Belajar untuk Selalu Bersyukur
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaPara warga Pademangan Barat bersama relawan Tzu Chi memanjatkan doa bersama agar dunia terhindar dari segala bencana. |
| |
Menanamkan Cinta Kasih “Yayasan Buddha Tzu Chi satu jalur dengan kita (orang Muslim –red), yaitu menanamkan cinta kasih kepada sesama. Tidak boleh seorang Muslim mencaci maki temannya, artinya nenek moyang kita sedunia sama yaitu Nabi Adam A.S dan Siti Hawa,” tegas Habib. Kemudian ia bercerita, pernah datang ke tempatnya, seorang pendeta besar dari India. Habib kemudian memintanya masuk ke dalam masjid. Pendeta itu terharu dan berkata, “Saya ini sudah berumur 72 tahun, belum pernah ada seorang Muslim yang mengajak saya masuk ke dalam Masjid.” Habib kemudian berkata, “Saya yang mengajak Anda untuk masuk masjid.” “Kenapa Anda suruh saya masuk masjid,” tanya pendeta. “Karena Anda adalah orang yang dicintai oleh Allah, dicintai Tuhan,” jawab Habib. “Apa buktinya?” tanya pendeta itu. “Karena Anda dijadikan manusia yang mempunyai akal dan pikiran, karena Anda dicintai Allah, karena Anda dicintai Tuhan,” jawab Habib. Pendeta itu makin terharu dan langsung sujud di dalam masjid. Pendeta itu sangat gembira karena ia diterima oleh sesama manusia walaupun berbeda keyakinannya. “Justru yang mengherankan kyai-kyai di Indonesia,” ujar Habib melanjutkan, “semua marah kepada saya karena mengajak orang di luar Muslim masuk ke dalam masjid, sampai-sampai Gus Dur pun memanggil saya ke rumahnya untuk menanyakan peristiwa itu. “Apakah benar Habib Parung yang mengajak orang non Islam masuk ke dalam masjid?” tanya Gus Dur. “Benar, Gus Dur. Apa tidak boleh, Gus Dur?” tanya balik Habib. “Saya belum ketemu kitabnya,” celetuk Gus Dur. “Bukan kitab, Gus Dur, tapi jilid sekian, halaman sekian ada menyebutkan kalau ada orang yang bukan beragama Islam membangun masjid untuk beribadahnya orang Muslim atau orang Islam itu hukumnya sah. Karena wakaf itu hukumnya umum,” tegas Habib kepada Gus Dur.
Ket :- Para warga Pademangan Barat disambut dengan tepuk tangan dan nyanyian oleh relawan Tzu Chi saat memasuki ruangan GOR Pademangan. (kiri) Belajar Bersyukur Acara ini juga bisa terlaksana berkat kerjasama para relawan Tzu Chi yang sejak siang hari menyiapkan segala sesuatunya. Menurut Yoppy Shixiong yang mengkoordinir kegiatan ini, tujuan dari silaturahmi ini adalah untuk lebih mempererat tali persaudaraan yang lebih erat lagi dan juga untuk memanjatkan doa bersama bagi para korban bencana yang terjadi di Taiwan dan Jawa Barat agar mereka semua diberi kekuatan dan ketabahan. “Kita bersama-sama memanjatkan doa agar dunia terbebas dari segala bencana, dan karena kita sebentar lagi umat Islam akan merayakan hari Lebaran, maka Tzu Chi memberikan bingkisan Lebaran yang diberikan kepada warga yang rumahnya Tzu Chi bantu dan para pekerja kebersihan di lingkungan Pademangan Barat,” ungkap Yoppy. Bantuan tersebut dibagikan kepada 562 kepala keluarga termasuk 75 orang petugas kebersihan dan warga Pademangan Barat. Di tengah acara, relawan Tzu Chi menyiapkan kotak amal bagi warga Pademangan Barat yang berniat dengan tulus ikhlas menyumbangkan dananya untuk para korban bencana. Tak disangka warga Pademangan dengan antusias menyumbangkan dananya untuk para korban bencana, seperti yang dilakukan oleh Sugiarti. Sejak dari rumah ibu tersebut memang sudah berniat menyumbangkan sebagian uangnya walaupun tidak besar jumlahnya. “Saya sengaja nyumbang buat yang di Tasik itu, kasian. Mana mau Lebaran. Mangkanya saya nyumbang. Biar gak gede kan saya udah dibantu ama Yayasan (Tzu Chi), sekarang saya sumbang yayasan untuk bantu yang lain,” tegasnya saat acara usai.
Ket : - Warga Pademangan bersama-sama memeragakan isyarat tangan 'Satu Keluarga' yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi. (kiri) Bantuan tersebut dibagikan kepada 562 kepala keluarga termasuk 75 orang petugas kebersihan dan warga Pademangan Barat. Di tengah acara, relawan Tzu Chi menyiapkan kotak amal bagi warga Pademangan Barat yang berniat dengan tulus ikhlas menyumbangkan dananya untuk para korban bencana. Tak disangka warga Pademangan dengan antusias menyumbangkan dananya untuk para korban bencana, seperti yang dilakukan oleh Sugiarti. Sejak dari rumah ibu tersebut memang sudah berniat menyumbangkan sebagian uangnya walaupun tidak besar jumlahnya. “Saya sengaja nyumbang buat yang di Tasik itu, kasian. Mana mau Lebaran. Mangkanya saya nyumbang. Biar gak gede kan saya udah dibantu ama Yayasan (Tzu Chi), sekarang saya sumbang yayasan untuk bantu yang lain,” tegasnya saat acara usai. Sugiarti adalah salah satu warga yang rumahnya direnovasi dalam program Bebenah Kampung. Sugiarti tinggal di Pademangan sejak tahun 1958. Sebelum dibantu, rumah Sugiarti berada satu meter lebih rendah dari jalan, sehingga jika musim hujan datang, rumahnya selalu terendam air walaupun hujan sudah berhenti. Rumahnya telah rampung dibangun Tzu Chi pada 14 November 2008. Sudah setahun ini ia bersama suaminya yang sopir taksi dan 3 orang anaknya menempati rumah yang layak untuk dihuni. Tzu Chi memang tidak hanya selalu membantu dalam hal materi, namun juga membina mental para penerima bantuan untuk tidak selalu mengharap bantuan dari orang lain. Itu yang terjadi dengan warga Pademangan Barat, seperti yang terjadi dengan Sugiarti ini. Ia dulu dibantu oleh Tzu Chi tapi kini ia ikut membantu sesama yang lebih membutuhkan. Tzu Chi telah mengadakan program Bebenah Kampung di Dadap, Pademangan Barat, dan Kelapa Gading. Di Pademangan Barat sendiri, Tzu Chi telah merenovasi sebanyak 220 unit rumah warga yang tidak layak huni. Pembangunan dimulai pada awal tahun 2007, hingga saat ini masih ada rumah yang dalam pengerjaan. Menurut Yoppy, banyak perubahan sikap yang positif yang terjadi di masyarakat Pademangan sejak adanya Bebenah Kampung. “Sekarang warganya lebih hidup bertetangga, kalau dulu masa bodo aja, dan tingkat kriminal juga turun hingga 40%. Ini Kapolsek Pademangan Barat sendiri yang ngomong,“ ungkap Yoppy. Setelah program Bebenah Kampung ini selesai, nantinya Tzu Chi akan terus membina warga Pademangan Barat dengan program kebersihan.
| ||
Artikel Terkait
Bersinergi Bersama, Mewujudkan Impian yang Mulia
30 Agustus 2019Rabu, 28 Agustus 2019, 17 murid dengan didampingi guru beserta Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan relawan pendamping mengunjungi Tzu Chi Center untuk menyerahkan hasil donasi dari para murid dan guru untuk pembangunan Tzu Chi Hospital.
Dharma Secangkir Teh
07 Desember 2016Setiap etiket di Cha Dao harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketenangan jiwa barulah bisa mendapatkan secawan teh yang harum. Hal ini dilakukan pada sesi Jing Si Cha Dao dalam kegiatan festival budaya humanis Tzu Chi pada 4 Desember 2016.