Benih Cinta Kasih Bersemi di Kota Juang

Jurnalis : Akien (Tzu Chi Aceh), Fotografer : Tanjung Halim

21 November  2015 di pagi hari  sebanyak 10 orang relawan Tzu Chi dengan  mengendarai dua unit mobil berangkat menuju Kabupaten Bireun untuk mengadakan kegiatan ramah tamah dan penuangan celengan SMAT di Bireun.

Banda Aceh, 21 November  2015 di pagi hari  sebanyak 10 orang relawan Tzu Chi dengan  mengendarai dua unit mobil bersiap-siap berangkat menuju Kabupaten Bireun atau yang juga dikenal dengan julukan Kota Juang. Perjalanan dari Banda Aceh ke Kabupaten Bireun menghabiskan  waktu 5 jam. Mereka berangkat dengan tujuan mengadakan kegiatan ramah tamah dan penuangan celengan SMAT di Bireun.

Kegiatan ini terlaksana berawal dari tekad Teo Siau pieng di mana pada akhir 2014 lalu,ia  ikut dalam Kamp Pengusaha di Taiwan. Wanita  asal Bireun ini sangat bersyukur kar ena keinginannya selama bertahun-tahun untuk bertemu Master Cheng Yen dapat terwujud dan sangat beruntung bisa diberikan waktu untuk berbincang dengan Master Cheng Yen dan Beliau berpesan bahwa ia harus pulang dengan membawa benih Tzu Chi untuk Bireun.

Acara SMAT ini dihadiri oleh anak-anak, muda-mudi, orang tua hingga manula. Tidak hanya pengenalan Tzu Chi dan penuangan celengan bambu, tetapi acara yang dipandu oleh Sukirwan dan Yammy ini juga diisi dengan sharing-sharing dari para relawan yang aktif di Tzu Chi.

Dengan membawa pulang amanah Master Cheng Yen, Siau Pieng tidak ingin menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Ia bertekad menebar benih-benih kebajikan di Kabupaten Bireun salah satunya ialah kegiatan SMAT di  Wihara Buddha Bireun. Melihat tekad Siau pieng yang begitu luar biasa memberi suatu semangat bagi relawan Aceh dan relawan Lhokseumawe untuk saling membahu dalam mendukung relawan Bireun menebar benih kebajikan.

Acara SMAT ini dihadiri oleh anak-anak, muda-mudi, orang tua hingga manula. Tidak hanya pengenalan Tzu Chi dan penuangan celengan bambu, tetapi acara yang dipandu oleh Sukirwan dan Yammy ini juga diisi dengan sharing-sharing dari para relawan yang aktif di Tzu Chi. Dalam sharingnya, Asien, relawan yang datang dari Kecamatan Samalanga mengatakan bahwa dia mengenal Tzu Chi melalui DAAI TV dan sangat suka dengan tayangan DAAI TV. Asien sangat kagum dengan Master Cheng Yen yang sangat welas asih dan berkesan dengan kata perenungan Master yang berbunyi  “ Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini, yaitu berbakti kepada Orang tua dan berbuat kebajikan “, oleh karena itu Asien tidak mau ketinggalan dalam berbuat kebajikan turut bersumbangsih melalui celengan Tzu Chi.

Setiap relawan maupun peserta yang hadir menuangkan celengan mereka dengan penuh gembira.

Di akhir acara, para relawan dan murid-murid sekolah minggu Wihara Buddha Bireun berfoto bersama untuk kenang-kenangan.

Arfandy, relawan Tzu Chi juga memberikan sharing bahwa ia ikut Tzu Chi pada awalnya karena diajak oleh Supandi sekadar coba-coba saja. Kegiatan yang pertama kali ia ikuti ialah saat pembagian beras di Belawan dan setelah itu ia sangat terkesan dan semakin bersemangat untuk melangkah bersama Tzu Chi. Saat ini Arfandy bersama para relawan lainnya bersemangat menjalankan visi dan misi Tzu Chi di Lhokseumawe seperti baksos di Langsa, Bazar di Medan dan pembagian masker akibat kabut asap di Lhokseumawe.

Dari Banda Aceh ada Akien yang memberikan sharing bahwa ia dulu adalah seorang Ibu rumah tangga yang setiap hari tugasnya mengurus keluarga, hingga pada akhir tahun 2010 mengalami musibah. Keponakannya meninggal di usia yang sangat muda karena penyakit. Akien sangat terpukul dengan musibah ini dan merasa hidup ini sangat tak berarti. Dalam sekejap harus kehilangan orang yang dicintai, menderita melihat sekeluarga menangisi kepergian keponakannya. Mulai saat itu Akien bertekad di depan Altar Sang Buddha bahwa ia akan menghabiskan sisa hidupnya untuk bersumbangsih untuk orang banyak. Di tahun 2011 Akien mulai berjodoh dengan Tzu Chi. Berawal dari kegiatan penggalangan dana Tsunami Jepang , akhirnya Akien menjadi seorang relawan abu putih hingga saat ini.

Gan en kepada semua relawan Tzu Chi Bireun yang telah mempersiapkan kegiatan, sehingga acara berjalan dengan baik, semoga hati semua manusia tersucikan, masyarakat hidup damai dan sejahtera, dunia bebas dari bencana.

Artikel Terkait

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -