Belajar Mencintai dan Merawat Lingkungan

Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Vincent (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Minggu, 18 November 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin setiap bulan yaitu, Kelas Budi Pekerti. Tema yang diangkat pada kegiatan kali ini adalah “Belajar Mencintai Lingkungan”.

Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Alam yang serasi dan lestari adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem secara seimbang. Setiap komponen di dalam ekosistem berinteraksi dan membutuhkan oleh karena itu, kita harus menyayangi alam dengan cara memelihara dan melestarikannya. Keseimbangan inilah yang harus tetap dijaga agar keanekaragaman sumber daya alam tetap lestari dan terjamin. Keseimbangan alam dapat terganggu atau rusak. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam sebaiknya diusahakan secara arif dan bijaksana sesuai keseimbangan alam.

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memberikan pembelajaran kepada siswa kelas budi pekerti Xiao Tai Yang tentang cara mencintai Lingkungan pada, 18 November 2018. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan mereka mengerti dan memahami cara mencintai lingkungan.

Cuaca yang mendung dan rintik- rintik hujan tidak mematahkan semangat para relawan untuk memberikan pembelajaran kepada siswa kelas budi pekerti Xiao Tai Yang. Setibanya di Pantai Pongkar. Dwi, relawan misi pendidikan mengawali acara dengan doa. Ia lalu memberikan pengarahan tentang betapa pentingnya mencintai lingkungan. “Sampah kantong plastik dan botol plastik sulit diurai dan butuh ratusan tahun agar bisa terurai yang dapat merusak kestabilan lingkungan,” ungkap Dwi dengan suara lantang. Kegiatan pun berjalnjut dengan berbagai permainan seru.

Sekitar pukul 10.00 WIB, rintik- rintik hujan semakin hilang kegiatan berlanjut di lapangan dengan bermain “Lautku Bersih dari Sampah”. Permainan ini mengajarkan anak untuk dapat lebih mencintai Laut, dengan cara menjauhkan laut dari sampah. Dengan kardus bekas yang diumpamakan sebagai perahu para murid berusaha mengumpulkan sampah yang berserakan sampai garis finish. Semangat anak- anak bertambah saat para orang tuanya memberi dukungan kepada anak-anaknya.

Setelah permainan, acara berlanjut dengan break. Mereka berbaris rapi untuk mencuci tangan dan mengambil makanan yang sudah disediakan oleh para relawan. Sampah bungkus makanan setelah selesai makan juga tampak bersih, karena mereka baru saja mendapatkan pembelajaran tentang bersih dari sampah. Budaya disiplin dan tertib juga diajarkan kepada para murid sejak dini. Dengan adanya pembelajaran tersebut diharapkan mereka lebih mengenal dan mengerti manfaat betapa pentingnya merawat lingkungan.


Permainan yang berjudul Buanglah Aku ke Tempatnya dimainkan oleh para murid. Permainan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan akan pentingnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

Dwi dan Ruxin memeragakan cara memainkan permainan yang berjudul Lautku Bersih dari Sampah. Permainan tersebut bertujuan agar para murid bisa mengerti pentingnya menjaga ekosistem laut dari ancaman sampah. 

Seperti yang diajarkan oleh Leny (41) kepada anaknya. Leny mengungkapkan bahwa, “Saya selalu mengajari anak saya untuk selalu membuang bungkus makanan ke dalam tempat sampah. Apabila tidak ada tempat sampah taruhlah di saku celana dulu baru buang setelah menemukan tempat sampah.” Leny juga merasa senang karena dapat menggikuti acara tersebut, karena tercipta rasa kebersamaan. Saat melihat permainan itu ia merasa senang dan terhibur, karena selain bermain mereka juga mendapat pengalaman belajar tentang mencintai lingkungan.

Di penghujung acara tiba saatnya para murid dituntut agar lebih kreatif dan inovatif. Permainan selanjutnya adalah membuat “Istana Pasir” yang pesertanya melibatkan orang tua dan anak. Dibutuhkan kerja sama dan kreatif anak untuk membuat istana pasir.

Setelah semua game terlewati acara dilanjutkan dengan pembagian piala. Tson Rirutolmo Chen dan Vinnelson berhasil memdapatkan 2 piala dalam game tersebut. Rasa senang juga diungkapkan oleh Tson Rirutolmo Chen

“Saya sangat senang menggikuti permainan ini karena saya diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak boros kertas dan permainan yang paling saya sukai adalah lautku bersih dari sampah,” kata Tson Rirutolmo Chen yang mendapatkan 2 piala di akhir permainan.

Semua orang pastinya merasa senang apabila lingkungan yang ditinggali bersih dari sampah. Hanya saja banyak masyarakat yang belum dapat menanamkan sikap mencintai lingkungan. Hendaknya sikap mencintai lingkungan diterapkan sejak dini. Apabila sudah diterapkan dalam diri anak, harapannya agar mereka dapat melakukannya dalam kehidupan sehari -hari. Dimulai dari hal yang kecil di rumah, dis ekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sehingga nantinya terciptalah lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman untuk ditinggali.


Para relawan menuntun para murid untuk berpindah tempat untuk memainkan permainan. Sembari berpindah, para relawan mencairkan suasana dengan sapaan khas Tzu Chi Karimun. Bagaimana Kabarnya? “Woah selalu ceria,” ucap para murid.

Sebanyak 7 orang murid memenangkan piala pada kegiatan kali ini. Semoga penghargaan tersebut bisa memberikan motivasi kepada mereka untuk lebih mencintai lingkungan.

"Sampah plastik menciptakan lingkaran yang buruk, memboros sumber daya alam dan merusak ekosistem alam, senatiasa hidup sederhana dan menjaga kebersihan barang daur ulang dan mengurangi tingkat pencemaran untuk membawa manfaat bagi dunia,” Kutipan ceramah Master Cheng Yen. karena itu, setiap orang harus bisa memulainya dari diri sendiri untuk mengurangi jumlah sampah dan mengendalikan nafsu keinginan agar tidak bersikap konsumtif dan menciptakan banyak sampah.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Belajar Mencintai dan Merawat Lingkungan

Belajar Mencintai dan Merawat Lingkungan

21 November 2018

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memberikan pembelajaran kepada siswa kelas budi pekerti Xiao Tai Yang tentang cara mencintai Lingkungan pada, 18 November 2018. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan mereka mengerti dan memahami cara mencintai lingkungan.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -