Belajar Memahami Dharma

Jurnalis : Ciu Yen (He Qi Utara), Fotografer : Erli Tan (He Qi Utara)

 

 

foto
Relawan Tzu Chi membawakan lagu isyarat tangan yang berjudul “Satu Keluarga” pada saat sosialisasi.

Pada pukul 19.20 WIB, malam itu saya beserta beberapa relawan yang lainnya tiba di rumah dari Wendy Shixiong. Pada malam itu akan diadakan kegiatan bedah buku sekaligus pengenalan tentang Tzu Chi. Terinspirasi dari Bedah Buku He QiUtara yang diadakan setiap hari Kamis pukul 19.00 WIB di Jing Si Books & Café Pluit, Wendy Shixiong pun meminta agar kegiatan bedah buku ini dapat diadakan di rumahnya. Semata-mata juga karena keinginannya untuk belajar Dharma dan mengenal Tzu chi lebih dalam lagi.  

Kegiatan kali ini sedikit berbeda dari biasanya karena mengingat peserta yang hadir adalah orang-orang yang belum mengenal apa itu Tzu Chi. Acara pun di buka dengan pengenalan tentang Tzu Chi yang disharingkan oleh Stephen Ang Shixiong. Sebanyak 35 peserta yang hadir malam itu terlihat antusias menyimak, tak lupa kita juga membagikan Buletin Tzu Chi dan buku 108 kata perenungan Master Cheng Yen. Kita juga memperkenalkan salah satu budaya humanis Tzu Chi yaitu pertunjukan isyarat tangan (Shou Yu).

Berikutnya adalah acara inti yang telah kita nantikan bersama yaitu Bedah Buku, mengangkat tema berdasarkan buku “20 Kesulitan Dalam Kehidupan” bab 10 yaitu “Sulit Untuk Menjaga Pikiran Tak Tergoyahkan” disharingkan oleh Lo Hok Lay Shixiong. Kita semua hadir karena ingin belajar, kita semua adalah orang yang mau belajar. Relawan di Tzu Chi pun adalah orang-orang yang ingin belajar, belajar untuk menjadi lebih baik tentunya. “Saya datang bukan untuk mengajar tapi untuk belajar,” ungkap Hok Lay Shixiong, demikian sapaan akrabnya memulaisharing.

Sulit menjaga pikiran agar tetap tenang karena pikiran kita mudah sekali tergoda dan terganggu oleh kondisi-kondisi di luar kita sehingga pikiran senantiasa berubah-ubah. Melihat apa yang dimiliki oleh orang lain kita pun timbul pikiran ingin memiliki. Kita selalu membandingkan ke atas dan tidak melihat apa yang telah kita miliki. Namun kita selalu melihat apa yang belum kita miliki sehingga pikiran kita terobsesi oleh ambisi-ambisi yang menjerumuskan kita pada keserakahan.

foto   foto

Keterangan :

  • Bedah Buku yang dibawakan oleh Hok Lay Shixiong ini membahas buku “20 Kesulitan Dalam Kehidupan” (kiri).
  • Sebanyak 35 orang peserta hadir dalam acara sosialisasi dan bedah buku ini (kanan).

Manusia tidak mudah puas, jika keinginan belum tercapai maka timbul kerisauan sehingga kehidupan ini dilalui dengan penuh penderitaan. Kita menyadari keinginan yang berlebihan hanya akan menimbulkan penderitaan. Karena itu hendaknya kita bisa selalu bersyukur serta tidak membanding-bandingkan. Sebenarnya di dunia ini tidak ada masalah, namun pikiran kita sendirilah yang menciptakan masalah tersebut. “Masalah tidak akan jadi masalah jika tidak dipermasalahkan namun, yang terpenting adalah tidak menciptakan masalah.” Tiada yang salah atau pun benar segala sesuatu terjadi sesuai dengan jalinan jodohnya. Buddha berkata, “Semua berasal dari pikiran kita”.

Master Cheng Yen menggambarkan pikiran manusia itu seperti “Sun Go Kong”, melambangkan “hati” yang tidak bisa tenang dan selalu melompat kesana kemari. Meskipun demikian ia tidak pernah lepas dari 5 jari sang Buddha. 5 jari sang Buddha melambangkan kekotoran batin manusia yaitu ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Itulah sebabnya mengapa kita sulit untuk menjaga pikiran tak tergoyahkan.

Kita harus bisa menerima keadaan diri sendiri dan senantiasa bersyukur. Setiap orang berbeda memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kita harus puas diri menjaga dan menikmati apa yang kita miliki dan tidak iri melihat keberhasilan orang lain. Saat kita bisa bergembira melihat keberhasilan orang lain maka kita akan berbahagia. Hendaknya kita juga menjalani pola hidup sederhana.

Melalui praktik di Tzu Chi kita bisa melihat penderitaan, setelah melihat penderitaan timbul rasa bersyukur. Orang yang bisa bersumbangsih adalah orang yang paling berbahagia, Untuk menjaga pikiran tak tergoyahkan kita harus menjaga “kesadaran” menyadari setiap perasaan yang timbul sehingga batin kita tidak mudah tergoyahkan. Saat marah cobalah tanyakan kedalam diri sendiri “kenapa saya marah?” Semoga kita semua bisa menjaga batin tak tergoyahkan dan berbahagia. Ingatlah keinginan yang berlebihan hanya akan menimbulkan penderitaan. Oleh karena itu kita harus senantiasa bisa berpuas diri, bersyukur, pengertian, dan toleransi.    

 

 
 


Artikel Terkait

Bersumbangsih kepada Lingkungan dengan Membuat Ecoenzyme

Bersumbangsih kepada Lingkungan dengan Membuat Ecoenzyme

21 Oktober 2021

Para relawan pelestarian lingkungan di Xie Li Yayasan dan DAAI TV memanfaatkan waktu dengan praktik membuat eco enzyme. Para karyawan ini tampak antusias dengan membawa sendiri bahan organiknya.

Pelatihan 4in1: Titik Balik Kehidupan

Pelatihan 4in1: Titik Balik Kehidupan

27 Mei 2014 Titik balik kehidupan Lin Xiao Shi terjadi di tahun 2004. Ini bermula ketika Ci Lu Shijie, Ketua He Qi Malaysia saat itu mendatangi dan meminta izin untuk menggunakan salah satu tempat milik Lin untuk digunakan insan Tzu Chi
Asa Baru Untuk Raihan

Asa Baru Untuk Raihan

11 November 2014 Setelah Ibu Duryati (36) dan Marta (56) membawa buah hati mereka ini berobat ke RSCM dan diperiksa secara intensif, Raihan didiagnosa menderita  penyakit Atresia Bilier. Atresia Bilier ialah penyakit yang bermula dari  penyempitan empedu dan menyebabkan gagal fungsi hati (lever) sehingga saluran empedu tidak berbentuk secara normal.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -