Belajar Tanpa Henti

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Ivana
 
foto

* Relawan Tzu Chi mengunjungi gudang penampungan sampah kertas PT Indah Kiat yang setiap hari menerima berton-ton kertas bekas dari berbagai tempat.

Tak ada batasan dalam belajar. Dengan bekal pengetahuan, kita bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain dan bumi.

Tujuh belas relawan Tzu Chi mendapat kesempatan langka untuk berkunjung ke PT Indah Kiat, Serang Mill untuk belajar mengenai bagaimana kertas dan plastik yang oleh banyak orang telah dianggap sebagai sampah, dapat diolah dan dimanfaatkan kembali. Tanggal 15 Juli 2008, relawan yang berasal dari Jakarta dan Tangerang ini diterima oleh para staf perusahaan salah satu penghasil bubur kertas dan kertas nomor atas negeri ini.

Selama ini, Tzu Chi telah menjalin kerja sama dengan PT Indah Kiat dengan menyalurkan sampah daur ulang yang terkumpul di Posko Daur Ulang Tzu Chi untuk diolah kembali. Kunjungan ini bertujuan agar ada kesepahaman tentang kriteria sampah kertas ataupun plastik yang dapat didaur ulang, serta tata cara pemilahan kedua jenis sampah tersebut.

RM Sunarno dari bagian Quality Control (QC) mempresentasikan kriteria-kriteria kertas yang dapat diterima oleh PT Indah Kiat untuk diolah kembali. Ada beberapa jenis pengotor dan kondisi yang membedakan kualitas sampah kertas. Yang paling utama adalah kelembaban atau kadar air yang terkandung dalam kertas tersebut. “Kertas yang disimpan dalam kondisi baik seharusnya bisa bertahan sampai dengan 1 tahun, itu tidak masalah. Yang penting tempat penyimpanannya dalam ruangan, tidak terkena hujan ataupun embun,” jelasnya. Kertas-kertas yang diterima oleh perusahaan ini diolah kembali menjadi kertas siap pakai. Setiap hari berton-ton sampah kertas diterima dari berbagai tempat. Sunarno juga menjelaskan bahwa produksi kertas yang menggunakan bahan baku dari kertas daur ulang kira-kira mencapai 40% jumlah total produksi perusahaan tersebut. Sisanya barulah merupakan kertas yang diolah dari bahan baku serat pohon. Ia juga menyebut, produksi di salah satu Mill milik PT Indah Kiat yang lain, produksi kertas dari hasil daur ulang bahkan dapat mencapai 80%. Menurut Sunarno, tidak ada batasan berapa kali kertas bekas pakai dapat terus didaur ulang kembali. Bilamana digunakan dengan baik, secarik kertas dapat melalui proses daur ulang berkali-kali.


foto   foto

Ket : - RM Sunarno menjelaskan bahwa penyimpanan kertas daur ulang perlu mendapat perhatian agar tidak
           lembab ataupun basah. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi tanpa pandang usia terus belajar, apalagi bilamana pengetahuan tersebut dapat
           bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain. (kanan)

Presentasi mengenai daur ulang sampah plastik dibawakan oleh Tri Widiyanto dari Plastic Recycle Section. Bagian pengelolaan sampah plastik ini baru 2 tahun dibangun oleh PT Indah Kiat. Ternyata cukup banyak jenis plastik yang dapat didaur ulang. “Asalkan plastik itu memiliki elastisitas, kami bisa terima,” jelas Tri. Karena itu, kantong plastik belanja yang selama ini sering dibuang oleh orang-orang ternyata masih dapat dimanfaatkan kembali. Ini terdengar sebagai kabar baik yang dapat mengurangi beban sampah tak terurai yang menumpuk di tempat-tempat penampungan sampah.

Selama presentasi, relawan tampak serius mendengarkan dan sesekali mencatat di buku. Tak sedikit dari relawan yang hadir kali ini telah berusia lebih dari setengah abad. Meski begitu, mereka tak henti belajar.

foto   foto

Ket : - Saat presentasi pengolahan sampah plastik, Lu Lia-zhu turut menjelaskan bahwa setiap sampah plastik
           yang memiliki daya elastisitas dapat didaur ulang kembali. (kiri)
         - Produksi kertas dari bahan daur ulang di PT Indah Kiat Serang Mill mencapai 40% dari total produksinya.
           Secarik kertas yang digunakan dengan baik dapat didaur ulang berkali-kali. (kanan)

Dengan bis kecil milik perusahaan, relawan Tzu Chi juga sempat mengunjungi beberapa lokasi penampungan sampah kertas, dan pengolahan sampah plastik. Sampah kertas dibagi menjadi 2 bagian besar, kertas “hitam” yang mengacu pada kardus dan karton, serta kertas “putih” yang mengacu pada kertas yang lebih tipis. Gunungan sampah kertas menjulang jauh di atas kepala para relawan di kedua gudang penampungan. Sepanjang jalan yang dilalui bis yang membawa relawan pun menampakkan gunungan yang sama di sisi kanan dan kirinya. Sementara, di tempat pengolahan sampah plastik, relawan melihat proses produksi kembali sampah plastik. Pertama-tama sampah plastik dihancurkan, melalui 2 proses pencucian, baru kemudian dilebur, dan dibentuk kembali menjadi bijih-bijih plastik. Kemudian bijih ini dicetak menjadi inti rol penggulung kertas. Semua sampah plastik yang diolah oleh PT Indah Kiat Serang Mill hanya digunakan untuk membuat produk ini.

foto  

Ket : - Sampah plastik yang telah dihancurkan, melalui 2 kali proses pencucian sebelum dilebur dan dibentuk
           kembali menjadi benda yang dapat digunakan sehari-hari.

Selama 2 jam kunjungan, relawan mendapatkan banyak wawasan baru. “Saya berharap di posko-posko daur ulang nanti, kita dapat melakukan pemilahan secara lebih tuntas sehingga dapat memberi lebih banyak manfaat terhadap masyarakat dalam melindungi bumi ini,” tutur Lu Lian-zhu, relawan yang memiliki inisiatif untuk mengadakan kunjungan ini. Sepulang dari kunjungan ini, relawan Tzu Chi berharap dapat mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari agar dapat meningkatkan kegiatan daur ulang yang dijalankan selama ini.

 

Artikel Terkait

Sosialisasi Tzu Ching di Makassar

Sosialisasi Tzu Ching di Makassar

12 Juli 2013 Terinspirasi dari kata perenungan Master Cheng Yen di atas, Tzu Ching Makassar yang hanya beberapa orang  berpikir  untuk memperbanyak anggota mereka dengan mengadakan acara sosialisasi dan perekrutan Tzu Ching Makassar, di kantor Yayasan Tzu Chi  Makassar.
Sentuhan Hati untuk Sumedang

Sentuhan Hati untuk Sumedang

07 Oktober 2016
Sabtu, 1 Oktober 2016, relawan Tzu Chi Bandung membagikan bantuan kepada korban bencana longsor yang terjadi pada 20 September 2016 di Kecamatan Sumedang Selatan, Jawa Barat.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -