Belajar Menghargai Perjuangan Orang Tua

Jurnalis : Amudi (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Calvin, Vincent (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin tiap bulannya yaitu, Kelas Budi Pekerti, Minggu 20 Mei 2018. Sebanyak 77 orang berpartisipasi dalam kegiatan kali ini.

Dalam pembelajaran Kelas Budi Pekerti yang diadakan oleh Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Minggu, 20 Mei 2018, siswa-siswi diberikan materi tentang berbakti kepada orang tua. Mereka diajarkan untuk menghargai dan mensyukuri pemberian dan kondisi orang tua dalam keadaan apapun.

Tepat pada pukul 08.30 WIB, siswa-siswi kelas budi pekerti dan orang tua sudah mulai memadati ruangan. Tidak seperti pada kelas budi pekerti yang biasanya, para Xiao Tai Yang yang terbagi menjadi dua kelas, kini mereka digabung menjadi satu kelas untuk mendengarkan materi.


“Berbakti Kepada Orang Tua” tema yang diangkat pada kegiatan kali ini dan dibawakan oleh Dwi Hariyanto Papa.


Untuk mempermudah para Xiao Tai Yang dalam materi “Berbakti Kepada Orang Tua,” mereka pun diberikan beberapa tayangan sebagai alat bantu agar lebih mengerti apa yang disampaikan Dwi Hariyanto Papa.

Kegiatan pun diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan membacakan 10 Sila Tzu Chi. Setelah itu para Xiao Tai Yang diajak bersama-sama memperagakan isyarat tangan yang berjudul “Di Qiu De Hai Zi. setiap kali kegiatan kelas budi pekerti, mereka pasti akan diberikan satu kata perenungan untuk ditempelkan di buku perenungan yang mereka miliki. Kata perenungan itu berbunyi “Orang Tua adalah Buddha hidup dalam keluarga. Semua orang tua dengan bersungguh-sungguh dan merawat mereka dengan penuh rasa hormat. Dengan demikian, baru memperoleh berkah dan kebijaksanaan.”  

Dwi Hariyanto papa selaku pembawa materi pada kelas budi pekerti kali ini memberikan beberapa contoh-contoh kecil yang seringkali membuat orang tua kecewa atau sedih. Misalnya saja tidak menuruti apa yang dikatakan orang tua dan membantah orang tua.


Pada kelas budi pekerti kali ini sebanyak 7 orang Xiau Tai Yang akan naik jenjang menjadi Tzu Shao. Relawan pun berharap dengan ini mereka bisa menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab.


Siswa-siswi bersama-sama menyanyikan sebuah lagu yang bertema untuk orang tua. Lagu yang dibawakan oleh mereka adalah sebagai tanda sayangnya kepada orang tua mereka.

Dwi papa memutarkan sebuah tayangan yang menceritakan seorang Ibu yang kurang mampu berjuang untuk menyekolahkan anaknya. Sang anak pun tidak menyadari betapa sayangnya ibu kepadanya, ia malah menyalahkan ibunya yang tidak mampu memberikan kemakmuran dan kekayaan seperti teman-temannya yang lainnya. Ia pun merasa malu mempunyai ibu yang miskin. Dengan sangat marahnya ia pun ingin mengikuti ibunya bekerja agar bisa cepat dapat uang. Saat berkerja ia pun menyadari bahwa betapa beratnya pekerjaan ibunya untuk mebesarkannya dan akhirnya ia pun meminta maaf pada ibunya.

“Dalam cerita tersebut, kita bisa mendapatkan pelajaran penting bahwa betapa besar perjuangan orang tua untuk membesarkan kita bahkan mempertarukan nyawanya untuk melahirkan kita di dunia ini,” ujar  Dwi papa.


Jesslyn (12) salah satu siswi kelas budi pekerti yang sudah menjadi Tzu Shao pada kegiatan kali ini mengungkapkan perasaannya setelah menjadi Tzu Shao.

Murid-murid begitu terharu dengan tayangan video yang di berikan Dwi Papa sampai meneteskan air mata. Meneteskan air mata bukan berarti para murid tidak baik pada orang tua mereka, namun mereka sadar melawan orang tua adalah hal yang paling berdosa dalam dunia ini. Melawan orang tua sama halnya melawan Buddha, karena orangtua adalah Buddha di rumah kita.

Setelah memberi motivasi dan dorongan kepada siswa-siswi, mereka pun bernyanyi lagu untuk para orang tua mereka. Para murid juga membasuh kaki dan memberi secangkir teh buat orang tuanya. Dan orang tua begitu terharu saat mencium dan memeluk anaknya dengan sangat erat dan hangat.


Darrell Berwyn (12) yang sudah menjadi Tzu shao pada kegiatan kali ini.

Sementara itu, pada kelas budi pekerti kali ini, ada beberapa siswa-siswi yang akan menaiki jenjang menjadi Tzu Shao. Dengan naiknya jenjang ini diharapkan mereka bisa semakin dewasa dan bertanggung jawab dalam mengambil bagian di Tzu Chi Karimun.

Jesslyn (12) salah satu siswi kelas budi pekerti yang sudah menjadi Tzu Shao pada kegiatan kali ini mengungkapkan perasaannya setelah menjadi Tzu Shao. “Karena saya sangat suka memasak dan saya juga suka sama wawancara,” tuturnya.


Kebahagiaan dan kehangatan yang dipancarkan dari keluarga ini saat sesi basuh kaki ibu. Kecupan tanda kasih sayang pun diberikan salah satu siswa kelas budi pekerti ini kepada ibu tercintanya.

Begitu juga dengan Darrell Berwyn (12) yang juga sudah menjadi Tzu Shao. “Saya merasa senang bisa mengikuti pelajaran budi pekerti ini. Saya kini menjadi Tzu Shao saya memilih mengambil bagian di Zhen Shan Mei soalnya saya sangat suka foto-foto orang tapi kalo foto-foto diri sendiri saya tidak suka,” ujarnya.

Diharapakan dengan kegiatan kelas budi pekerti yang rutin diadakan ini, para siswa-siswi bisa menerapkan apa yang mereka dapatkan di Tzu Chi Karimun dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Editor: Khusnul Khotimah

1. Siswa-siswi bersama-sama menyanyikan sebuah lagu yang bertema untuk orang tua. Lagu yang dibawakan oleh mereka adalah sebagai tanda sayangnya kepada orang tua mereka.


Artikel Terkait

Menanamkan Kebiasaan Baik Sejak Usia Dini

Menanamkan Kebiasaan Baik Sejak Usia Dini

10 April 2023

Tzu Chi Medan menggelar Kelas Kata Perenungan di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala pada Minggu 26 Maret 2023.

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti: Memberikan Hasil yang Maksimal

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti: Memberikan Hasil yang Maksimal

09 November 2015

Sepuluh tahun Kelas Budi Pekerti Tzu Chi telah membentuk kepribadian yang baik pada anak didiknya. Sebagai wujud rasa syukur, relawan Tzu Chi memperingati satu dekade perjalanan kelas budi pekerti dengan mengadakan pementasan isyarat tangan dan pementasan drama. Ini juga menjadi acara puncak menutup kelas budi pekerti di tahun 2015 pada tanggal 25 Oktober 2015. Pada acara ini dihadiri oleh 450 tamu undangan.

Belajar Merawat Bumi Sejak Dini

Belajar Merawat Bumi Sejak Dini

25 Maret 2015
Untuk menanamkan sikap peduli pada lingkungan, maka harus kita mulai sejak dini. Dari sinilah kita dapat belajar bagaimana cara merawat, menjaganya agar bumi dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan manusia. Untuk menanmkan sikap peduli terhadap lingkungan, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengajak orang untuk menjaga bumi kepada anak-anak Kelas Budi Pekerti yang dilaksankan pada hari Minggu, 15 Maret 2015.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -