Belajar Memahami dan Mendalami Dharma

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

foto
Kegiatan bedah buku dimulai dengan mendegar bersama Ceramah Master Cheng Yen, Sanubari Teduh. Dengan seksama dan penuh perhatian relawan mendegar pesan cinta kasih Master.

Rabu tanggal 22 Agustus 2012, Komunitas Hu Ai Jelambar mengadakan kegiatan Bedah Buku. Sebanyak 18 relawan berkumpul sejak pukul 15.30 di rumah Lim Ye Jiao Shijie. Pada pukul 16.00 acara di mulai dengan mendegar bersama ceramah Master Cheng Yen, Sanubari Teduh. Dengan seksama dan penuh perhatian relawan mendegar pesan cinta kasih Master.

 

Dalam ceramah kali ini Master Cheng Yen menerangkan bahwa Kegelapan batin menutupi jati diri manusia yang memiliki benih benih kebuddhaan. Sehingga kita harus melepaskan kegelapan batin ini, membersihkan sedikit demi sedikit kegelapan batin sehingga akan terpancarlah jati diri benih benih kebuddhaan yang di miliki semua mahluk. Master Cheng Yen juga menekankan bahwa pentingnya bagi setiap insan manusia untuk memiliki kepercayaan atau agama. Tidak peduli agama apa, yang penting harus memiliki agama. Karena agama mengajarkan kebajikan dan memberi arahan positif. Master mengajak kita untuk senantiasa mau belajar. Hidup sampai tua belajar sampai tua, belajarlah sampai hembusan napas yang terakhir. Master juga mengutarakan dalam menjalani hidup ini harus iklas dan penuh syukur. Dengan demikian akan mengikis karma buruk kita. Setelah selesai mendengar ceramah Master Cheng Yen, relawan berkesempatan untuk sharing.

Livia Shijie yang ikut hadir menyemangati relawan untuk sering melakukan kegiatan Bedah Buku. “Paling sulit adalah melepas kerisauan” demikian Livia Shijie memulai sharing hari itu. “Kita di liputi oleh Keserakahan, emosi serta kebodohan sehingga kita bertindak angkuh. Misalnya dalam mengejar cita-cita, kalau sampai cita-cita tidak tercapai maka akan menimbulkan kerisauan di dalam hati. Dari kerisauan bisa memunculkan niat yang tidak baik, sehingga tanpa di sadari telah membuat karma buruk. Dalam pemahaman Buddha-Dharma, berniat saja tanpa berbuat itu sudah menghasilkan karma, apalagi sampai niat dijalankan maka berat karma akan berlipat ganda,” demikian ujar Livia Shijie sambil melanjutkan sharingnya “Oleh Karena Itu kita harus senantiasa menjaga kondisi hati dan pikiran dengan sebaik baiknya. Kita tahu pikiran sangat susah dikendalikan oleh karena itu butuh waktu untuk berlatih sehingga dalam mempelajari Dharma kita akan mendapat hasil yang baik.”

foto   foto

Keterangan :

  • Livia Shijie memberi sharingnya mengenai pentingnya pemahaman Dharma (kiri).
  • Kegiatan ini di hadiri 18 Relawan Tzu chi. Melalui bedah buku di harap langkah relawan semakin mantap dalam menjalani jalan Cinta kasih universal Tzu Chi (kanan).

“Kita harus bersyukur karena memiliki kesempatan berada di dalam keluarga besar Tzu Chi.  Di Tzu Chi sangat penuh dengan berkah dan kebijaksanaan, oleh karena itu kita harus mengenggam kesempatan ini dengan baik serta belajar mendalami Dharma. Yang saya rasa dari sekian banyak kesulitan dalam menjalani kehidupan ini adalah menjaga “mulut”. Karena sering tanpa disadari setiap saat membuat karma buruk melalui mulut, misal memarahi orang, mengatai orang dan lain sebagainya. Mari kita bersama saling membimbing, mengingatkan agar mendapat kemajuan dalam mendalami Dharma” demikian ujar Jin Mei Shijie.

Lalu sharing dilanjutkan oleh Hendry Shixiong “Seperti kata Buddha, Sulit terlahir bertubuh manusia namun lebih sulit lagi mendapatkan kesempatan untuk mendengar Dharma. Tzu Chi melalui Misi-misinya telah mengajarkan kita bagaimana mempraktekan Dharma dan saling belajar memalui bedah buku berarti kita telah mendalami dharma untuk menambah kebijaksanaan.” Dalam menjalankan setiap Misi Tzu Chi berarti kita sedang mempraktekan Dharma sedang memupuk berkah, setiap mengikuti kegiatan bedah buku berarti kita sedang mengasah kebijaksanaan. Di Tzu Chi berkah dan Kebijaksanaan itu bergandengan tangan.

Jenny Insan Shijie disharingnya menekankan bahwa apa yang Master katakan harus memiliki agama adalah sesuatu keharusan, bagaimana kita bisa hidup tanpa ada agama? Kalau hidup tanpa agama maka hidup menjadi tidak ada arah. Dalam setiap kali mengikuti bedah buku,  relawan akan mendapatkan secercah pencerahan dan pengertian yang baik dan benar. Dalam kondisi dunia yang semakin kalut saat ini di mana mana terjadi pertumpahan darah akibat kepentingan masing-masing pihak, menghalalkan segala cara untuk keinginan sendiri. Sengketa terjadi di mana-mana sehingga membuat suasana menjadi panas dan tidak tenang, dalam kondisi seperti ini kita hendaknya harus lebih giat lagi dalam menjalankan Misi-misi Tzu Chi, lebih giat dalam bedah buku. Melalui  Misi-misi Tzu Chi  semoga manusia akan terjernihkan hatinya, menyentuh hati saudara saudara kita sehingga akan menambah panjangnya barisan relawan Tzu Chi dengan demikian kekuatan Cinta Kasih semakin tumbuh berkembang dan kuat. Melalui bedah buku di harap langkah relawan semakin mantap dalam menjalani jalan cinta kasih universal Tzu Chi.

 

 
 

Artikel Terkait

Tzu Chi bersama Agung Sedayu Group, Sinar Mas Group dan Salim Group Siap Bagikan Beras 5.000 Ton untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

Tzu Chi bersama Agung Sedayu Group, Sinar Mas Group dan Salim Group Siap Bagikan Beras 5.000 Ton untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

25 November 2020
Dalam upaya meringankan kesulitan masyarakat, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, bersama dengan Agung Sedayu Group, Sinar Mas Group dan Salim Group bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia berkomitmen dalam penyaluran 5.000 ton beras cinta kasih kepada masyarakat terdampak covid-19.  
Menjalankan Ikrar di Jalan Tzu Chi

Menjalankan Ikrar di Jalan Tzu Chi

11 Desember 2015

Sebanyak 30 relawan mengikuti pelatihan kepengurusan Xie Li Lampung pada 28 hingga 30 November 2015 di Sungai Buaya Estate, Lampung.

Depo Pelestarian Lingkungan untuk Masyarakat Kisaran

Depo Pelestarian Lingkungan untuk Masyarakat Kisaran

08 Oktober 2013 Eksplorasi berlebihan terhadap bumi dan isinya yang dilakukan oleh manusia demi memenuhi segala kebutuhan hidup telah mengakibatkan bumi sakit. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita bersyukur atas karunia yang Tuhan berikan dengan giat menjaga bumi dan melestarikan lingkungan.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -