoleh edukasi dan pemahaman yang jelas tentang visi, misi dan tujuan dari misi pelestarian lingkungan global pada umumnya dan Tzu Chi pada khususnya. “Dengan gathering ini, diharapkan semua relawan lebih berkomitmen dan konsisten menjalankan misi pelestarian lingkungan mengingat kondisi Bumi yang semakin memprihatinkan belakangan ini dan Master Cheng Yen juga tidak lelahnya terus mengimbau,” kata Budi Dharmawan, koordinator kegiatan.
Acara dimulai pukul 13.30 dan dibuka oleh Aprianda selaku pembawa acara. Aprianda mengingatkan kembali tentang pentingnya upaya pelestarian lingkungan untuk melindungi Bumi dan mengurangi bencana alam. “Pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama, tidak memandang usia dan kalangan. Kita tidak boleh kehilangan tekad dan semangat untuk melestarikan alam dan melindungi Bumi tercinta ini. Dengan upaya pelestarian lingkungan yang berkesinambungan, niscaya Bumi akan lebih sehat dan bencana akan berkurang,” ujar Aprianda.
Peserta gathering misi pelestarian lingkungan mendapat kesempatan berbagi kesan dan cerita tentang pelestarian lingkungan dalam sesi sharing.
Dalam sesi materi bertema “Menyadari berkah dengan melindungi kehidupan semua makhluk”, di hadapan peserta, Budi Dharmawan berbagi pengetahuan asal mula Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi dan pentingnya menjalankan misi pelestarian lingkungan. Berawal saat Master Cheng Yen memberikan ceramah bertema “Hidup Penuh Berkah” di salah satu SMA di Tai Chung pada bulan Agustus 1990 yang membahas tentang bagaimana menyortir dan mendaur ulang sampah. Ketika mendapat sorakan tepuk tangan meriah dari hadirin di akhir acara, Master Cheng Yen mengimbau agar tangan yang digunakan untuk bertepuk tangan akan lebih berguna jika dimanfaatkan untuk melakukan daur ulang. Sejak itu, aktivitas pelestarian lingkungan mulai konsisten disosialisasikan. Dari 1990 sampai sekarang, telah terdapat ribuan titik pelestarian lingkungan di Taiwan dan 90.000 lebih relawan aktif di pelestarian lingkungan.
“Master Cheng Yen menyiratkan pesan kepada kita untuk tidak menjadi penonton (bertepuk tangan), tapi mengharapkan kita terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan,” terang Budi kepada peserta. Lebih lanjut Budi juga menjelaskan salah satu solusi untuk mengurangi pemanasan global adalah zero waste (bebas limbah/sampah) dengan menerapkan konsep 5R yaitu rethink, reduce, reuse, repair, dan recycle. “Memilah dan mendaur ulang sampah juga berarti mendaur ulang hati dan membersihkan noda bathin kita. Awali dengan niat dan tekad, lakukan dengan konsisten dan bersungguh hati,” tegas Budi.
Budi juga menambahkan, semangat yang harus ada dalam misi pelestarian lingkungan adalah konsisten berkelanjutan (
sustainable development), melindungi lingkungan alam (
environmental protection) dan tindakan (
action), yakni diri sendiri melakukan dan meninspirasi orang lain. Materi kemudian diakhiri dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen
“Jalani hidup sederhana, maka hidup tidak akan terasa kekurangan”. Para peserta lalu diberikan tantangan
30 Days Go Green Challenge yaitu mengaplikasikan konsep pelestarian lingkungan dalam keseharian selama 30 hari dalam bentuk potret inspiratif.
Pemenang sesi games (permainan) berfoto bersama dengan Budi Dharmawan (kedua kiri) dan Aprianda (kiri) selaku MC.
Selain edukasi materi, ada juga sesi games (permainan) yang menguji wawasan dan pengetahuan peserta tentang barang daur ulang dan sharing inspiratif relawan. Salah satu peserta, Lina Lumbini menceritakan pengalamannya mengaplikasikan konsep pelestarian lingkungan dalam keluarganya. Lina Lumbini bergabung dengan Tzu Chi pada 2019 dan mulai aktif di misi pelestarian lingkungan sejak 2021. Setelah mendalami pelestarian lingkungan, telah banyak ilmu pengetahuan ia dapatkan terutama dalam hal mengelola sampah rumah tangga.
“Yang saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah penanganan sampah rumah tangga saya. Sampah dari dapur dipilah dan dipisahkan atas sampah basah dan kering. Untuk sampah kering, saya pilah berdasarkan jenisnya dan saya donasikan ke Tzu Chi untuk didaur ulang. Sedangkan sampah basah, yang masih segar dan tidak bisa diolah lagi dijadikan eco enzyme yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yaitu sebagai pembersih,” tutur Lina.
Lina Lumbini juga mendapat banyak pembelajaran dari gathering kali ini. “Saya semakin paham tentang barang daur ulang anorganik terutama plastik. Ternyata banyak jenisnya dan tata cara pemilahannya juga berbeda,” ungkap Lina. Ia berharap dengan adanya gathering misi pelestarian lingkungan, semakin banyak orang menyadari pentingnya pelestarian lingkungan dengan dimulai dari dapur rumah tangga masing-masing.
Relawan komite Tzu Chi Medan, Siti menyampaikan pesan cinta kasih kepada peserta gathering untuk lebih bersemangat lagi menjalankan misi pelestarian lingkungan.
Relawan Komite Tzu Chi Medan, Siti dalam pesan cinta kasihnya sangat mengapresiasi semangat para relawan dalam mengikuti gathering misi pelestarian lingkungan. Tidak lupa pula ia mengingatkan kembali pentingnya melakukan daur ulang dan bervegetarian. “Masih banyak yang belum melakukan pelestarian lingkungan. Marilah dimulai dari diri kita sendiri para insan Tzu Chi melakukannya mengingat Master Cheng Yen sangat mengkhawatirkan kondisi Bumi saat ini,” kata Siti.
Editor: Arimami Suryo A.