Belajar tentang Kehidupan Melalui Survei

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra
 
foto

Dadang memberikan keterangan kepada Dessy dan relawan Tzu Chi lain yang melakukan survei penyeleksian calon penerima program bantuan Bebenah Kampung di Kelapa Gading.

Di tangan kiri Dessy tergenggam formulir bantuan penanganan khusus (kasus) Tzu Chi, sedangkan tangan kanan memegang pulpen. Tangannya terus mencatat, sementara 3 rekan Tzu Ching dan relawan Tzu Chi yang lain bertanya tentang sejumlah point dalam formulir tersebut. Sesekali Dessy juga melontarkan pertanyaan. Yang mereka tanyai adalah pasangan suami istri Dadang (49) dan Hamidah (47). Pasangan suami istri yang tinggal di RT 005/01 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara ini adalah bakal calon penerima bantuan perbaikan rumah Bebenah Kampung di Kelapa Gading yang diadakan oleh Tzu Chi.

Minggu pagi itu, 12 Oktober 2008, diadakan survei penyeleksian calon penerima bantuan perbaikan rumah. Di Kelapa Gading, program Bebenah Kampung rencananya akan merenovasi 100 unit rumah. Dalam survei kali ini, ada 13 anggota Tzu Ching yang berbaur dengan relawan Tzu Chi lainnya. Total ada 40 relawan hari itu. Mereka terbagi dalam 5 kelompok yang melakukan survei terhadap 21 bakal calon penerima bantuan di Kelurahan Sukapura, namun sayang satu rumah sedang ditinggalkan penghuninya sehingga batal disurvei.

Dadang menerima relawan Tzu Chi dalam keadaan tidak terlalu sehat karena bulan puasa lalu ia baru saja jatuh dari tempat tidur hingga pingsan. Hingga kini rasa nyeri di kepala bagian belakang belum hilang. Rumahnya yang terdiri dari 3 kamar ditinggali oleh 6 orang. Walaupun rumahnya kecil dan lebih tepat disebut sebagai rumah petak, lantainya keramik. Ia dapatkan keramik itu dari temannya secara gratis karena ia berprofesi sebagai buruh bangunan. Ketika ditanya apakah mempunyai hutang, Dadang menjawab, “Kalo dicritain, malu saya. Lebih dari 2 juta.” Hutang tersebut tersebar di berbagai tempat. Penghasilannya sebagai tukang bangunan dan anaknya yang menjadi pekerja konveksi tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan sehari-hari mereka. Dessy mencatat semua data tersebut sambil sesekali berdiskusi dengan relawan lain terutama ketika menghitung rasio pendapatan dan pengeluaran Dadang.

foto  foto

Ket : - Di gang-gang sempit seperti inilah calon penerima bantuan Bebenah Kampung tinggal. Kondisi rumah yang
            mulai rapuh dan saling berdesakan menyebabkan kualitas kehidupan mereka kurang baik. (kiri)
         - Di rumah yang sebagian kamarnya telah ambruk ini, Hamdah tinggal bersama anak dan cucunya. Rumah
            tersebut total dihuni oleh 14 orang yang menempati 4 kamar. (kanan)

Sebagai mahasiswa semester 3 jurusan psikologi Universitas Bunda Mulia, pengalaman melakukan survei semacam itu adalah praktek langsung yang sangat mendukung kuliah Dessy. Sebaliknya, ilmu yang didapatnya di bangku kuliah pun mendukung proses survei. Ia menjadi bisa menganalisa apakah orang yang ia survei tersebut jujur atau tidak dalam memberikan data dan keterangan. “(Dengan) belajar psikologi jadi bisa melihat (kejujuran orang yang disurvei) dari cara ngomongnya, lirikannya, terus cara mereka saling komunikasi dengan kita,” terang Dessy. Menurutnya, ia beberapa kali menjumpai orang yang tidak jujur. Cara yang ia pergunakan adalah dengan membolak-balik pertanyaan yang sama. Sering ia jumpai jawaban yang berbeda-beda untuk satu pertanyaan yang sama. Itu artinya kebenaran jawaban tersebut patut dipertanyakan. Keakuratan ini perlu agar bantuan yang akan diberikan Tzu Chi benar-benar tepat di tangan orang yang membutuhkan.

foto  

Ket : - Sebanyak 13 anggota Tzu Ching terlibat dalam survei kali ini. Di usia yang masih muda, mereka bisa melihat
            langsung realita hidup yang tidak mudah sehingga bisa menjadi bekal menghadapi hari depan.

Bagi Dessy, survei semacam ini juga menjadi tempat belajar menghargai berkah yang telah ia miliki. “Kalo kita di rumah kan hidup tenang, makan enak, tapi di sini bisa melihat kehidupan yang apa adanya. Makan aja kadang pakai nasi aking (nasi kering),” ucap gadis yang telah menjadi anggota Tzu Ching sejak September 2007 ini. Ia merasa beruntung karena telah dibesarkan orangtua dengan baik dan memiliki tempat tinggal yang baik pula dibandingkan dengan orang yang ia survei, yang untuk hidup sehari-hari saja sulit sehingga tidak mampu membangun tempat tinggal yang layak.

 

Artikel Terkait

Penyaluran Bantuan Tahap 2 untuk Korban Gempa Majene, Sulawesi Barat

Penyaluran Bantuan Tahap 2 untuk Korban Gempa Majene, Sulawesi Barat

18 Januari 2021

Proses penyaluran bantuan tahap 2 bagi warga terdampak gempa bumi di Majene Sulawesi Barat, kembali dilakukan oleh Tzu Chi yang bekerja sama dengan TNI. Minggu pagi (17/1/2021), sebanyak 20 orang relawan bersama anggota TNI menyiapkan barang yang akan didistribusikan.

Setetes Darah Seribu Kasih

Setetes Darah Seribu Kasih

20 Oktober 2009
Meski telah sering dilakukan, kegiatan donor darah kali cukup berbeda dari biasanya, yakni dengan adanya pengenalan budaya humanis Tzu Chi dan sosialisasi tentang daur ulang yang dilakukan relawan Tzu Chi Bali.
Suara Kasih : Jalan Penuh Cinta Kasih

Suara Kasih : Jalan Penuh Cinta Kasih

06 Januari 2011 Dengan berjalan di arah yang benar, kita dapat membentangkan jalan penuh cinta kasih dan terus melangkah maju dengan mantap.  Dengan menyayangi diri sendiri dan orang lain, maka orang lain pun akan menghormati dan menyayangi kita.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -