Benih Cinta Kasih Bersemai di Rantau Prapat
Jurnalis : Juliana Lie (Tzu Chi Medan), Fotografer : Effendy Leman (Tzu Chi Medan) Tanggal 27 Juli 2008, rombongan relawan Tzu Chi dari Medan mengadakan ramah tamah dengan masyarakat Rantau Prapat, Sumatera Utara. | Rantau Prapat berjarak 288 km dari Medan, adalah kota kecamatan yang juga merupakan ibukota Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, dengan luas wilayah 17.679 hektar dan penduduk sekitar 110.000 jiwa. Sabtu pagi, tanggal 26 Juli 2008, 23 relawan Tzu Chi meninggalkan kota Medan menuju Rantau Prapat dengan menggunakan bus, untuk mengadakan acara ramah tamah dengan warga masyarakat di sana. Selain untuk lebih memperkenalkan Tzu Chi, sekaligus bertatap muka dengan para donatur dan calon donatur Tzu Chi di sana. |
Setelah perjalanan lebih dari 8 jam, sekitar pukul 17.00 WIB relawan tiba di Perguruan Buddhis Jayanti, sebuah sekolah yang terletak dalam komplek Vihara Buddha Jayanti, Jalan Gatot Subroto, Rantau Prapat. Rombongan ini disambut hangat oleh para pengurus vihara yang telah menunggu. Tepat jam 19.30 WIB, acara ramah tamah dimulai. Husin yang mewakili Yayasan Buddha Jayanti menyampaikan harapannya agar kunjungan Tzu Chi ke Rantau Prapat ini dapat mengembangkan cinta kasih dalam hati masyarakat Labuhan Batu. Serangkaian acara disuguhkan kepada lebih dari 100 undangan malam itu, diawali tayangan video sekilas tentang sejarah Tzu Chi. Agar hadirin dapat lebih mengetahui kegiatan sosial yang telah dilakukan Tzu Chi, juga ditayangkan video bantuan kemanusiaan Tzu Chi bagi korban bencana di Sichuan-Tiongkok dan Myanmar. Banyak hadirin terharu menyaksikan kondisi para korban yang sangat membutuhkan uluran bantuan. Ket : - Relawan membuka pula stan penjualan buku-buku Jing-si dan alat makan ramah lingkungan, untuk Ramah tamah ini juga diselingi dengan budaya kemanusiaan Tzu Chi berupa peragaan isyarat tangan, dengan lagu ”Biarkanlah kasih sayang tersebar luas”. Lagu yang juga merupakan latar drama DAAI TV yang berjudul ”Menebar benih kasih” ini, mengesankan banyak undangan terhadap keanggunan gerak tangan dan penampilan insan Tzu Chi yang memperagakannya. Acara juga diisi dengan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen dan diakhiri dengan doa bersama. Seluruh ruangan dipenuhi dengan kehidmatan, mendoakan agar hati manusia dapat disucikan, masyarakat aman tenteram, dan dunia terbebas dari bencana. Chen Hui-chin, seorang hadirin menanggapi positif acara ramah tamah ini, ”Karena sejauh ini yang saya ketahui memang kegiatan Tzu Chi sangat positif sekali, sekarang kita dapat membuktikan sendiri dana yang kita sumbangkan langsung disalurkan dan mengenai sasaran.” Ket : - Sekolah Perguruan Buddhis Jayanti yang satu komplek dengan Vihara Buddha Jayanti menjadi tempat Esok paginya Minggu (27/7), sehabis sarapan bersama dengan pengurus yayasan, seorang wanita bernama Ong Lie-lie (50 tahun) menuturkan bahwa dirinya paling senang menonton Da Ai TV Taiwan. Ketika mengetahui bahwa relawan Tzu Chi hendak datang ke Rantau Prapat, ia menunggu dengan cemas selama 2 hari. Saat sosok berseragam biru putih tiba, Lie-lie merasakan "mimpi menjadi kenyataan", sebab selama ini hanya dapat melihat para "blue angels" di layar TV saja. Kebetulan Ong Lie-lie adalah ketua bidang konsumsi di Vihara Buddha Jayanti. Ia mengatakan merasa bangga dan bahagia dapat memasak untuk insan Tzu Chi. Dari pengakuannya, dulu ketika bekerja membantu di vihara, dalam hati ia sering merasa kesal karena semuanya harus dikerjakan sendiri, tidak banyak orang yang mau membantu. Setelah sering mengikuti ceramah Master Cheng Yen, ia jadi mengerti bahwa dengan banyaknya pekerjaan yang dapat ditanganinya, semua itu merupakan berkah bagi dirinya. Ket : - Sebelum kembali ke Medan, para relawan menempelkan beberapa lembar Kata Perenungan Sebelum kembali ke Medan, relawan menyempatkan untuk menempelkan beberapa lembar poster kata perenungan Master Cheng Yen di sekolah tersebut. Setiap lembar kata perenungan ini melambangkan sebuah benih cinta kasih, berharap setiap orang dapat bertutur kata baik dan mengikrarkan niat baik setiap harinya. | |
Artikel Terkait
Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi
14 Oktober 2016Pada 9 Oktober 2016, kelas kata Perenungan Master Cheng Yen di Depo Mandala, Medan, mengajarkan anak-anak beberapa materi kata perenungan dalam dua bahasa yaitu bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia, di kelas ini juga diajarkan kerajinan tangan, peragaan isyarat tangan (shou yu) dan pelestarian lingkungan.