Belajar Menjaga Tradisi, Belajar Mengasihi
Jurnalis : Chrestella Budyanto, Poppy Juliana Tanaka (He Qi Utara 1), Fotografer : Dok. Tzu Chi SchoolMurid-murid TKB Compassion berfoto bersama guru-guru setelah menyanyikan lagu Cai Shen Dao.
Dalam rangka merayakan hari raya Imlek, Sekolah Tzu Chi Indonesia atau Tzu Chi School mengadakan sebuah pertunjukan dan aktivitas permainan yang diadakan untuk semua jenjang, dari TK hingga SMA pada Senin, 27 Januari 2020.
Terdengar lagu Cai Shen Dao yang dengan riang dinyanyikan oleh anak-anak TK B Compassion. Baik guru-guru maupun para murid juga turut memeriahkan suasana dengan mengenakan pakaian berwarna merah, maupun baju cheongsam.
Tahun ini, acara imlek di TK juga berupaya memperkenalkan anak-anak kepada 12 shio, serta budaya dan tradisi perayaan Imlek lainnya seperti membuat pangsit.
“Acara Imlek tahun ini berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, tahun ini tema imleknya adalah 12 Shio. Karena tahun ini adalah tahun Tikus, kami pun memperkenalkan 12 Shio dan urutan shio kepada anak-anak TK Tzu Chi dengan cara bercerita tentang asal mula adanya shio,” tutur Yao Lan, PIC acara Imlek tahun ini.
Yao Lan, Guru TK A Kindness sedang memberi pengarahan bagaimana cara membuat spring roll.
Setiap Hari Adalah Tahun Baru
Semarak perayaan Imlek juga dirasakan di SD Tzu Chi. Dalam merayakan
Imlek, SD Tzu Chi juga turut mengundang kehadiran orang tua murid kelas 2 dan 3
untuk menyaksikan pertunjukan seni peran, tari, dan suara. Sama seperti tema Imlek
di TK, pertunjukan drama oleh siswa-siswi kelas 2 dan 3 juga mengajak penonton
mengenal sejarah dari kedua belas shio dalam tahun Cina.
Pertunjukan drama dibawakan oleh anak-anak dalam bahasa Mandarin yang fasih. Penanggungjawab drama ini tak lain adalah Wang Wen Chen, kepala departemen bahasa Mandarin SD Tzu Chi. “Saya sengaja tahun ini memilih tema yang ringan dan lucu, supaya anak-anak senang dan penonton juga lebih terhibur,” tutur Wang Wen Chen.
Clinton Rahardja (kiri), mengatakan Imlek harus dirayakan demi menjaga hubungan silaturahmi.
Bagi Wang Wen Chen sendiri, perayaan Imlek berarti kemakmuran. “Bukan kemakmuran harta, tapi hati. Hati yang bahagia dan makmur ketika berkumpul dengan orang terkasih,” tuturnya.
Dalam video Ceramah Master Cheng Yen untuk menyambut tahun baru pun, Master mengingatkan kita untuk senantiasa menebarkan cinta kasih kepada sesama, terlepas ada atau tidaknya perayaan. “Kita harus menganggap setiap hari adalah tahun baru, harus saling mendoakan dengan tulus.”
Wang Wen Chen juga berharap supaya pesan dari Master Cheng Yen dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, “Indah sekali kan kalau kita bisa melakukan ini ke semua orang.”
Wang Wen Chen, guru SD Tzu Chi, memaknai Imlek sebagai momen kemakmuran hati yang penuh kasih antar sanak keluarga.
Clinton Rahardja, murid kelas 3 Grateful di SD Tzu Chi yang memainkan karakter shio tikus, mengatakan keterlibatannya dalam pertunjukan drama mengajarkannya banyak hal, mulai dari bekerja keras selama latihan, hingga belajar bekerja sama sambil bermain bersama kawan.
“Kita belajar juga, main juga, sambil merayakan Imlek sama teman-teman juga,” katanya Clinton.
Ketika ditanya mengenai arti perayaan Imlek, Clinton menjawab, “Ketemu keluarga. Keluarga yang di luar negeri atau di luar kota bisa datang ke sini, jadi kumpul-kumpul.”
Senada dengan Clinton, Wang Wen Chen berpesan bahwa perayaan Imlek lebih dari sekadar festival saja. Baginya, selain menjaga tradisi, Imlek juga waktunya bersyukur akan tahun sebelumnya dan berkumpul dengan keluarga. “Bersyukur bisa merayakan bersama,” tutupnya.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Belajar Menjaga Tradisi, Belajar Mengasihi
30 Januari 2020Dalam rangka merayakan hari raya Imlek, Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan sebuah pertunjukan dan aktivitas permainan yang diadakan untuk semua jenjang, dari TK hingga SMA pada Senin, 27 Januari 2020.