Belajar untuk Hidup Sehat

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoMiming sedang berkonsultasi mengenai keadaan matanya pada dokter. Ia berharap mata kanannya dapat melihat kembali.

Manusia sebagai mahkluk sosial yang  saling membutuhkan dalam menjalani kebutuhan selalu dihadapkan pada begitu banyak pilihan dalam menentukan hidup mereka, apakah itu baik atau buruk tergantung kepada pilihan yang mereka pilih. Bila pilihan yang diambil buruk, maka kehidupan akan terasa kejam dan penuh penderitaan. Sebaliknya jika mereka memilih jalan yang benar, maka kehidupan akan terasa indah dan tenteram. Begitu juga halnya dengan para relawan Tzu Chi dalam menebarkan cinta kasih kepada sesama.

Para relawan dapat saja memilih untuk menghabiskan waktu akhir pekan mereka untuk bertamasya bersama keluarga atau pergi berjalan-jalan ke tempat hiburan untuk melepas penat, tetapi mereka dengan tulus dan penuh dedikasi menjalankan apa yang telah dimandatkan oleh Master Cheng Yen, yaitu menyebarkan Mazhab Tzu Chi hingga ke pelosok dunia.

Pada tanggal 22 - 23 Oktober 2011, Tzu Chi mengadakan  Baksos Kesehatan Gigi dan Umum di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor. Di hari pertama, Sabtu 22 Oktober baksos kesehatan ditujukan bagi para santri di Pondok Pesantren Nurul Iman, dan pada hari Minggunya, baksos kesehatan ditujukan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pondok pesantren. Baksos kesehatan bagi para santri Nurul Iman sendiri sudah sering dilakukan, dan untuk pertama kalinya baksos kesehatan diberikan pula kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pondok pesantren.

Para relawan dan tim medis saling membantu dalam menyusun obat, pemeriksaan tensi darah, pengecekan gigi, kontrol di poli umum, dan penyerahan obat untuk pasien. Banyaknya warga sekitar pesantren yang datang mengikuti pengobatan gratis ini mengakibatkan para relawan dan tim medis yang menangani pemberian obat harus bergerak cepat dalam menata obat yang telah ditulis dokter. Beruntung pada baksos ini terdapat seorang apoteker yang handal yang dapat mengarahkan para relawan dan tim medis dalam memilih jenis obat dan dosisnya. Ia adalah Nasandi, relawan yang telah aktif di Tzu Chi sejak tahun 2009 ini datang untuk membantu menyusun obat dan menyiapkan obat. Kegiatan sehari-harinya sebagai apoteker di ERHA klinik membuatnya lebih memahami perihal mengenai obat-obatan. “Sebagai paramedis, saya telah melakukan sumpah untuk membantu masyarakat. Selain itu, dengan datang ke sini saya  merasa ilmu yang saya miliki menjadi lebih berguna dalam membantu banyak orang,” ujar Nasandi yang aktif di He Qi Selatan sebagai Ketua Xie Li 2 Selatan.

foto  foto

Keterangan :

  • Ketua Tzu Chi Tangerang Lu Lian Chu Shijie mengajak para pasien untuk menari bersama menghilangkan rasa bosan dan bersemangat kembali.(kiri)
  • Relawan Tzu Chi dan dr. Ong Chandra memberikan penyuluhan mengenai kesehatan kepada para ibu dan remaja putri. (kanan)

Ingin Dapat Melihat Lagi
Baksos kesehatan ini dinilai sangat tepat sasaran karena warga sekitar pesantren banyak yang tidak mampu untuk menyembuhkan penyakitnya dikarenakan terkendala faktor biaya. Dengan adanya baksos ini mereka (warga sekitar pesantren) yang telah pasrah dengan penyakit yang dideritanya dapat memiliki harapan untuk sembuh kembali. Contohnya Miming (52) yang menderita gangguan penglihatan pada kedua matanya. Dengan hanya mengandalkan penghasilan dari menanam sayuran dan singkong, Miming tidak sanggup untuk berobat ke dokter. ”Kalau kita mau berangkat kemana-mana atau mau nyebrang jalan rasanya ngeri, nggak keliatan kaya disorot lampu gede gitu rasanya,” ujar Miming. Setiap hari bapak 4 orang anak ini harus berjalan dengan sangat pelan, dikarenakan kedua matanya yang telah rusak.

foto  foto

Keterangan :

  • Kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ini diadakan di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa barat. (kiri)
  • Dengan penuh perhatian dokter memeriksa kondisi kesehatan warga. Kondisi ekonomi warga yang terbatas membuat mereka sulit untuk memeriksakan kesehatan ataupun berobat ke dokter. (kanan)

Miming telah merasakan penglihatan yang tidak jelas sejak ia masih duduk di sekolah dasar. Pada saat itu mata kiri Miming sudah tidak berfungsi dengan baik. Ayahnya yang bekerja sebagai penyadap getah karet hanya dapat menafkahi kebutuhan sehari-hari dan tidak mampu membiayai pengobatan mata untuknya. Hingga dewasa dan menikah penglihatan Miming semakin memudar. Beruntung pada tahun 2009 dirinya mengikuti program jalinan kasih di salah satu stasiun televisi terkenal dan menjalani operasi mata pada mata bagian kirinya di Rumah Sakit Aini. Tetapi ternyata kekecewaan dirasakan kembali oleh Miming, karena mata sebelah kirinya tidak dapat disembuhkan. Dengan terus menjalani hidup dalam keremangan, Miming terus berkarya untuk menafkahi istri dan anak-anaknya.

Hingga pada bulan Oktober 2011 ini, Miming mendapat informasi dari RT (rukun tetangga) setempat mengenai baksos kesehatan di Pesantren Nurul Iman yang dibuka untuk umum. Mendengar hal ini Miming pun senang karena kini ia dapat mengobati matanya. Miming berharap dengan adanya baksos kesehatan ini, matanya kanannya dapat kembali melihat dengan jelas. ”Mudah-mudahan dengan ikut baksos ini mata saya bisa sembuh kembali,” ucapnya penuh harap.

Selain baksos kesehatan juga diadakan penyuluhan mengenai kesehatan alat reproduksi wanita kepada para remaja putri dan ibu rumah tangga. Acara ini diadakan karena minimnya pengetahuan para ibu rumah tangga dan remaja putri mengenai penggunaan alat kontrasepsi dan efek samping dari alat kontrasepsi tersebut. “Penyuluhan ini diadakan untuk memberikan penjelasan kepada para ibu hamil dan remaja putri agar mereka mengetahui cara mencegah terjadinya penyakit pada alat reproduksi mereka,” ujar dr. Ong Chandra. Dokter Ong Chandra juga menambahkan jika memang memungkinkan beberapa ibu hamil yang bermasalah akan dirujuk ke klinik untuk mengetahui keadaan kondisi kandungannya lebih lanjut. Diharapkan  dengan adanya kegiatan ini, warga selain dapat mengobati penyakitnya juga bisa melakukan tindakan pencegahan dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat di lingkungannya masing-masing.

 

  
 

Artikel Terkait

Sebuah Pelajaran Hidup yang Berharga

Sebuah Pelajaran Hidup yang Berharga

14 Januari 2016
Jap Kian Liong atau Aliong adalah salah satu penerima bantuan Tzu Chi. Dia tinggal dalam sebuah kamar sempit, di lantai 2 sebuah kelenteng di ruko yang berada di Jalan Sukarela, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.
Tanda Mata untuk Si Kecil Banaran

Tanda Mata untuk Si Kecil Banaran

04 Desember 2017

Menderita hipospadia (lubang kencing tidak terletak di bagian yang semestinya) Ajik yang kini baru berusia 3.5 tahun akhirnya menjalani operasi pertamanya dengan bantuan Tzu Chi dan Dana Everyday.

Menyebarkan Semangat Cinta Lingkungan

Menyebarkan Semangat Cinta Lingkungan

13 Januari 2022

Relawan Tzu Chi Medan menjalin cinta kasih kepada murid sekolah SMU Wiyata Dharma Medan dengan mensosialisasikan pelestarian lingkungan pada Sabtu, 8 Januari 2022.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -