Belajar Menulis Secara Online

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Agus Hartono, Hadi Pranoto
 
 

foto
Materi PPT yang diberikan melalui internet teleconference) dari Taiwan kepada 3 negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura ini dilakukan agar para relawan 3 in 1 memiliki bekal kemampuan dalam menunaikan tugasnya di negara masing-masing.

 

Selasa, 31 Juli 2012 merupakan pertemuan pertama kegiatan belajar bersama dari Pusat Budaya Humanis Tzu Chi Taiwan. Pelatihan ini merupakan pelatihan secara online melalui v-meet (internet-teleconference) yang dilaksanakan dua minggu sekali dan akan berlangsung selama 6 kali pertemuan dengan tema yang berbeda-beda. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di ruang pertemuan Tower 2 lt. 5 kantor DAAI TV yang diikuti sekitar 30 peserta dari divisi media communication (3 in 1), DAAI TV, dan relawan 3 in 1 dari berbagai he qi (Utara, Barat, Timur, dan Selatan). Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara tersebut.

 

Kelas Penulisan Skrip tidak hanya diadakan di negara Indonesia saja, melainkan Malaysia dan Singapura juga turut serta dalam kegiatan ini. Sesuai dengan nama 3 in 1, pelatihan ini terdiri dari pelatihan menulis, foto dan video. Pada pertemuan awal pelatihan penulisan skrip ini dijelaskan tentang “Mengenal Kitab Sejarah Tzu Chi” dan diterjemahkan oleh Yanti Shijie, staf dari DAAI TV Indonesia. Kitab sejarah Tzu Chi merupakan kumpulan dari kisah-kisah yang dilakukan insan Tzu Chi yang ditulis oleh para relawan 3 in 1 Tzu Chi. Master Cheng Yen sendiri merupakan relawan 3 in 1 yang pertama menulis tentang apa yang Tzu Chi lakukan untuk membantu meringankan penderitaan orang lain maupun kegiatan-kegiatan Tzu Chi lainnya. Dari bermacam-macam tulisan mengenai kisah-kisah menyentuh melalui kegiatan yang dilakukan Tzu Chi menjadi sejarah perjalanan Tzu Chi.

foto   foto

Keterangan :

  • Selama kegiatan pelatihan, semua materi juga didokumentasikan dengan video, agar dapat memberi kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan mempelajarinya (kiri).
  • Kelas penulisan skrip yang diikuti oleh Tim Media Communication, HM Pro DAAI TV, dan Relawan 3 in 1 selama lebih kurang 2 jam ini diikuti dengan penuh semangat dan ketekunan dari setiap peserta (kanan).

Memiliki makna yang tidak pernah terlupakan sesuai dengan prinsip “kebenaran, kebajikan, dan keindahan”, kisah yang inspiratif mampu menggugah hati orang lain untuk melakukan kebajikan yang lebih banyak lagi merupakan prinsip dari kisah Tzu Chi. Setiap dokumen Tzu Chi dapat digunakan sebagai sarana untuk sosialisasi kegiatan Tzu Chi. Ming-ming Shijie juga menjelaskan bahwa tokoh utama harus didokumentasikan dengan jelas sebagai insiprasi untuk melakukan kebajikan yang menjadi visi dan misi Tzu Chi. Nama lengkap tokoh utama, nama kegiatan yang dilakukan, waktu kegiatan, lokasi kegiatan, materi (barang yang dibagikan, nama barang yang dibagikan) ditulis dengan jelas pada tulisan.

Selama lebih kurang dua jam pada pertemuan ini, banyak hal dipelajari bahwa relawan 3 in 1memiliki kekuatan besar sebagai sabuk pengaman yang membantu Master Cheng Yen dalam mendokumentasikan kisah Tzu Chi yang menjadi sebuah kitab sejarah perjalanan Tzu Chi penuh inspiratif dan menggugah. Kelas pelatihan penulisan skrip ini diakhiri dengan pemberian tugas bagi peserta untuk mencari artikel yang mengandung unsur 5 W + 1H. Mengasah kemampuan memang bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja.

 

 
 

Artikel Terkait

Festival Pelestarian Lingkungan

Festival Pelestarian Lingkungan

12 Desember 2011 Sabtu, 3 Desember 2011, sebelum festival ini dimulai, para relawan berkumpul bersama dan melakukan doa bersama. Pada hari pertama festival ini ditampilkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu peragaan isyarat tangan oleh relawan, mulai dari anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Tzu Ching, hingga relawan He Qi Barat.
Sehari Menjaga Si Bayi Telur

Sehari Menjaga Si Bayi Telur

24 Oktober 2016
Siswa-siswi P1 dan P2 SD Tzu Chi Indonesia, membawa bekal satu butir telur mentah pada Senin, 24 Oktober 2016. Dalam waktu satu hari penuh, mereka bertugas sebagai orang tua yang harus menjaga telur yang diibaratkan sebagai bayi agar tidak terluka atau pecah. Kegiatan tersebut merupakan persiapan dalam menyambut datangnya hari ibu.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -