Belajar untuk Selalu Bersyukur

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 

fotoPara warga Pademangan Barat bersama relawan Tzu Chi memanjatkan doa bersama agar dunia terhindar dari segala bencana.

Jalinan silaturahmi relawan Tzu Chi dengan warga Pademangan Barat, Jakarta Utara terus berlanjut. Tanggal 12 September 2009, sekitar 562 orang yang terdiri dari petugas kebersihan lingkungan Pademangan Barat dan warga yang rumahnya direnovasi dalam program bantuan Bebenah Kampung, hadir dalam acara doa bersama dan pemberian bingkisan cinta kasih untuk menyambut hari raya Lebaran.

Sejak sore hari, warga Pademangan Barat secara berkelompok datang memasuki Gedung Olah Raga (GOR) Pademangan yang terletak bersebelahan dengan kantor kecamatan Pademangan Barat. Di pintu masuk gedung, warga disambut oleh relawan Tzu Chi dengan nyanyian Selamat Datang di Tzu Chi yang berbaris membentuk pagar betis. Senyum, sapa, dan jabat tangan menghiasi kedatangan warga.

Menanamkan Cinta Kasih
Acara ini dihadiri oleh pemerintah Pademangan Barat yang diwakili oleh wakil lurah Pademangan Barat dan Habib Saggaf, pendiri Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor. Acara doa bersama ini diawali dengan siraman rohani oleh Habib Saggaf yang mengajak umat manusia khususnya warga Pademangan untuk menjalankan rasa sayang dan cinta kasihnya kepada sesama. Habib bercerita tentang keinginannya untuk datang bertatap muka dengan warga Pademangan karena ia mendapat informasi dari relawan Tzu Chi bahwa warga Pademangan orangnya tulus dan ikhlas sehingga Tzu Chi dengan mudah membangun perumahan warga Pademangan.

“Yayasan Buddha Tzu Chi satu jalur dengan kita (orang Muslim –red), yaitu menanamkan cinta kasih kepada sesama. Tidak boleh seorang Muslim mencaci maki temannya, artinya nenek moyang kita sedunia sama yaitu Nabi Adam A.S dan Siti Hawa,” tegas Habib. Kemudian ia bercerita, pernah datang ke tempatnya, seorang pendeta besar dari India. Habib kemudian memintanya masuk ke dalam masjid. Pendeta itu terharu dan berkata, “Saya ini sudah berumur 72 tahun, belum pernah ada seorang Muslim yang mengajak saya masuk ke dalam Masjid.” Habib kemudian berkata, “Saya yang mengajak Anda untuk masuk masjid.” “Kenapa Anda suruh saya masuk masjid,” tanya pendeta. “Karena Anda adalah orang yang dicintai oleh Allah, dicintai Tuhan,” jawab Habib. “Apa buktinya?” tanya pendeta itu. “Karena Anda dijadikan manusia yang mempunyai akal dan pikiran, karena Anda dicintai Allah, karena Anda dicintai Tuhan,” jawab Habib. Pendeta itu makin terharu dan langsung sujud di dalam masjid. Pendeta itu sangat gembira karena ia diterima oleh sesama manusia walaupun berbeda keyakinannya.

“Justru yang mengherankan kyai-kyai di Indonesia,” ujar Habib melanjutkan, “semua marah kepada saya karena mengajak orang di luar Muslim masuk ke dalam masjid, sampai-sampai Gus Dur pun memanggil saya ke rumahnya untuk menanyakan peristiwa itu. “Apakah benar Habib Parung yang mengajak orang non Islam masuk ke dalam masjid?” tanya Gus Dur. “Benar, Gus Dur. Apa tidak boleh, Gus Dur?” tanya balik Habib. “Saya belum ketemu kitabnya,” celetuk Gus Dur. “Bukan kitab, Gus Dur, tapi jilid sekian, halaman sekian ada menyebutkan kalau ada orang yang bukan beragama Islam membangun masjid untuk beribadahnya orang Muslim atau orang Islam itu hukumnya sah. Karena wakaf itu hukumnya umum,” tegas Habib kepada Gus Dur.

 

foto  foto

Ket :- Para warga Pademangan Barat disambut dengan tepuk tangan dan nyanyian oleh relawan Tzu Chi saat             memasuki ruangan GOR Pademangan. (kiri)
         - Habib Saggaf dalam ceramahnya mengajak umat manusia untuk selalu mencurahkan kasih sayang dan             rasa kepeduliannya kepada sesama makhluk di dunia.  (kanan)

Belajar Bersyukur
Dalam kesempatan itu Habib mengajak warga Pademangan untuk berdoa bersama untuk Master Cheng Yen serta anggota dan relawan Tzu Chi agar dipanjangkan umur, diberi kesehatan dalam hidupnya, dimurahkan rezeki, dan selalu diberikan kesenangan dalam menjalankan kehidupan. Bagi para korban bencana angin topan di Taiwan dan gempa di Jawa Barat mudah-mudahan Allah SWT memberikan bantuan yang terbaik serta diberi kekuatan dan ketabahan. Untuk para korban yang wafat mudah-mudahan Allah menerima arwahnya di sisi Allah SWT. Untuk itu Habib mengajak kita untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena kalau kita tidak bersyukur kepada Allah, kita akan diuji dicoba agar kita sadar untuk menjadi orang yang selalu bersyukur.

Acara ini juga bisa terlaksana berkat kerjasama para relawan Tzu Chi yang sejak siang hari menyiapkan segala sesuatunya. Menurut Yoppy Shixiong yang mengkoordinir kegiatan ini, tujuan dari silaturahmi ini adalah untuk lebih mempererat tali persaudaraan yang lebih erat lagi dan juga untuk memanjatkan doa bersama bagi para korban bencana yang terjadi di Taiwan dan Jawa Barat agar mereka semua diberi kekuatan dan ketabahan.

“Kita bersama-sama memanjatkan doa agar dunia terbebas dari segala bencana, dan karena kita sebentar lagi umat Islam akan merayakan hari Lebaran, maka Tzu Chi memberikan bingkisan Lebaran yang diberikan kepada warga yang rumahnya Tzu Chi bantu dan para pekerja kebersihan di lingkungan Pademangan Barat,” ungkap Yoppy.

Bantuan tersebut dibagikan kepada 562 kepala keluarga termasuk 75 orang petugas kebersihan dan warga Pademangan Barat. Di tengah acara, relawan Tzu Chi menyiapkan kotak amal bagi warga Pademangan Barat yang berniat dengan tulus ikhlas menyumbangkan dananya untuk para korban bencana. Tak disangka warga Pademangan dengan antusias menyumbangkan dananya untuk para korban bencana, seperti yang dilakukan oleh Sugiarti. Sejak dari rumah ibu tersebut memang sudah berniat menyumbangkan sebagian uangnya walaupun tidak besar jumlahnya. “Saya sengaja nyumbang buat yang di Tasik itu, kasian. Mana mau Lebaran. Mangkanya saya nyumbang. Biar gak gede kan saya udah dibantu ama Yayasan (Tzu Chi), sekarang saya sumbang yayasan untuk bantu yang lain,” tegasnya saat acara usai.

foto  foto

Ket : - Warga Pademangan bersama-sama memeragakan isyarat tangan 'Satu Keluarga' yang dibawakan oleh             relawan Tzu Chi. (kiri)
         - Habib Saggaf ikut memeragakan isyarat tangan yang ditampilkan oleh relawan Tzu Chi di depan warga             Pademangan yang memadati GOR. (kanan)

Bantuan tersebut dibagikan kepada 562 kepala keluarga termasuk 75 orang petugas kebersihan dan warga Pademangan Barat. Di tengah acara, relawan Tzu Chi menyiapkan kotak amal bagi warga Pademangan Barat yang berniat dengan tulus ikhlas menyumbangkan dananya untuk para korban bencana. Tak disangka warga Pademangan dengan antusias menyumbangkan dananya untuk para korban bencana, seperti yang dilakukan oleh Sugiarti. Sejak dari rumah ibu tersebut memang sudah berniat menyumbangkan sebagian uangnya walaupun tidak besar jumlahnya. “Saya sengaja nyumbang buat yang di Tasik itu, kasian. Mana mau Lebaran. Mangkanya saya nyumbang. Biar gak gede kan saya udah dibantu ama Yayasan (Tzu Chi), sekarang saya sumbang yayasan untuk bantu yang lain,” tegasnya saat acara usai.

Sugiarti adalah salah satu warga yang rumahnya direnovasi dalam program Bebenah Kampung. Sugiarti tinggal di Pademangan sejak tahun 1958. Sebelum dibantu, rumah Sugiarti berada satu meter lebih rendah dari jalan, sehingga jika musim hujan datang, rumahnya selalu terendam air walaupun hujan sudah berhenti. Rumahnya telah rampung dibangun Tzu Chi pada 14 November 2008. Sudah setahun ini ia bersama suaminya yang sopir taksi dan 3 orang anaknya menempati rumah yang layak untuk dihuni.

Tzu Chi memang tidak hanya selalu membantu dalam hal materi, namun juga membina mental para penerima bantuan untuk tidak selalu mengharap bantuan dari orang lain. Itu yang terjadi dengan warga Pademangan Barat, seperti yang terjadi dengan Sugiarti ini. Ia dulu dibantu oleh Tzu Chi tapi kini ia ikut membantu sesama yang lebih membutuhkan.

Tzu Chi telah mengadakan program Bebenah Kampung di Dadap, Pademangan Barat, dan Kelapa Gading. Di Pademangan Barat sendiri, Tzu Chi telah merenovasi sebanyak 220 unit rumah warga yang tidak layak huni. Pembangunan dimulai pada awal tahun 2007, hingga saat ini masih ada rumah yang dalam pengerjaan. Menurut Yoppy, banyak perubahan sikap yang positif yang terjadi di masyarakat Pademangan sejak adanya Bebenah Kampung. “Sekarang warganya lebih hidup bertetangga, kalau dulu masa bodo aja, dan tingkat kriminal juga turun hingga 40%. Ini Kapolsek Pademangan Barat sendiri yang ngomong,“ ungkap Yoppy. Setelah program Bebenah Kampung ini selesai, nantinya Tzu Chi akan terus membina warga Pademangan Barat dengan program kebersihan.

 

 

 

 
 

Artikel Terkait

Bersinergi Bersama, Mewujudkan Impian yang Mulia

Bersinergi Bersama, Mewujudkan Impian yang Mulia

30 Agustus 2019

Rabu, 28 Agustus 2019, 17 murid dengan didampingi guru beserta Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan relawan pendamping mengunjungi Tzu Chi Center untuk menyerahkan hasil donasi dari para murid dan guru untuk pembangunan Tzu Chi Hospital.

Dharma Secangkir Teh

Dharma Secangkir Teh

07 Desember 2016

Setiap etiket di Cha Dao harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketenangan jiwa barulah  bisa mendapatkan secawan teh yang harum. Hal ini dilakukan pada sesi Jing Si Cha Dao dalam kegiatan festival budaya humanis Tzu Chi pada 4 Desember 2016.

Internasional: Membantu Korban Banjir

Internasional: Membantu Korban Banjir

14 November 2011 Mohamad Fadli yang bekerja  di kantor  supplier membantu mengendarai mobil pengangkut barang. “Banjir di Thailand sangat parah. Penduduk di sana sangat menderita. Saya merasa sangat merasa sedih sekaligus bahagia (karena) dapat memberikan bantuan kecil untuk mereka,” kata Mohamad Fadli.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -