Benih yang Tumbuh di Tanjung Pinang
Jurnalis : Relawan Tzu Chi Batam, Fotografer : Relawan Tzu Chi BatamPara relawan membuka kegiatan dengan menyanyikan lagu"Satu Keluarga" disertai dengan gerakan isyarat tangan untuk menghibur para pasien baksos kesehatan Tzu Chi di Tanjung Pinang. |
| ||
Baksos Kesehatan Batam ke-8 yang diadakan pada tanggal 18 September 2011 ini baru pertama kali diadakan di Senggarang. Dari Batam, para relawan dan dokter pergi dengan menggunakan kapal feri dan akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Pinang, yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan speedboat kecil bermuatan 10 orang untuk menyeberang ke Senggarang. Jarak tempuh hanya kira kira 10 menit melalui laut (melalui jalan darat dibutuhkan waktu 30 menit). Setibanya di Senggarang, para relawan Tzu Chi dan dokter naik ke pelantar (papan panjang) sungai melalui tangga kayu tanpa pegangan. Rumah penduduk berada di kiri dan kanan pelantar yang dibangun di atas laut. Setelah melewati pelantar, rombongan sampai di sebuah jalan darat dan tidak jauh dari sana terdapat sebuah SD Negeri 010 Tanjung Pinang Kota yang akan dijadikan sebagai tempat kegiatan baksos kesehatan. Nomor antrian telah tersedia di pintu masuk. Setiap warga yang ingin berobat akan diberikan nomor antrian. Begitu memasuki sekolah terlihat 2 buah tenda. Ruangan kelas yang dibangun berbentuk huruf “L” dan di depannya terdapat sebuah lapangan berbentuk segi empat yang cukup luas. Satu tenda yang lebih kecil dipasang dekat pintu masuk untuk tempat pendaftaran. Tenda yang lain agak besar dipasang agak ke tengah lapangan supaya para pasien yang sudah mendaftar dapat duduk menunggu panggilan di sana. Terdapat 4 ruangan yang dipakai, yaitu satu ruangan kelas yang dimanfaatkan sebagai gudang logistik, 2 ruangan kelas yang dijadikan poli umum dan KB, serta 1 ruangan kelas yang dijadikan poli gigi. Tempat pengambilan obat ditata di ujung tempat pemeriksaan. Kantin sekolah dipakai sebagai ruang makan. Ketika rombongan tiba, sudah banyak pasien yang menunggu. Relawan dari Tanjung Pinang juga terlihat sibuk di lapangan. Para dokter segera bersiap-siap untuk melayani pasien. Acara baksos kesehatan dibuka dengan menyanyikan lagu “Satu Keluarga” disertai dengan gerakan isyarat tangan yang dilanjutkan dengan membacakan doa. Selanjutnya relawan dari Batam mencoba menghibur para pasien dengan gerakan isyarat tangan dan membagi cerita tentang kisah celengan bambu Tzu Chi. Mendengar kisah tersebut, banyak pasien yang tergerak hatinya untuk ikut bersumbangsih.
Keterangan :
Siang hari, ketika pasien sudah berkurang, sekitar 100 anak-anak sekolah berkumpul di bawah tenda besar. Mereka disuguhi cerita tentang gigi sehat dan cara menyikat gigi yang benar. Kebetulan ada relawan yang bisa bermain sulap, maka anak-anak disuguhi permainan sulap. Kemudian semua anak-anak dibagikan peralatan kebersihan gigi, seperti sikat gigi, pasta gigi, gelas plastik, dan handuk. Lalu semuanya berbaris rapi untuk mempraktikkan sikat gigi yang benar. Kebanyakan relawan Tzu Chi Tanjung Pinang masih mengenakan seragam rompi dan umumnya baru pertama kali ikut kegiatan Tzu Chi. Namun mereka terlihat telah terkoordinir dengan rapi, setiap relawan mengerjakan tugasnya sendiri dengan tekun. Masakan vegetarian yang mereka sediakan juga sangat enak. Semoga para relawan ini adalah benih-benih yang akan tumbuh menjadi pohon besar yang kokoh berakar di Tanjung Pinang. Ketika koordinator baksos kesehatan menyampaikan untuk menutup pendaftaran mengingat hari sudah mulai sore dan para dokter serta relawan Tzu Chi Batam harus pulang dengan feri pada pukul 16.00 WIB, relawan Tzu Chi Tanjung Pinang yang bertugas di meja pendaftaran merasa enggan untuk menutup pendaftaran karena tidak rela kegiatan ini berakhir. Total pasien yang mengikuti baksos hari itu tercatat 422 orang poli umum, 23 orang KB, dan 189 orang poli gigi. Pembagian beras ini berlangsung hingga jam 1 siang, dimana semuanya merasa sangat bahagia walau sudah bekerja dari pagi. Sambil menunggu warga yang masih datang, satu per satu relawan juga membersihkan tempat kegiatan. Beras yang dibagikan akan habis pada masanya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Acara baksos ditutup dengan laporan dari koordinator baksos kesehatan ini, Siha Shixiong, yang mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan baksos ini, terutama kepada pihak SD Negeri 010 Tanjung Pinang Kota yang telah meminjamkan tempat kepada Yayasan Dharma Sasana Senggarang yang telah meminjamkan tenda dan kursi, serta kepada aparat setempat yang telah memberikan izin untuk mengadakan baksos kesehatan ini. Relawan akhirnya mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan isyarat tangan ”kam sia” (terima kasih). Lurah yang hadir pada saat penutupan menyampaikan rasa syukurnya atas baksos ini, dan terkesan dengan isyarat tangan yang dibawakan relawan dan mengingatkan kita untuk juga turut menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai wujud kesatuan dan persatuan kita. | |||